BRIN Ajak Petani Desa Berinovasi

Dilihat 1171 kali
Forum Diskusi dan Monev Program Inovasi Berbasis Desa di Gapoktan Ngudi Makmur.

BERITAMAGELANG.ID - Forum Diskusi dan Monev Program Inovasi Berbasis Desa di Gapoktan Ngudi Makmur, digelar di Rumah Kemas Beras Organik Sri Hartati, Desa Butuh, Kecamatan Sawangan, Magelang, Kamis (13/10/2022). Forum Diskusi dan Monev Program Inovasi Berbasis Desa di Gapoktan Ngudi Makmur dipelopori oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).


Hal tersebut menindaklanjuti keberhasilan Gapoktan Ngudi Makmur Wates Dukun Magelang dengan komoditas unggulan Beras Organik pada Program Desa Berinovasi yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional pada tahun 2021. Kegiatan ini digelar dalam rangkaian Rapat Koordinasi Nasional Pembudayaan Literasi, Inovasi, dan Kreativitas Berbasis Desa yang diselenggarakan oleh Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Kemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. 


Hal ini juga sebagai upaya untuk mengidentifikasi potensi kolaborasi dan dukungan K/L bagi pengembangan kegiatan dari Gapoktan Ngudi Makmur ke depannya dalam bentuk kegiatan. Pengembangan inovasi berbasis Desa yang digagas oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bertujuan untuk memberikan stimulan kepada masyarakat di desa dalam pengembangan produk unggulan dengan berbasis riset, inovasi, dan teknologi. 


Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk maupun jasa unggulan masyarakat dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian masyarakat desa.


Gapoktan Ngudi Makmur dengan luasan lahan organic mencapai 107,05 hektar dan jumlah petani 363 orang yang didampingi oleh BRIN, Universitas Negeri Semarang, PT Nestra Kottama Indonesia, INNOBITZ Foundation, dan Dinas Pertanian telah berhasil membangun ekosistem inovasi melalui sinergi berbagai pihak, baik pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat.


Perwakilan LPPM UNNES, Dr. Eka Yuli Astuti, berharap budaya iptek dan inovasi akan tumbuh, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai tambah produk unggulan desa, sehingga dapat memulihkan perekonomian nasional, khususnya masyarakat desa. 


"Berkat terciptanya ekosistem ABCG (Akademisi, Business, Community, Government) dan penggunaan teknologi pengolahan padi organik serta pembuatan pupuk organik ini Ngudi Makmur terpilih sebagai Pelaksana Program Inovasi Berbasis Desa Terbaik Pertama se-Indonesia menyisihkan ratusan pelaksana program lainnya," ucap Dr. Eka Yuli Astuti.


Koordinator Pelaksana Fungsi Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Masyarakat, Eka Gandara, memimpin FGD yang dihadiri oleh delapan kementerian dan lembaga tersebut. Kepala Pusat Riset Teknologi Pangan, Satrio Krido Wahono, menyatakan salah satu nilai lebih program yang dilaksanakan di Gapoktan Ngudi Makmur adalah implementasi pemberdayaan masyarakat.


"Tujuannya dapat memberikan dampak yang seluas-luasnya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat petani," jelas Satrio.


Perwakilan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Dani, menyatakan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian bukan hal mudah.


"Tantangannya adalah 74,6% petani berusia di atas 50 tahun, sehingga program Desa Berinovasi ini sangat efektif untuk menarik minat petani millennial dan zillenial," ungkap Dani.


Dewan Pembina Gapoktan Ngudi Makmur, Sigit Ismaryanto, berharap dengan adanya kegiatan ini akan membantu mewujudkan impian kelompoknya untuk mewujudkan pembangunan Rumah Pengolah Beras Organik Integrated Rice Milling Plant yang menerapkan teknologi pasca panen padi terkini.  


"Kegiatan ini diharapkan dapat membantu Gapoktan Ngudi Makmur untuk meningkatkan produktivitasnya. Dimana keberhasilan Gapoktan Ngudi Makmur diharapkan dapat menginspirasi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi desanya berbasis potensi lokal," tutur Sigit.


Turut hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Badan POM, Perpustakaan Nasional, Dinas Pertanian Prov. Jawa Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang, Universitas Negeri Semarang dan Universitas Tidar Magelang, BNI Magelang, Yayasan Innobitz, Yayasan Agro Techno Preneur Indonesia dan Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LESOS).


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar