BERITAMAGELANG.ID - Para pelari dari lima negara asing dan Indonesia mengikuti Mesastila Rails to Trails 16 K yang berlangsung Minggu (15/3/2020). Kali ini mereka melewati jalur unik yakni sepanjang rel kereta api Ambarawa Bedono sejauh 11 km.
"Namun ada juga yang melintasi lahan sawah, perkebunan kopi dan perkampungan penduduk," kata General Manager Mesastila Resort & Spa, Sugeng Sugiantoro.
Jumlah pelari baik dari Indonesia maupun mancanegara mencapai 180 orang.
Sugeng menjelaskan, para pelari start dari Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang dan finish di bangunan Stasiun Mayong- Losari yang dijadikan sebagai front office Mesastilla Resort di Desa Losari Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
Menurut Sugeng, Mesastila Rails to Trails merupakan cikal bakal Mesastila Peaks Challenge tersebut. Sebelumnya sudah pernah dilaksanakan sejak 2011 hingga 2015 silam.
Ia menambahkan, kegiatan tersebut dilaksanakan wujud kepedulian dari
manajemen Mesastila Resort & Spa Magelang dalam rangka pengembangan wisata olahraga di Provinsi Jawa Tengah.
Rute yang dilalui sangat menarik dan
menantang.
âYakni melintasi jalur rel kereta api bergerigi dan satu-satunya di Indonesia,â katanya.
Sugeng menjelaskan, sebenarnya para peserta yang telah mendaftarkan
diri untuk mengikuti kegiatan tersebut tercatat 310 orang, baik dari Indonesia maupun mancanegara. Namun, dalam kurun waktu dua minggu menjelang pelaksanaan, jumlah peserta yang memastikan diri untuk ikut hanya 180 orang.
âDari Indonesia sendiri yang ikut berasal dari 37 kota," terangnya.
Sedangkan dari mancanegara tercatat ada enam yang berasal dari Jerman, Perancis, Australia dan Inggris.
Race Director Mesastila Rails to Trails 16 K, Agus Budi Santoso menambahkan, lomba lari ini sangat unik karena melewati rel yang dibangun tahun 1873 ini.
Dari 16 kilometer jarak yang ditempuh, pelari harus melewati tantangan berlari di atas rel kereta api yang masih aktif sekitar 4 kilometer. Medannya juga menanjak, mulai dari Jambu hingga Stasiun Bedono. Rel kereta api yang dilalui yakni rel bergerigi yang hanya ada tiga di dunia, selain Indonesia juga di India dan Swiss.
Agus yang juga menjabat sebagai
Fitness &Special Aktivitas Manager Meaastila Resort and Spa, menambahkan, lomba lari ini dibagi dalam empat kategori, yakni, Open Male, Open Female (di bawah umur 40 tahun) dan Master Male dan Master Female (di atas umur 40 tahun).
Keluar sebagai juara di nomor open male, Maju Jaya Manurung dengan catatan waktu 1 jam lebih 10 menit, 52 detik, disusul Romario da Loma (1 jam lebih 12 menit, 35 detik) dan Suprapto (1 jam lebih 13menit, 28 detik).
Di nomor open female, Ruth Theresia berhasil meraih juara pertama setelah mencatatkan dirinya dengan waktu 1 jam lebih 42 menit, 24
detik, disusul Anidya Dian (2 jam lebih 8 menit, 12 detik) dan Miriam Atlman (Jerman) di tempat ketiga dengan catatan waktu 2 jam
lebih 13 menit, 33 detik.
Sedangkan di nomor master male, juara pertama diraih Budi Irawan dengan catatan waktu 1 jam lebih 18 menit, 3 detik. Kemudian di tempat kedua, Wahyu (1 jam lebih 22 menit, 16 detik) dan Tyas Abdilah (1 jam lebih 26 menit, 49 detik).
Di nomor master female, pelari Siti Muawamah mencatat waktu tercepat
dengan 1 jam lebih 43 menit, 40 detik, kemudian Musriatun di tempat
kedua dengan catatan waktu 1 jam lebih 49,33 detik dan Bekti Utami (2 jam lebih 34 menit, 49 detik).
0 Komentar