Gus Pur, Dalang Wayang Godhong

Dilihat 3351 kali
Gus Pur, saat Pementasan Wayang Godhong di Pencanangan Kampung Pancasila Pringapus, Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang 2022.

BERITAMAGELANG.ID-Nama dan karyanya sering terdengar di kalangan seniman, budayawan dan masyarakat. Karyanya begitu nyentrik berbeda dengan kebanyakan karya lain. Adalah Wayang Godong milik Gus Pur yang sebenarnya sudah lama menjadi perbincangan publik. Gus Pur dikenal sebagai nama panggung, nama asli Gus Pur adalah Agus Purwantoro. Dia Tinggal di Kampung dengan pesona hamparan sawah dan udara sejuk di Pringapus, Kalisalak, Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Wayang godhong menjadi karyanya, cerita-cerita yang dibawakan khas dalam setiap pementasan.

Ayah dari 5 anak ini mengungkapkan, wayang godhong muncul pada tahun 2010, terinspirasi dari waktu membuat disertasi doktor. Diberi nama wayang godhong supaya lebih arif. Inilah yang menjadi pijakan untuk mengajak semua orang untuk mengimplementasikan. Wayang godhong terbuat dari berbagai daun kering, seperti daun tembakau, daun cengkeh, atau daun kopi.

Secara fungsinya wayang godhong merupakan sarana menyampaikan informasi, dan secara filosofinya wayang godhong ini merupakan sebuah pemikiran Gus Pur tentang seseorang bagaimana mengungkapkan rasa syukurnya kepada sang pencipta, kemudian memaknai bagaimana seseorang harus menjalani kehidupan dengan baik.

"Wayang godhong itu berawal dari tumbuh-tumbuhan, Godhong itu 'Nyadong'. Nyadhong itu memohon atau berdoa. Seperti umat manusia daun pun berdoa, semua dedaunan menengadah keatas, lihatlah dan rasakan tidak ada daun yang terbalik bahkan bertasbih. Semua dedaunan berzikir dihembus dengan desiran angin," ucapnya.

Gus Pur juga menambahkan, bagaimana dengan kita manusia. Awalnya dari khawitan. Khawitan adalah awal mula kehidupan. Dalam tafsir wayang godhong oyot adalah ayat. Dalam menjalani kehidupan silahkan manusia memantapkan mana yang akan menjadi pedoman atau ayatnya yang diyakini masing-masing.

Tokoh Gus Pur dan tokoh Bu Rina, adalah 2 tokoh yang selalu ada di setiap pementasan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat mengenal tokoh tersebut. Karakternya di gambarkan dengan sederhana, sebagai orang kecil dengan ukuran wayang kecil.

Wayang dibuat dari fiber dilukis sebagai dasar, kemudian dedaunan yang sudah dikeringkan sebagai motif dan bahan utamanya. Beberapa perform Gus Pur antara lain tampil dalam acara seminar internasional, Dies Natalis ke-39 UNS tahun 2015, Pembukaan Budaya Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret (FSRD UNS) Surakarta tahun 2017, Pertunjukan secara daring dan luring di Aula SMK Satya Pratama tahun 2021 dan dibeberapa kegiatan lainnya. Beberapa waktu yang lalu Gus Pur juga tampil di acara Pencanangan Kampung Pancasila, di Pringapus, Kalisalak. Gus Pur berkolaborasi dengan 2 dalang lainnya menyelenggarakan Pagelaran semalam suntuk.

"Sebelum pentas kemarin, saya bersama para pengrawit menyempatkan diri membuat gending Pancasila untuk acara pencanangan Kampung Pancasila," kata Gus Pur.

Selain terampil menjadi dalang, Gus Pur juga terampil dalam melukis. Hal ini terbukti dari banyak lukisan terpampang di sanggarnya. Dia juga masih aktif mengajar sebagai dosen seni di Universitas 11 Maret Surakarta (UNS). Tertarik dengan Wayang Godhong dan kegiatan yang dijalani Gus Pur, silahkan mampir ke sanggarnya. Sanggar Anggun Bambu, Tirta Amerta terletak di Pringapus, Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.


Baca Berita Lainnya :

Bupati Magelang Canangkan Kampung Pancasila Secara Serentak

Petani Muda kalisalak Budi Daya Padi Lokal Organik Sri Mulyo

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar