Menelisik Pangan Sebagai Sumber Kehidupan

Dilihat 853 kali
Air sebagai tema Hari Pangan Sedunia tahun 2023 menandakan bahwa air yang mengalir ke segala penjuru dapat menjadikan sumber kehidupan dan pencerahan kepada semua umat manusia.

Sebagaimana diketahui pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma tahun 1996 yang menegaskan bahwa  setiap orang memiliki hak untuk  akses pada makanan yang aman dan bergizi, sesuai dengan hak atas kecukupan pangan dan hak dasar setiap orang untuk bebas dari kelaparan.


Tidak bisa dipungkiri, pangan mempunyai peran penting bagi kehidupan suatu bangsa, sebagai suatu kebutuhan dasar. Pangan yang tidak tersedia dalam skala cukup, terlebih lagi ketersediaannya lebih kecil dikomparasikan dengan kebutuhan, imbasnya akan terjadi ketidakstabilan ekonomi yang membahayakan stabilitas nasional.


Hal tersebut juga tertuang dalam UU No 18 tahun 2012 tentang pangan yang menegaskan bahwa ketahanan pangan sebagai suatu kondisi dimana setiap orang sepanjang waktu, baik fisik maupun ekonomi, memiliki berbagai relasi maupun akses pangan memadai, cukup, bergizi, dan aman guna memenuni kebutuhan sehari-hari sesuai dengan kebutuhannya.


Hari Pangan Sedunia


Setiap tanggal 16 Oktober seluruh bangsa di dunia telah sepakat memperingati hari pangan. Adapun secara historis, Hari Pangan Sedunia ini bermula dari konferensi FAO ke-20 pada November 1976 di Roma yang memutuskan untuk dicetuskannya Resolusi Nomor 179 mengenai World Food Day tersebut.


Resolusi tersebut akhirnya disepakati oleh 150 negara anggota FAO (Organisasi Pangan PBB), termasuk Indonesia dan menetapkan bahwa mulai tahun 1981 setiap negara anggota memperingati Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober bertepatan dengan berdirinya FAO. Kemudian sejak tahun 2014, peringatan ini telah digunakan untuk mempromosikan gagasan memberi makan dunia dan mengurangi kemiskinan di negara tertentu (https://news.detik.com)


Pada tahun ini Hari Pangan Sedunia mengambil tema Water is life, water is food. Leave no one behind (Air adalah kehidupan, air adalah makanan. Jangan tinggalkan siapa pun). Opsi  dari tema ini yang dipilih dengan didasari bahwa di mana pun air memiliki peran dan fungsi signifikan dalam kehidupan manusia. Air ini yang menjadi kekuatan pendorong bagi manusia, perekonomian, dan alam serta fondasi pangan bagi semuanya (https://news.detik.com).


Tema tersebut mengisyaratkan bahwa tujuannya yang ingin dicapai yaitu semua umat di dunia perlu bijaksaan dalam pengelolaan air seiring dengan dinamika global yagn terjadi di dunia, seperti pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, pemanasan global yang mengancam tersedianya air. Untuk itu air perlu dikelola dengan bijaksana dengan penuh kesadaran oleh seluruh umat manusia di dunia. Tanpa air yang cukup, sudah dipastikan dunia akan menghadapi malapetaka.


Dalam konteks kebudayaan air merupakan sumber kehidupan dan menjadi simbol awal lahirnya sebuah kehidupan. Air dapat dimaknai sebagai mantra budaya pendorong lahirnya peradaban. Peradaban memroduksi berbagai bentuk budaya yang mampu menjelaskan nilai, pengetahuan, tradisi, serta pandangan dunia sebagai sebuah kolektif maupun individu terhadap air.


Dalam kosmologi budaya Jawa patirtan atau mata air punya arti penting. Patirtan bisa berupa sumur, belik, sungai, danau dan laut. Air selain dimanfaatkan untuk kebutuhan kehidupan seperti minum, mandi, memasak, mencuci juga untuk irigasi dan kebutuhan lainnya yang sangat menunjang pada ketersediaan sumber pangan bagi manusia. Oleh para leluhur, air juga difungsikan dalam upacara ritual siraman pada upacara pengantin di Jawa, dengan maksud pengantin dapat disucikan dengan air yang manyiram tubuh mereka, dan siap memasuki bahtera rumah tangga. Selain itu juga untuk tirta perwitasari (air inti yang paling bersih) dalam acara jamasan (siraman) pusaka atau tosan aji (Javanologi, 2021). 


Tak berlebihan apabila air dalam konteks budaya menjadi sumber kehidupan yang sangat hakiki. Di samping itu, air juga memiliki nilai filosofis yang sarat akan tuntunan moral, di antaranya, pertama, air selalu mengalir dari hulu yang lebih tinggi ke hilir yang lebih rendah. Hal itu menandakan bahwa dalam kehidupan, kita perlu selalu rendah hati. Apabila dikorelasikan dengan sifat kepemimpinan, pemimpin tersebut perlu mengedepankan sikap melayani menjadi penutan atau contoh masyarakatnya.


Kedua, air itu selalu mengisi ruang-ruang yang kosong. Dalam menjalani kehidupan manusia perlu selalu instrospeksi diri, mengisi ruang-ruang jiwa dan hati dengan hal-hal positif dan menjadi penyejuk bagaikan air. Dengan sifat seperti itu, diharakan kita dapat sering berbagai dan bermanfaat bagi sesama.


Ketiga, air selalu menghilir ke muara. Dalam menjalani kehidupan kita seyogianya memiliki tujuan hidup dan konsisten menjalaninya. Muara dari kehidupan manusia dengan segala pergumulan di dunia, pada akhirnya juga akan kembali kepada Sang Pencipta. Untuk itu manusia perlu menyeleraskan hidupnya sesuai dengan filosofis air, yang terus mengalir sembari menanamkan kebaikan kepada sesama hidup.


Tanggung Jawab Bersama


Tema Hari Pangan Sedunia yang menekankan pada tema air sebagai sumber kehidupan, menandakan bahwa pangan akan dapat tercukupi apabila semua umat manusia ikut menjaga agar keberadaan air sebagai sumber utama menghasilkan pangan tetap terus tersedia dan berkecukupan.


Indikatornya tak lain adalah, menempatkan air sebagai sumber pencerahan dan berkeadilan. Jangan sampai air malah menimbulkan perpecahan, seperti pembagian air pada saluran irigasi yang mengalir ke berbagai daerah untuk mengairi sawah, kadang apabila tidak dikelola secara profesional dan berkeadilan akan menimbulkan konflik di masyarakat.


Tanggung jawab bersama seluruh komponen masyarakat, di Hari Pangan Sedunia ini menjadi kata kunci agar tujuan awal ditetapkannya pertama kali yakni meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat akan pentingnya penanganan masalah pangan dapat terealisasi.


Di hari Pangan Sedunia tahun 2023 ini, kita juga diingatkan untuk tetap menjaga komitmen agar ketahanan pangan tetap terkondisikan dengan baik dengan saling bekerja sama dengan semua pihak dilandasi niat tulus, sebagaimana filsafat air yang mengalir tiada henti, bahkan bergabung menjadi satu dengan anak-anak sungai. Maksudnya hal tersebut melambangkan persatuan yang kuat. Ketika kita hidup berbangsa dan bernegara, hendaknya perlu saling bekerja sama, bersatu, tolong menolong, saling peduli, dan mengedepankan semangat gotong royong untuk mencapai tujuan bersama.


Selamat Hari Pangan Sedunia Tahun 2023.

 

(Oleh: Ch. Dwi Anugrah, Ketua Sanggar Seni Ganggadata Jogonegoro, Kecamatan  Mertoyudan, Kab. Magelang)

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar