Pemanfaatan ICT Dalam Pembelajaran

Dilihat 2938 kali

DEWASA ini musuh terbesar dari dunia pendidikan di Indonesia adalah adanya keengganan dari para pelaku pendidikan untuk introspeksi dan berbenah diri guna menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan mengajar. Sikap enggan tersebut karena ada perasaan takut akan ketidakjelasan hasil yang akan diperoleh jika perubahan dilakukan. 

Hambatan terbesar pada umumnya datang dari dalam diri masing-masing pelaku pendidikan karena tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk menggerakkan seluruh jiwa dan raga dalam menjalankan berbagai perubahan yang dibutuhkan, terutama dalam pemanfaatan ICT (Information Communication & Technology) dalam proses pembelajaran. Alasan klasik dari keengganan ini akibat kesalahpahaman atau kesalahpersepsian mengenai keberadaan dan kehadiran ICT di institusi pendidikan masing-masing.

Padahal dunia pendidikan sebagai sebuah proses untuk mencerdaskan peserta didik tidak terlepas dari jangkauan perkembangan ICT. Bahkan lembaga dunia UNESCO menilai bahwa dampak terbesar dari perkembangan ICT di dunia ini justru pada dunia pendidikan. Dampak dari implementasi ICT dalam dunia pendidikan secara revolusioner terjadi pada proses transformasi besar-besaran dalam proses belajar mengajar di sekolah maupun pada lembaga atau institusi pendidikan formal lainnya.

Kehadiran ICT dipastikan akan mendorong terjadinya revolusi dalam bidang belajar mengajar, yaitu:

  • Dari model belajar mengajar yang condong menempatkan guru sebagai pusat perhatian, berubah menjadi pola pembelajaran di mana peserta didik menjadi subjek yang lebih aktif.
  • Dari pola interaksi yang sifatnya hanya satu arah, guru berbicara dan siswa mendengarkan, menjadi suatu model interaksi yang melibatkan seluruh fungsi pancaindra baik dari pihak siswa dan gurunya.
  • Dari perspektif pembelajaran sekedar proses transfer ilmu dari guru kepada seluruh siwa dengan pengalaman yang relatif sama menjadi terjadinya akuisisi terhadap pengetahuan yang bervariasi dan beragam.
  • Dari lingkungan belajar yang monoton menjadi suatu lingkungan yang interaktif dengan menggunakan berbagai media dan fasilitas pendidikan .
  • Dari lokasi pembelajaran yang terisolasi di dalam kelas-kelas atau di laboratorium semata menjadi tempat belajar mengajar yang bervariasi.
  • Dari alur penyampaian pengetahuan yang satu arah, menjadi pertukaran ilmu pengetahuan dan kompetensi yang multi arah
  • Dari mekanisme pembelajaran yang pasif menjadi sangat aktif karena terjadinya komunikasi multi arah antar seluruh peserta didik.
  • Dari materi yang sifatnya faktual dan historis berubah menjadi aktivitas berpikir secara literar.
  • Dari materi yang berbasis pengetahuan pasif untuk dihafalkan menjadi latihan pengambilan keputusan berdasarkan ragam informasi yang diperoleh.

Delapan Peran Strategis ICT

Saat ini, para guru – sebutan sosok yang digugu dan ditiru tidak bisa lagi mengklaim dirinya menjadi satu-satunya sumber diseminasi pengetahuan karena pada intinya semua manusia di dunia ini dapat dan berpotensi sebagai gur bagi peserta didik. Di luar kegiatan belajar mengejar ICT juga menjadi perangkat yang sangat membantu dalam manajemen operasional institusi lembaga. Dalam konteks ini kita dapat menyebutkan ada delapan peran strategis ICT yang harus dimanfaatkan secara humanistis oleh para pendidik.

Pertama, ICT sebagai sebuah sumber ilmu pengetahuan. ICT yang dimaksudkan adalah internet yang merupakan jejaring raksasa yang mempertemukan dan mengintegrasikan seluruh pusat-pusat referensi pembelajaran yang ada di muka bumi. Internet-Google-yahoo, dan lain-lain, serta situs-situs pembelajaran seperti Youtube, Wikipedia  memperlihatkan bagaimana internet dapat meningkatkan kompetensi serta keahlian peserta didik dalam waktu relatif singkat. Proses belajar mengajar menjadi semakin cepat, bermakna, dan menyenangkan.

Kedua, internet dengan berbagai keunggulan yang dimiliki tidak hanya menjadi sumber referensi, tetapi lebih dari itu menjadi tempat bertemunya para individu pembelajar itu sendiri. Fasilitas aplikasi komunikasi seperti email, mailing list, chating, blogging, facebook, tik tok, whatsapp, dan instagram memberikan kemudahan kepada penggunanya. Seorang siswa yang sedang belajar perihal reaksi sebuah zat kimia di pelososk pedesaan (asal tersedia perangkat infrastruktur ICT) dalam waktu yang sama dapat berkomunikasi dengan tokoh idolanya pemenang Nobel Fisika yang berada di belahan dunia lain.

Ketiga, dengan berbagai nilai keunggulan di atas, ICT dapat menjadi media pembuka terjadinya transformasi pendidikan. Ini sejalan dengan filsafat ilmu pendidikan dan teknologi yang mengatakan bahwa dengan teknologi manusia semakin lebih berpeluang untuk menciptakan perubahan yang bermanfaat bagi kehidupan yang lebih berkembang dan maju.

Keempat, peran ICT dalam mendukung para guru dan para peserta didik untuk mengatasi keterbatasan pancaindra dalam menyerap, mengolah, mengorganisasikan, menyimpulkan dan mengimplemtasikan berbagai khasanah pengetahuan dan kompetensi yang menjadi objek pembelajaran

Kelima, ICT merupakan bagian terintegrasi dalam kerangka kurikulum dan metode belajar mengajar yang disusun oleh guru. Salah satu strategi pembelajaran yang diamanatkan kurikulum merdeka adalah mengimplementasikan beragam metode pembelajaran sekaligus. Pembelajaran dengan pendekatan seperti ini juga memberikan kesempatan para guru untuk belajar dari para siswanya.

Keenam, ICT dapat menjadi sarana untuk memicu dan penyeimbang gaya belajar individu yang diyakini sangat beragam akibat perbedaan tingkat, minat, dan ragam kecerdasannya. Hal ini perlu adanya diferensiasi metode pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk mengolah dan mencerna sendiri sesuai dengan tipe belajarnya terhadap referensi, bahan ajar, dan pendekatan pembelajarannya dengan tetap berada pada koridor silabus yang telah ditetapkan.

Ketujuh, ICT memfasilitasi pengelolaan sumber daya yang dimiliki untuk mewujudkan pengelolaan yang efektif, efisien, optimal, dan terkontrol. Bahkan ICT memungkinkan pengelolaan terintegrasi proses operasional, administrasi, dan pembelajaran, hingga kegiatan ekstrakurikuler.

Kedelapan, jurus pamungkas ICT jika tujuh peran tersebut sudah dapat diwujudkan yakni mengubah institusi pendidikan menjadi sebuah pusat unggulan (Center of excellent). Sebuah institusi pendidikan yang telah mampu menerapkan ICT secara memadai berpotensi menjadikan mercusuar pengetahuan bagi masyarakat di sekitarnya maupun lembaga-lembaga lain yang ingin menjalin kerjasama dengannya. Semoga.


*)Penulis : P. Budi Winarto, guru SMP Pendowo Ngablak Kabupaten Magelang

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar