Menjelang Imlek Patung Dewa Dewi Klenteng Tua Muntilan Dibersihkan

Dilihat 1960 kali
Jelang Imlek 2571 umat Klenteng Hok An Kiong Muntilan Kabupaten Magelang membersihkan patung dewa dewi, Minggu (19/01/2020).

BERITAMAGELANG.ID - Sepekan jelang Tahun Baru Imlek 2571 yang akan jatuh pada Sabtu (25/01/2020) mendatang, sejumlah persiapan dilakukan warga Tionghoa di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Hok An Kiong di Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Minggu (19/01/2020). 


Selain menjalankan puasa mereka juga menggelar ritual Jhing Hud atau prosesi bersih bersih altar dan patung Dewa Dewi. Pembersihan itu sebagai bentuk penghormatan kepada dewa-dewi menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2571/2020.

 

"Hari Jing Hund atau hari bersih bersih altar hiolo dan pelataran ibadah ini, seminggu sebelum tahun baru dan sepekan sesudah Imlek," kata Budi Pengurus TITD Klenteng Hok An Kiong, Budi Raharjo di sela prosesi tersebut.


Sejak pagi aktivitas pembersihan ini dilakukan. Semua ornamen alat ibadah, puluhan patung dewa dewi atau rupang yang berada di altar Klenteng dibawa keluar untuk dibersihkan. 


Setiap rupang dibersihkan menggunakan kuas bersih, kemudian digosok perlahan hingga bersih, salah satunya patung tuan rumah yakni dewa bumi Kongcho Ho Tek Tjing Shing. Patung dewa simbol kemakmuran ini diyakini tertua sejak awal Klenteng Muntilan berdiri tahun 1871. 


Proses pembersihan juga dilakukan terhadap tempat dupa atau Hio lo terbesar di dunia yang dimiliki Klenteng ini. Memiliki berat 3,8 ton dengan diameter 178 cm dan tinggi 158 cm. Proses membersihkan abu dalam hio lo  itu harus dilakukan oleh dua hingga tiga orang.


Umat menyakini jika individu yang turut membersihkan altar dewa dewi itu akan dapat berkah dalam setiap usahanya di kemudian hari.


"Semua boleh membersihkan yang ada niat minat. Semua yang di klenteng harus dibersihkan, termasuk hio lo dan ornamen altar dan lainnya," tutur Budi.


Ia melanjutkan, jika kegiatan pembersihan patung dewa dewi tersebut bukan menjadi aktivitas biasa. Karena sebelumnya umat Tri Darma harus menjalani sebuah tradisi yakni tidak memakan ikan/ daging selama tiga hari lebih. 


Puasa itu menurut Budi menjadi upaya pembersih diri menjelang Imlek dan diyakini menolak nasib buruk. 


"Syaratnya kita tidak boleh memakan daging, umat diharapkan menjadi vegetarian supaya kita bersih dari nasib buruk dalam proses pembersihan itu," jelasnya.


Seluruh rupang lantas dikembalikan ke tempat semula, sembari menyediakan ragam persembahan mulai buah-buahan, kue, dan sebagainya.


Imlek tahun ini akan memasuki tahun shio Tikus Logam, yang diharapkan menjadi tahun kebaikan bagi masyarakat, dan bangsa Indonesia pada umumnya.


"Supaya tahun depan itu lebih bagus rejekinya berkah ke semua umat dan diberi keselamatan, pemerintah Loh jinawi, bagus," pungkas Budi.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar