Ribuan Warga Menoreh Gelar Ruwatan Bumi dan Air

Dilihat 3534 kali
Sebuah prosesi adat melestarikan bumi dan air digelar masyarakat perbukitan Menoreh, Selasa (02/05).

BERITAMAGELANG.ID - Sebuah prosesi adat melestarikan bumi dan air digelar masyarakat perbukitan Menoreh, Selasa (02/05). Dalam tradisi ini, ribuan warga mengarak gunungan besar melintasi dua puncak bukit simbol persaudaraan.

Tradisi setiap tahun ini diawali dengan doa keselamatan oleh warga Desa Ngargoretno Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Jawa Tengah. 

Sebuah gunungan besar hasil bumi kemudian diarak sejauh 3 kilometer oleh warga ke puncak bukit Kukusan.

Menurut Kepala Desa Ngargoretno, Dodik Suseno, gunungan besar itu merupakan simbol kemakmuran dan rasa bersyukur warga kepada Tuhan YME.

"Gunungan itu sebagai ungkapan syukur atas rezeki dari Tuhan sekaligus simbol kebersamaan antar warga di perbatasan dua propinsi," jelas Dodik.

Prosesi yang sama juga dilakukan warga Desa Ngargosari Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta. 

Mereka membawa rangkaian ingkung nasi tumpeng dan air ke puncak Widosari dari sisi selatan puncak Kukusan.

Di antara puncak Kukusan dan puncak Widosari perbukitan Menoreh, ribuan warga dari wilayah berbeda itu bertemu. Mereka saling bersalaman, dan duduk bersama-sama memanjatkan doa penuh khidmad.

Kepala Desa Ngargosari Yogyakarta, Suroso mengungkapkan, ruwatan ini merupakan bentuk  kebersamaan warga dua wilayah untuk menjaga kelestarian alam.

"Bersama kita mensyukuri anugerah dari Tuhan hidup damai dari alam Menoreh, untuk diwariskan ke anak cucu," jelas Suroso.

Prosesi adat ribuan warga ini pun menjadi daya tarik wisatawan yang tengah menikmati panorama indah Puncak Kukusan dan Widosari.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar