Selain Hujan Abu, Material Letusan Merapi Membakar Vegetasi

Dilihat 1351 kali
Terjadi kebakaran di beberapa titik paska letusan Merapi, Jumat (01/06) pagi - Foto : twitter @BPPTKG

BERITAMAGELANG.ID - Sedikitnya tiga kecamatan di lereng barat Gunung Merapi Kabupaten Magelang, Jawa Tengah terdampak hujan abu vulkanik. Bahkan warga di sejumlah wilayah sempat dilanda kepanikan setelah terdengar suara gemuruh disertai lontaran material jatuhan (balistik) pijar yang membakar hutan Merapi.

Data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Magelang menyebutkan tiga kecamatan yang terdampak abu vulkanik letusan pada Jumat (01/06) pukul 08.20 WIB, yakni Sawangan, Pakis, dan Ngablak

Pantauan di Kecamatan Sawangan, sejak dari Wisata Gardu Pandang Ketep Pass, visual Gunung Merapi terlihat jelas. Demikian pula pemukiman warga di bawahnya terlihat memutih akibat tertutup abu vulkanik.

Hujan abu vulkanik terjadi selang satu jam paska letusan Merapi. Butiran abu turun dengan durasi 1 hingga 2 jam.

"Hujan abu vulkanik mulai terjadi sekitar pukuul 09.00 WIB dengan intensitas lumayan tebal," ungkap Yanto, Kepala Desa Banyuroto, Sawangan.

Selain rumah warga, abu vulkianik juga menyelimuti lahan-lahan pertanian warga dan akses jalan penghubung antar desa.

"Lahan pertanian dan sayuran tertutup abu. Untuk desa Banyuroto aman, meski warga sempat panik," lanjutnya.

Saat letusan terjadi, cuaca sekitar Gunung Merapi cerah. Warga Banyuroto Sawangan yang tengah beraktivitas di ladang melihat dengan jelas kepulan asap dari letusan Gunung Merapi.

"Suaranya gemlugur (bergemuruh). Saya bersama istri lagi di ladang melihat asap tinggi di puncak," ungkap Muharyo, salah satu warga Banyuroto.

Menurut Muharyo, dari ladangnya terlihat jelas luncuran material panas dan membakar hutan Merapi (vegetasi).

"Material itu berasal dari bagian puncak yang turun dan membakar hutan. Asap putih terlihat di beberapa titik," terang Muharyo.

Bagi Muharyo dan warga lainnya, letusan kali ini membuat warga khawatir lantaran sinar matahari yang berubah mendung tertutup asap dan disusul hujan abu.

"Warga panik karena takut terjadi letusan besar sehingga bersiaga dengan melihat kearah Merapi," tuturnya.

Melalui akun twitternya, Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencaan Geologi @BPPTKG menyebutkan kejadian hutan terbakar di sektor barat laut Merapi pagi ini bukan diakibatkan oleh awan panas, melainkan material jatuhan (balistik) yang masih panas. Masyarakat agar tetap tenang karena sejauh ini Merapi tidak mengeluarkan awan panas.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada laporan resmi terkait kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh letusan Merapi tersebut.

BPPTKG juga menyatakan ketinggian kolom asap letusan yang mencapai 6.000 meter Jumat pagi itu relatif aman. Status Gunung Merapi masih di level II yakni Waspada dengan radius ancaman bahaya tiga kilometer dari puncak.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar