Hapus Tato Gratis Kembali Digelar di Borobudur, Jumlah Peserta Meningkat

Dilihat 95 kali
Hapus tato gratis di EmHa Cafe Borobudur, Sabtu (15/11).

BERITAMAGELANG.ID - Antusiasme peserta kegiatan hapus tato gratis yang diselenggarakan oleh Majelis Hijrah Magelang Raya semakin meningkat. Untuk kali kedua, kegiatan sosial ini kembali digelar di EmHa Cafe Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu (15/11). Dibandingkan penyelenggaraan sebelumnya, kali ini jumlah peserta yang mengikuti program ini jauh lebih banyak.

Puluhan peserta laki-laki dari Magelang dan wilayah sekitarnya tampak memadati lokasi untuk menghapus jejak tinta di tubuh mereka. Suasana di lokasi terasa hangat, di mana para peserta saling memberikan dukungan dan berbagi motivasi pribadi untuk memulai lembaran hidup yang baru tanpa tato.

Ketua Majelis Hijrah Magelang Raya, Muhammad Taufik yang akrab disapa Uk, mengungkapkan kegiatan yang berulang ini didasari keyakinan mereka untuk memberikan dukungan kebaikan bagi siapa saja yang berniat berhijrah.

"Peserta kali ini lebih banyak, karena ada dua alat penghapus tato hari ini," terang Uk.

Peningkatan kuota ini berkat kolaborasi dengan dua komunitas hapus tato lainnya, yakni Leren Mbeling dari Wonosobo dan Leren Ndugal dari Kendal. Sebelumnya hanya ada satu alat, kali kedua ini ada dua alat penghapus tato. Selain itu, kegiatan ini juga didukung oleh EmHa Cafe Borobudur, Akhwat Bergerak Magelang, Mualaf Center Indonesia Peduli Magelang Raya, Mualaf Center Indonesia Peduli Wonosobo, dan Jeep Jantara Borobudur.

"Gerakan sosial ini kami tidak bisa berdiri sendiri, jadi kami berkolaborasi dengan pihak lain dengan porsi masing-masing," jelasnya.

Uk merencanakan kegiatan hapus tato ini akan diadakan sebulan sekali. Untuk pendaftaran, peserta diwajibkan melakukan reservasi dan menyerahkan surat keterangan dokter bebas HIV dan Hepatitis B. Koordinasi peserta yang telah mengikuti hapus tato gratis dilakukan melalui grup WhatsApp, mengingat proses penghapusan tato membutuhkan beberapa kali sesi tergantung jenis tinta.

Hal menarik lainnya, Majelis Hijrah juga membuka kesempatan bagi non-muslim yang kesulitan mencari pekerjaan karena adanya tato.

"Sebagai sesama manusia, kami harus saling membantu walaupun berbeda agama," ungkap Uk, menunjukkan semangat kemanusiaan dalam kegiatan sosial ini.

Ke depan, Uk berharap Majelis Hijrah dapat memiliki mesin hapus tato sendiri agar kegiatan bisa diselenggarakan secara mandiri seminggu sekali, namun tetap mempertahankan kolaborasi sebulan sekali untuk menambah kuota peserta yang peminatnya tinggi.

Salah satu peserta, Setyo Widianto dari Yogyakarta, sudah hadir sejak pukul 8 pagi. Ia menceritakan tatonya sudah ada sejak 1997 dan ini adalah kali pertamanya mengikuti proses hapus tato. Motivasi utamanya adalah rasa khawatir mengenai keabsahan wudhu.

"Saya ingin ikhtiar tubuh saya bersih, wudhu nyaman," tuturnya.

Sementara itu, Budi, warga Mertoyudan, menyambut baik kegiatan di Magelang ini. Ia sebelumnya harus ke Semarang untuk sesi hapus tato pertamanya tiga tahun lalu.

"Saya pribadi bersyukur adanya hapus tato gratis, karena biayanya mahal kalau hapus tato," ungkapnya.

Dari sisi tim relawan, Untung Pujiono dari tim hapus tato Leren Mbeling Wonosobo mengaku senang dapat berkolaborasi perdana dengan Majelis Hijrah.

"Kami ini tergabung juga di Mualaf Center Indonesia, dan dapat berkolaborasi di sini memang kami memfasilitasi siapa saja yang ingin hijrah termasuk yang ada di Magelang ini," jelasnya.

Kegiatan ini berdampak baik pada masyarakat Kabupaten Magelang dan sekitarnya karena memfasilitasi setiap individu yang ingin berhijrah dan memperbaiki diri, membersihkan tubuh mereka dari tinta tato yang seringkali menjadi penghalang spiritual maupun sosial, sekaligus memberikan bantuan nyata kepada mereka yang terkendala biaya mahal untuk proses penghapusan tato.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar