Kabupaten Magelang Intensif Tekan Gizi Buruk dan Stunting
03 April 2018 15:42Wahyu HidayatDilihat 2828 kali
Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, jalin kerjasama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) di Aula Dinkes, Selasa (03/04)
BERITAMAGELANG.ID - Kabupaten Magelang menjadi
percontohan Foodbank of Indonesia (FOI) dalam upaya menekan angka penderita gizi
buruk dan anak stunting (kekerdilan) melalui pemberdayaan sumber daya lokal dan
kader Posyandu.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Magelang, Hendarto usai penandatanganan nota kerja sama (MoU) antara Foodbank
of Indonesia (FOI) dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, di Aula Dinkes, Selasa (03/04).
"Tahun 2017 jumlah anak penderita stunting di Kabupaten
Magelang mencapai 105 anak. Sementara untuk gizi buruk, masih ada 30 anak di
tahun 2016 dan 18 anak di tahun 2017," ungkap Hendarto.
Lebih lanjut Hendarto mengatakan, kerja sama antara
pemerintah dengan lembaga masyarakat dalam mencapai Sustainable Development
Goals (SDG) perihal bidang pangan dan gizi. Program-program
terintegrasi ini bertujuan menekan angka gizi buruk dan stunting.
"Misinya adalah mengakhiri kelaparan dan meningkatkan
gizi anak, melalui pelaksanaan program edukasi mengolah dan menyajikan makanan
sehat kepada anak," lanjutnya.
Hendarto mengaku, masih tingginya jumlah stunting dan
gizi buruk karena Kabupaten Magelang termasuk endemis gondok. Khusus penderita
stunting ini, biasanya berbanding lurus dengan penderita gondok dan gizi buruk.
"Meski demikian, kami akan terus berupaya menekan gizi buruk dan stunting, salah
satunya dengan kerjasama dengan FOI ini," lanjut Hendarto.
Ketua Yayasan Lumbung Pangan Indonesia, sekaligus pendiri
Foodbank of Indonesia (FOI) M. Hendro Utomo mengatakan, gizi sangat mempengaruhi
kualitas hidup manusia. Anak yang kurang gizi akan tumbuh lebih pendek dan mengalami
kelambatan pertumbuhan otak maupun perkembangan kognitif serta rendahnya
kualitas hidup.
"Untuk mengatasi hal itu, diperlukan suatu pedoman bagi
indvidu, keluarga, masyarakat tentang pola makan yang sehat. Maka sangat
penting untuk menjaga gizi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah bayi lahir atau saat 1000 hari pertama kehidupan," terangnya.
Pemilihan Kabupaten Magelang dalam program sayap dari ibu
(Sadari) karena peran utama kader gizi di desa-desa dan potensi pertanian dan
perikanan melimpah. Untuk tahap awal, ada tiga kelompok posyandu di Kecamatan Mungkid yang sudah mendapat pelatihan selama enam bulan yakni Posyandu di Desa
Mungkid, Sanggrahan dan Desa Gatak Sirat.
"Salah satu programnya, dengan pemberian makanan tambahan
berbahan baku lokal selama tiga kali dalam satu minggu untuk ibu hamil dan
menyusui serta balita," lanjut Hendro.
Kesepakatan kerja sama penandatanganan
nota kesepahaman (MoU) tersebut disaksikan kader nutrisi dari 29 Puskesmas
di wilayah Kabupaten Magelang.
0 Komentar