BERITAMAGELANG.ID - Kabupaten Magelang terpilih sebagai lokasi pelaksanaan program implementasi Duta Genre Jawa Tengah yang diinisiasi oleh Kemendukbangga Jawa Tengah, Forum Genre Jawa Tengah, serta Duta Genre 2024 dan 2025. Kegiatan ini menjadi tonggak penting karena untuk pertama kalinya di Jawa Tengah dibentuk PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) inklusi berbasis LKSA dan SRMA.
Pada hari pertama, Minggu (28/9), kegiatan dilaksanakan di LKSA Panti Asuhan Muhammadiyah Mertoyudan dengan implementasi Modul Ini Genting, yang berfokus pada pencegahan stunting pada remaja. Sekitar 60 anak panti mengikuti kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Efendy, pengurus LKSA menyampaikan apresiasi karena kegiatan ini sangat bermanfaat dan memotivasi anak-anak untuk menjadi remaja yang sehat.
Sri Winarti, Pembina Genre Jawa Tengah dari Kemendukbangga Jateng menyampaikan akan dibentuk PIK-R inklusi pertama di Jawa Tengah berbasis LKSA dan dimulai dari Kabupaten Magelang.
"Selain edukasi, peserta juga diajak membuat olahan makanan dan minuman dari daun kelor sebagai bentuk edukasi gizi sehat," ujarnya.
Acara hari pertama ditutup dengan pembentukan PIK-R di LKSA PAY Muhammadiyah Mertoyudan, sebagai simbol dimulainya program PIK-R inklusi di Jawa Tengah.
Hari kedua, Senin (29/9) kegiatan berlanjut di SRMA 15 Magelang dengan implementasi Modul Olahrasa yang berfokus pada kesehatan mental remaja. Kepala Dinsos PPKB PPPA diwakili Nanik Susilowati, Kabid Pengendalian Penduduk dan Ketahanan Keluarga, menegaskan pentingnya peran PIK-R dalam menjaga kesehatan mental remaja di era digital saat ini.
Sesi utama diisi oleh Duta Genre 2024, Fadlan dan Salsabila, yang mengajak remaja untuk lebih jujur pada diri sendiri, mengenal emosi, dan menjaga kesehatan mental.
Acara ditutup dengan pembentukan PIK-R di SRMA 15 Magelang dengan nama PIK R SETARA, serta kegiatan menulis harapan di "Pohon Harapan" oleh 50 siswa.
Dengan kegiatan ini, Kabupaten Magelang resmi menjadi lokasi pertama di Jawa Tengah yang mengimplementasikan PIK-R berbasis inklusi, melalui LKSA dan SRMA, sekaligus menjadi contoh inovatif dalam edukasi remaja yang lebih merata dan menyeluruh.
0 Komentar