BERITAMAGELANG.ID - Malam penganugerahan Bupati Award 2025 tak hanya menjadi panggung apresiasi bagi inovator, pelestari budaya, dan penggerak desa. Malam itu juga menjadi momentum penting bagi tumbuhnya gerakan literasi akar rumput di Kabupaten Magelang, terutama setelah Rumah Baca Desa Salam kembali menorehkan prestasi tingkat nasional.
Kepala Rumah Baca dan Pengelola Perpustakaan Desa Salam, Anis Nurul Ngadzimah, hadir dalam acara tersebut membawa kabar yang menggugah kebanggaan banyak pihak. Ia menceritakan perjalanan panjang timnya hingga berhasil meraih Juara 1 Wilayah 2 ingkat Nasional dalam Apresiasi Penyelenggaraan Perpustakaan Desa Terbaik yang diselenggarakan Perpusnas RI.
"Kami berhasil juara 1 mewakili Jawa Tengah untuk lomba tingkat nasional. Mulai dari seleksi berkas, delapan komponen penilaian, pelayanan, peningkatan fasilitas, hingga dampak perpustakaan bagi masyarakat, semuanya kami jalani bertahap," ungkap Anis saat ditemui usai acara, Senin (10/11) malam.
Ia menjelaskan, dari seluruh provinsi, hanya tiga wilayah yang dipilih masuk final. Rumah Baca Desa Salam menjadi satu-satunya wakil Jawa Tengah yang melaju hingga tahap presentasi nasional.
"Alhamdulillah, kami disebut sebagai presentator terbaik dan akhirnya diumumkan sebagai Juara 1 Wilayah 2. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Kepala Perpusnas RI pada 28 Oktober, bertepatan dengan Hari Literasi," kata Anis.
Menurut Anis, pencapaian ini bukan sekadar pencapaian lembaga, tetapi representasi dari energi gotong royong warga Desa Salam. Berbagai inovasi pun mereka lahirkan: perpustakaan keliling, kelas praktek sablon untuk remaja, Pustaka Difabel Mandiri, hingga program unik Gerakan Literasi Calon Pengantin, di mana setiap calon pengantin diwajibkan membaca satu buku sebelum menikah.
Ini menegaskan bahwa literasi harus lahir sejak keluarga terbentuk.
"Kami ingin menghadirkan perpustakaan yang menyenangkan, bukan sekadar gudang buku. Anak-anak muda juga kami dorong untuk ikut andil," tutur Anis.
Bunda Literasi Kabupaten Magelang, Dian Grengseng Pamuji, memberikan apresiasi yang sangat tinggi atas capaian Rumah Baca Desa Salam. Ia menegaskan prestasi ini bukan hanya kebanggaan bagi satu komunitas, tetapi juga menjadi simbol bahwa gerakan literasi mampu bertumbuh kuat jika dipelihara bersama oleh masyarakat.
"Saya sangat bangga dan mengapresiasi capaian ini. Perjuangan mereka panjang sampai di titik ini. Semoga Rumah Baca Salam menjadi inspirasi bagi rumah baca di desa-desa lain," ujar Dian.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Rumah Baca Salam menunjukkan bahwa literasi bukan sekadar aktivitas membaca buku, melainkan sebuah gerakan sosial. Gerakan yang mampu menggerakkan masyarakat untuk berpikir kritis, berani berinovasi, dan membuka ruang pembelajaran sepanjang hayat.
Dian menilai inovasi yang hadir dari Desa Salam seperti perpustakaan keliling, program literasi calon pengantin, hingga Pustaka Difabel Mandiri adalah bukti bahwa konsep literasi dapat dibumikan dengan cara yang kreatif, relevan, dan sesuai kebutuhan warga desa.
Ia menambahkan, ekosistem literasi yang baik akan membentuk generasi yang terbiasa membaca dan terbuka pada perubahan. Hal inilah yang menurutnya sangat penting untuk menyiapkan masyarakat menuju era yang semakin kompetitif.
"Gerakan literasi harus dimulai dari rumah. Dari keluarga yang membiasakan membaca, dari anak-anak yang tumbuh akrab dengan buku dan informasi berkualitas. Kalau desa bisa bergerak, maka kabupaten pun akan ikut maju," tambahnya.
Bunda Literasi juga berharap prestasi Rumah Baca Salam dapat memicu munculnya rumah baca dan perpustakaan desa yang lebih aktif, ramah anak, dan dikelola secara kreatif di seluruh wilayah Kabupaten Magelang. Ia melihat semakin banyak desa memiliki potensi untuk membangun gerakan serupa, hanya tinggal membutuhkan pendampingan, jejaring, serta semangat kolaborasi.
"Saya percaya, gerakan literasi Kabupaten Magelang akan semakin kuat jika desa-desa bergerak bersama. Kita butuh lebih banyak ruang membaca, ruang belajar, dan ruang untuk anak muda berkreasi," terang Dian.
Dengan penghargaan yang diraih ini, ia menegaskan bahwa Rumah Baca Salam telah menempatkan dirinya sebagai contoh nyata bahwa literasi dapat menjadi kekuatan pembangunan desa.
0 Komentar