Suhu Boleh Dingin, Pembukaan Ketep Summit Festival 2025 Tetap Hangat

Dilihat 81 kali
Bupati Magelang, Grengseng Pamuji memukul gong menandai pembukaan Ketep Summit Festival 2025.

BERITAMAGELANG.ID - Meski suhu di kaki Gunung Merbabu menyentuh angka 16 derajat celcius, acara pembukaan Ketep Summit Festival 2025 tetap berlangsung hangat.

Semakin malam, dingin semakin menggigit di kawasan Ketep Pass. Tapi tidak membuat para pengunjung Ketep Summit Festival yang hadir sejak sore beringsut pergi.

Mereka justru semakin semangat mengikuti rangkaian acara. Dari mulai pertujukan pembuka, sendra tari Candramuka Kajarwa dari Sanggar Kinara Kinari Borobudur, hingga puncak acara penampilan band The Rain.

Dalam sambutan membuka acara, Bupati Magelang, Grengseng Pamuji mengatakan, Ketep Summit Festival tidak hanya akan menjadi festival biasa.

Tapi menjadi event tahunan yang bertujuan meningkatkan pendapatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

"Ketep Summit Festival tahun 2025 mengusung tema 'Harmoni Semesta' buka sekadar slogan. Tapi pesan mendalam tentang pentingnya keselarasan antara manusia, budaya, alam, dan kreativitas," kata Bupati Grengseng, Jumat (18/7) malam.

Melalui tema itu, Pemerintah Kabupaten Magelang menegaskan harapan seluruh masyarakat bersama mendorong kemajuan daerah yang berkelanjutan dan inklusif.

"Ketep Summit Festival bukan sekedar panggung hiburan. Melainkan bagian dari strategi pembangunan yang mengintegrasikan keindahan alam, seni, budaya, musik, ekonomi kreatif, dan produk-produk UMKM," harapnya.

Festival ini menjadi ruang inovasi dan berekspresi para pelaku pariwisata yang berkolaborasi dengan musisi, pelaku usaha kecil dan menengah, serta pengusaha ekonomi kreatif.

Gerakan Kolektif

Menurut Bupati, melalui Ketep Summit Festival komunitas kreatif hadir bersama membuktikan pariwisata adalah gerakan kolektif yang tumbuh dan bersinergi dengan semua pihak.

Grengseng berharap festival ini akan memberi dampak nyata yang berkesinambungan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, tumbuhnya destinasi wisata kreatif, penguatan identitas budaya lokal, dan meningkatnya kunjungan wisatawan.

"Saya berharap Ketep Summit Festival dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Magelang," ujar Bupati Magelang, Grengseng Pamuji.

Direktur Ketep Pass, Miftahudin menjelaskan Ketep Summit Festival 2025 menjadi momentum kebangkitan pariwisata yang masih lesu. Kondisi ekonomi yang belum pulih benar akibat pandemi Covid, menjadi penyebab lesunya industri parwisata.

Promosi Wisata Lintas Generasi

"Harapan saya melalu Ketep Summit Festival akan mendongkrak lagi pariwisata di Magelang. Ketep Pass menjadi daya tarik tersendiri, bukan karena alamnya tapi juga karena seni budaya," kata Miftahudin.

Ketep Summit Festival berlangsung pada 18 hingga 20 Juli 2025. Jika malam tadi rangkaian acara ditutup petunjukan band The Rain, nanti malam giliran grup dangdut jadul, Janema memeriahkan acara.

Membawa jargon: Wayahe wong lawas tampil, Janema akan menghibur pengunjung Ketep Summit Festival hari kedua, 19 Juli 2025. Grup orkes Melayu asal Muntilan ini dijadwalkan manggung pukul 20.35 WIB.

Sebelumnya akan ada penampilan Duta Wisata Kabupaten Magelang, hiburan musik oleh grup reggae Lapiezt Legiet dan orkes Melayu Kejora asal Yogyakarta.

Dipilihnya The Rain dan Janema sebagai penampil utama pada Ketep Summit Festival 2025, bertujuan menjaring pangsa pengunjung dari generasi umur yang beragam.

"Malam ini targetnya (pengunjung) anak-anak muda. Besok giliran orang tua. Jadi bisa dibilang ini festival lintas generasi," kata Direktur Ketep Pass, Miftahudin.

Tawaran Sunrise Eksotik

Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang, Mulyanto menyebutkan bahwa Ketep Summit Festival 2025 digelar bertepatan dengan periode terbitnya matahari tepat di sela Gunung Merapi dan Merbabu.

Pemandangan epik tersebut bisa disaksikan dengan sempurna dari posisi puncak Ketep Pass. Periode perputaran bumi mengelilingi matahari itu hanya terjadi selama beberapa waktu dalam setahun.

"Saat ini adalah puncak dimana kita bisa melihat matahari terbit di antara sela Gunung Merapi dan Merbabu sehingga sangat eksotis. Wisatawan bisa menikmati panorama itu," ujar Mulyanto.

Ketep Summit Festival juga memberi kesempatan para wisatawan untuk menikmati pemandangan Gunung Merapi dan Merbabu di malam hari. Saat cuaca cerah, pemandangan guguran lava pijar dari puncak Merapi dapat terlihat jelas dari Ketep Pass.

Di sela-sela pertunjukan, vokalis The Rain, Indra Prasta bahkan menyebut mereka akan menunda pulang ke Yogyakarta malam ini, demi menyaksikan matahari terbit dari Ketep Pass.

"Kami yang semula mau langsung pulang ke Yogyakarta malam ini, kami tunda agar dapat melihat pemandangan matahari terbit dari Ketep Pass yang kabarnya sangat indah," kata Indra Prasta.

Selama tiga hari penyelenggaraan Ketep Summit Festival 2025, acara akan diisi oleh berbagai pertunjukan kesenian rakyat, pentas musik, dan bazar UMKM.

Salah satu yang menarik perhatian adalah kirab budaya dan grebeg gunungan yang diikuti oleh beberapa kelompok masyarakat yang mewakili dusun atau desa di Magelang.

Sudah menjadi tradisi bahwa kirab budaya dan grebeg gunungan menjadi puncak acara, sekaligus menutup rangkaian Ketep Summit Festival 2025.

"Kami berharap Ketep Summit Fest menjadi bagian dari promosi besar pariwisata di Kabupaten Magelang secara umum. Menjadi kolaborasi besar antara OPD dengan komunitas pariwisata serta kalangan seni dan budaya," kata Mulyanto.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar