Usaha Rumahan Emping Melinjo Cita Rasa Khas Makanan Cemilan

Dilihat 53 kali
Mbah Warsi Darsono (75) warga Dusun Jamus Pasar, Desa Jamus Kauman, Kecamatan Ngluwar, menggeluti usaha rumahan produksi empling melinjo sejak 45 tahun lalu.

BERITAMAGELANG.ID - Usaha rumahan produksi emping melinjo di Dusun Jamus Pasar, Desa Jamus Kauman, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, hingga kini tetap eksis dan bertahan untuk memproduksi emping yang terbuat dari biji melinjo tua. Pada umumnya, emping melinjo dikonsumsi sebagai cemilan ketika bersantai, karena keripik tipis ini memiliki rasa khas. Selain itu, juga menjadi makanan untuk oleh-oleh.

Adalah mbah Warsi Darsono (75) warga Dusun Jamus Pasar, Desa Jamus Kauman, Kecamatan Ngluwar, yang sudah menggeluti usaha rumahan membuat empling melinjo yang dilakukan sejak 45 tahun lalu, dan hingga kini tetap produksi, karena permintaan emping dari biji melinjo ini tetap stabil.

"Membuat emping melinjo ini, saya lakukan sejak masih muda, dan hingga sekarang yang sudah berusia 75 rahun, namun tetap memproduksi untuk memenuhi permintaan konsumen," ujar Mbah Warsi Darsono dengan bahasa Jawa saat ditemui di rumahnya, Minggu (14/9).

Menurutnya, empling melinjo yang diproduksi, ada beberapa varian rasa, yakni ada rasa manis pedas, rasa gurih, rasa manis, rasa asin dan rasa tawar. Untuk rasa tawar ini, merupakan rasa original tanpa ada campuran rasa. Sedangkan untuk harga bervariasi, antara Rp55.000 sampai Rp60.000 per kilogramnya, tergantung varian rasa dan harga bahan bakunya.

"Yang jelas, setiap hari bisa menjual sekitar 19 kilogram emping melinjo yang sudah matang," jelas Mbah Warsi sambil menyebutkan emping melinjonya sering diambil pedagang lokal Magelang maupun luar daerah, termasuk Yogyakarta.

Bahan baku biji melinjo, selain didapat dari warga Ngluwar, ada juga yang didatangkan dari Godean, Sleman, Yogyakarta. Meski bahan baku terkadang susah didapat, entah karena kalah cepat dengan perajin lain, atau tidak musimnya. Kondisi seperti itu sering dialami, karena keterbatasan bahan baku tersebut membuat produksi emping hanya sesuai ketersediaan bahan baku.

Semiyati (55) yang bekerja di bagian penggorengan menambahkan, proses pembuatan diawali dengan pengeringan biji melinjo yang sudah dikupas kulitnya dengan cara dijemur hingga kering. Setelah kering, kemudian biji melinjo disangrai.

"Proses pembuatan emping melinjo terdapat bagian yang membutuhkan waktu lama, yakni 'memukul' isi melinjo yang sudah disangrai atau dipanggang untuk menjadi lembaran bulat, karena bagian ini harus dilakukan satu demi satu, hingga membentuk lembaran tipis, supaya saat digoreng terasa empuk dan renyah," ujarnya.

Emping melinjo, merupakan sejenis makanan yang terbuat dari biji buah melinjo yang digodok lalu ditumbuk atau disangrai, digeprek hingga tipis, emping bisa dijadikan cemilan ketika bersantai bersama keluarga atau sebagai suguhan untuk tamu. Keripik emping ini, banyak dicari wisatawan untuk dijadikan oleh-oleh ketika berwisata, karena rasa yang gurih.

"Pembuatannya cukup memakan waktu, mulai dari disangrai, ditumbuk dan ditipiskan, dijemur hingga kering, sehingga menjadi kerupuk mentah. Ada juga yang diproses penggorengan hingga matang dengan berbagai varian rasa, sehingga bisa langsung dimakan untuk cemilan," terangnya.

Emping melinjo merupakan salah satu makanan ringan yang bahan bakunya terbuat dari biji melinjo tua, dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Emping pada umumnya dikonsumsi sebagai menu pelengkap ketika makan, serta menjadi cemilan ketika bersantai, keripik tipis ini memiliki rasa khas, sedikit pahit, meskipun demikian, rasanya gurih, dan menggoyang lidah, saat dijadikan cemilan.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar