BERITAMAGELANG.ID - Setelah vakum karena pandemi Covid -19 beberapa tahun lalu, wisata sunrise naik puncak Stupa Candi Borobudur kembali dilakukan ujicoba. Untuk menikmati wisata eksotik ini, wisatawan harus rela merogoh kocek sebesar Rp 1 juta. Uji coba ini sudah diberlakukan sejak 15 Juli lalu.
Direktur PT Taman Wisata Borobudur, Mardijono, yang ditemui Selasa (22/7) mengatakan, dengan tarif Rp 1 juta, wisatawan akan mendapat berbagai fasilitas. seperti sarapan, sandal upanat, senter, guide, dan suvenir lainnya. Sandal upanat merupakan sandal yang wajib dikenakan wisatawan bila naik ke struktur candi.
Uji coba wisata sunrise ini, menurut Mardijono, merupakan bagian membangun antusias ke masyarakat atau penggiat wisata, terutama ke agen wisata. Sejak pandemi Covid 19 lalu, sekitar tahun 2000, wisata sunrise ditiadakan.
"Kita lihat dulu antusiasme wisatawan bagaimana, pasarnya bagaimana dengan tiket Rp 1 juta," katanya.
Pihaknya berharap dengan uji coba sunrise naik Candi Borobudur, wisatawan bisa lebih lama tinggal atau length of stay di kawasan Borobudur maupun Magelang. Karena mereka harus sudah siap di lokasi pada pukul 04.30 WIB.
Saat uji coba tersebut diikuti kurang lebih 100 wisatawan baik mancanegara maupun domestik.
"Karena ini spesial, suatu saat bisa berubah karena sifatnya uji coba. Range-nya di situ," jarnya.
Menurut Mardijono, wisata sunrise dulunya menjadi salah satu primadona di Candi Borobudur. Keistimewaan dari sunrise ini adalah "golden moment of Borobudur", termasuk di sana bisa lihat Merapi, Merbabu, in the morning.
Dihubungi terpisah, salah satu guide, Mura Aristina menyambut antusias. Sejak diuji coba, dia sudah dua kali mengantar wisatawan asing.
Sambutan dari wisatawan asing sangat luar biasa.
"Mereka bisa merasakan perubahan warna langit dari gelap, kemudian putih, orange, kuning dan putih kembali hingga terbit matahari. Mereka senang karena menyaksikan dari puncak candi Borobudur, salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui Unesco," katanya.
Mura menggambarkan kebahagiaan yang dirasakan para wisatawan. Karena mereka sangat merindukan moment sunrise. "Mereka sebelum Covid pernah melihat dari sunrise dari Borobudur, dan kini kembali bisa menikmati. Mereka sampai ada yang menangis karena bisa megobati kerinduannya," imbuh Mura.
Kebetulan pada bulan-bulan ini, ucap Mura, matahari muncul mengingatkan kita saat kecil, kalau disuruh menggambar oleh guru, akan menggambar matahari yang muncul dari tengah-tengah gunung.
"Kemudian ada jalan, sawah, tiang listrik dan burung terbang, mengingatkan jalan dari Magelang ke Boyolali menuju Solo. Momen ini sangat luar biasa," ujar Mura.
Tentang tarif Rp 1 Juta untuk wisata sunrise bagi orang Eropa, menurut Mura sangat wajar.
"Satu juta kalau di kurskan paling hanya 70 Euro. Kalau dikomparasi dengan berbagai objek wisata di berbagai belahan dunia, uang segitu dengan wisata yang cukup private karena tidak banyak yang naik, dengan pelayanan yang maksimal, ada pemandu, diarahkan spot yang baik dimana, disampaikan matahari terbit jam sekian, itu merupakan nilai yang wajar harga Rp 1 juta untuk sunrise dari puncak candi Borobudur," tegasnya.
Mura juga menggambarkan ada wisata yang datang seperti bertadabur dengan alam. Menikmati alam, dan saat matahari terbit, mereka merasakan energi yang masuk dari matahari ke dalam tubuh.
"Mereka merasakan seperti keajaiban yang datang dari Indonesia dan mereka sangat terkesan," pungkas Mura.
0 Komentar