Yatin, Kepala Desa Peduli Lingkungan Kandidat Peraih Kalpataru

Dilihat 3707 kali
Kepala Desa Ngargomulyo, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Yatin menunjukan Peraturan Desa No. 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan

BERITAMAGELANG.ID - Yatin, namanya cukup singkat, tapi apa yang sudah dilakukannya untuk lingkungan sungguh berjangka panjang. Pria kelahiran, Magelang 31 Agustus 1973 ini tidak pernah beretmu sosok sang ayah yang telah meninggal dunia. Menyusul, ibunya meninggal saat dia berusia 6 bulan.


Semenjak usia 6 bulan, Yatin diasuh neneknya. Masa kecilnya hingga lulus SD tinggal di kampung halamannya Desa Ngargomulyo, lereng Merapi di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Namun, semenjak lulus SD, Yatin kemudian tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Muntilan. 


Untuk itu, selama kurang lebih 6 tahun, Yatin tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Muntilan. Setelah lulus dari SMA Muhammadiyah 1 Muntilan, Yatin kembali menuju kampung halamannya di Ngargomulyo, Kecamatan Dukun. 


Saat itu, ketika kembali di kampung halamannya Yatin sempat galau. Kegalauan tersebut disebabkan adanya kerusakan lingkungan hidup yang ada. Kerusakan lingkungan tersebut terjadi, salah satunya karena adanya penambangan. 


Dalam keadaan galau akan kondisi alam dan lingkungannya, ia kemudian bertemu dengan seorang Pastur, Romo Kirjito. 


"Dalam kegalauan tersebut, saya bertemu dengan seorang Pastur, Romo Kirjito. Kemudian, mengajak saya bergabung dalam komunitas Semut Merapi, yang salah satunya melakukan penyelamatan lingkungan," kata Yatin saat ditemui di kantor Desa Ngargomulyo, belum lama ini. 


Semenjak bertemu dengan Romo Kirjito, Yatin sering diajak diskusi mengenai masalah dan upaya penyelamatan lingkungan hidup. Keprihatian akan kerusakan lingkungan di desanya yang salah satunya karena adanya penambangan tersebut, terkadang disampaikan saat menjadi khatib dalam khotbah. 


Upaya penyelamatan lingkungan yang ditimbulkan karena penambangan ini tak berjalan lancar. Dulunya, Yatin sering mendapat ancaman dan intimidasi dari orang yang bekerja di penambangan. 


Namun, kegigihan untuk menolak penambangan di desanya tersebut justru mendapat dukungan dari warga setempat. Ia pun kemudian didorong menjadi anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD). Selain itu, didorong warganya menjadi anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Dalam pemilihan BPD tersebut, Yatin malah unggul dan terpilih menjadi Ketua. Setelah sukses menjadi Ketua BPD, Yatin didorong dan didukung warganya untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Ngargomulyo. 


"Waktu itu, mohon maaf, (saya) nggak punya duit, disuruh nyalon oleh warga. Saya gratis karena nggak punya duit. Saat pemilihan ada tiga calon, saya dapat suara terbanyak. Terus saat mau dilantik untuk beli baju putih, saya utang di BMT sebesar Rp 1,5 juta," kenangnya. 


Perjuangan untuk menyelamatkan lingkungan dari penambangan terus dilakukan. Kegigihan untuk menyelamatkan lingkungan tersebut dengan terbitnya peraturan desa (Perdes) 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan. 


"Intinya mengatur lingkungan, salah satunya ada mata air, 100 meter dari mata air tidak boleh ditambang. Menambang tidak boleh pakai alat berat. Sangat simpel produk desa hanya bahasa desa," ungkapnya. 


Berkat kegigihannya melestarikan lingkungan, Yatin terpilih sebagai kandidat peraih Kalpataru dari Kabupaten Magelang. Sebelumnya ia sudah melalui proses verifikasi tingkat Provinsi Jawa Tengah dan berhak mengikuti penjurian di tingkat nasional.


"Saya sungguh tidak menyangka bisa dicalonkan jadi kandidat peraih Kalpataru karena saya rasa apa yang saya lakukan belum cukup, belum berarti apa-apa. Tapi karena dari Dinas Lingkungan Hidup sudah memilih saya, jadi saya harus siap melaksanakan perintah," kata dia.


Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang Ir. Tri Agung Sucahyono mengatakan, Yatin adalah tokoh peduli lingkungan yang patut diapresiasi.


"Tidak banyak yang seperti itu, bisa dicontoh masyarakat yang lain. Beliau sudah memikirkan jauh ke depan, peduli terhadap lingkungan menyangkut mata air. Wilayah tambang itu di Magelang memang unggulan. Beliau itu bagus sekali selayaknya dia memperoleh penghargaan. Dulu (pernah meraih penghargaan) Proklim (Program Kampung Iklim) Desa 2015," tandasnya. 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar