UNICEF Gandeng Media Sosialisasikan Pentingnya Penanganan Dini Stunting

Dilihat 601 kali
Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia untuk Wilayah Jawa, Tubagus Arie Rukmana

BERITAMAGELANG.ID - Indonesia adalah salah satu negara dengan kasus gizi buruk. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan 2022 terungkap, 1 dari 12 anak balita di Indonesia mengalami wasting (gizi kurang dan gizi buruk) dan 1 dari 5 anak balita menderita stunting. United Nations Children's Fund (UNICEF), Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk anak-anak di Indonesia sejak 1946 memiliki salah satu tugas, yaitu memastikan standar-standar hak anak terpenuhi, khususnya di Jawa Tengah Indonesia.

 

Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia untuk Wilayah Jawa, Tubagus Arie Rukmana saat acara Coffe Morning Media Gathering Promosi Pencegahan Stunting di Caping Resto Borobudur Magelang, Rabu (21/2/2024).


"Media bisa menjadi mitra untuk menyebarluaskan informasi mengenai stunting sehingga bisa merubah perilaku masyarakat dengan mendapatkan informasi yang benar," ungkapnya.


Arie berharap dalam sisa waktu 8 bulan dalam tahun 2024 angka stunting di Jawa Tengah bisa menurun dari 20% menjadi 14%, karena stunting yang tidak ditangani sejak dini ternyata membawa dampak jangka panjang yang tidak bisa diremehkan. Stunting dapat mempengaruhi pada proses tumbuh kembang anak bahkan pada janin sejak dalam kandungan ibu hamil.


Perwakilan UNICEF Indonesia, Karina Widowati, pada kesempatan yang sama menjelaskan dampak stunting akibat malnutrisi atau kekurangan gizi menjadi penghambat perkembangan anak seperti gangguan pertambahan tinggi anak.

 

"Dampak stunting juga bisa terjadi pada janin dalam kandungan akibat ibu hamil yang kekurangan atau salah asupan nutrisi yang tidak lengkap sehingga membuat perkembangan janin terganggu," terang Karina.

 

Stunting juga mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak yang berdampak pada sulitnya mengatasi kompleksitas permasalahan di masa depan, selain itu juga berpengaruh pada munculnya berbagai penyakit seperti obesitas, hipertensi, dan jantung.


Kasus stunting terjadi tidak hanya karena kurangnya asupan gizi tetapi pada kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan bergizi secara lengkap. Karina mencontohkan banyak masyarakat yang memberikan asupan makanan asal kenyang dan mereka suka namun tidak melihat kandungan di dalamnya. Padahal sangat penting untuk memberikan 5 menu sehat yaitu karbohidrat, protein nabati, protein hewani, sayur, dan buah.

 

Untuk itu, saat ini UNICEF berfokus pada 3 poin penanganan stunting yaitu pemberian obat penambah darah secara lengkap untuk ibu hamil, edukasi pada ibu hamil agar mendapat informasi yang lengkap dan mereka ikuti, penerapan pola makan, dan minum pada bayi.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar