BPBD Minta Warga Waspada Bencana Hidometeorologi Basah

Dilihat 1020 kali
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Magelang, MHD Muzamil

BERITAMAGELANG.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang meminta warga untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi basah. Khususnya bencana tanah longsor dan angin kencang. Apalagi saat ini sudah memasuki musim penghujan.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang MHD Muzamil menyebut, telah memetakan sejumlah kecamatan yang rawan terhadap bencana. Seperti Kecamatan Salaman, Borobudur, Kajoran, Windusari, Bandongan, Sawangan, Dukun, Pakis, dan Tegalrejo.

Saat ini, kata Muzamil, BPBD terus berupaya mengantisipasi bencana hidrometeorologi tersebut. Pasalnya, ancaman bencana pada musim penghujan ini hampir merata di seluruh kecamatan. "Musim penghujan ini lebih dominan terjadi tanah longsor," katanya, Rabu (10/1/2024).

Selain itu, ancaman lain yang harus diwaspadai adalah angin kencang. Bencana tersebut, lanjut Muzamil, paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Muntilan, Mertoyudan, dan Tempuran. Terutama di Desa Keji, Muntilan.

Di awal Januari ini, BPBD mencatat ada puluhan bencana angin kencang yang terjadi di Desa Keji, Muntilan. Meski hanya kerusakan ringan, tapi jumlahnya cukup banyak. Tidak hanya satu atau dua titik saja, tapi puluhan titik.

Angin kencang itu mengakibatkan atap rumah terkena pohon atau ranting yang tumbang. Hanya saja, Muzamil belum mengantongi jumlah pastinya. "Kalau itu (jumlahnya) saya belum dapat rekapan. Tapi, di satu desa itu (Keji) memang paling sering terjadi angin kencang," jelas Muzamil.

Untuk mengantisipasi bencana tersebut, dia meminta setiap warga untuk melakukan kerja bakti. Khususnya memotong dahan atau ranting yang dinilai mengganggu dan mengarah ke jalan raya. Karena hal itu dapat membahayakan pengguna jalan.

Sementara soal tanah longsor, dia meminta warga untuk lebih waspada. Terutama yang memiliki rumah di dekat lereng. Termasuk warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi. Seperti di Kecamatan Dukun, Sawangan, dan Srumbung.

Ketika intensitas hujan lebih dari satu jam dan cenderung deras, dia meminta agar warga tidak menyepelekan hal tersebut. Karena menurutnya, jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam di puncak Gunung Merapi, kemungkinan akan terjadi banjir di bawahnya.

Muzamil menambahkan, warga yang tinggal di bantaran maupun bibir sungai juga diminta berhati-hati apabila terjadi hujan di puncak Gunung Merapi. "Kalau hanya 5 menit, tidak masalah. Tapi, kalau satu jam, bisa bahaya untuk daerah di bawahnya," bebernya.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar