Indikasi Geografis Kopi Arabika Merapi Merbabu, Prestasi Sekaligus Eksitensi

Dilihat 340 kali
Logo Kopi Arabika Merapi Merbabu Magelang

PERTENGAHAN November lalu, tepatnya 18 November 2023 masyarakat Kabupaten Magelang patut berbangga hati. Perjuangan selama empat tahun untuk memantapkan daya saing kopi Magelang sudah membuahkan hasil dengan diterimakannya sertifikat Indikasi Geografis Kopi Arabika Merapi Merbabu. Diterimanya simbol kebanggan petani kopi Arabika di Kabupaten Magelang dari Kementerian Hukum dan  HAM menjadikan Kopi Arabika Kabupaten MAgelang bisa bicara banyak dipasar kopi domestik maupun luar negeri. Tidak hanya kopi, Kabupaten Magelang juga menerima delapan sertifikat kekayaan intelektual Sumber Daya Genetik Tembakau dan Perlindungan Indikasi Geografis Beras Mentik Wangi Susu. Hal ini salah satu bukti bahwa Kabupaten Magelang memang unggul dalam sektor pertanian, ciri khas keaslian produk lokal pertanian sudah diakui dan mendapatkan perlindungan hukum sehingga tidak bisa ditiru oleh daerah lain.

Berbicara mengenai kopi, sudah menjadi tren gaya hidup masa kini. Kopi juga menjadi naik daun sebagaimana yang sering kita dengar atau baca, ada kopi ada cerita, lain kopi lain cerita, mari ngopi kita bercerita. Saat ini marilah kita menggali lebih dalam bagaimana petani kopi arabika Magelang patut diberikan apresiasi melalui Indikasi Geografis Kopi Arabika Merapi Merbabu Magelang.  

Perjuangan selalu tidak mudah

Sebuah produk, tidak akan pernah lepas dari branding bila ingin menunjukkan eksistensinya. Demikian pula dengan kopi Arabika Magelang yang ingin lebih bernilai dan dikenal lebih luas di kalangan pecinta kopi di Indonesia dan dunia. Tahun 2019, Bappeda dan Litbangda bersama Dinas Pertanian dan Pangan menginisiasi untuk mulai menyusun buku Indikasi Geografis Kopi Arabika di Kabupaten Magelang dan diajukan ke Kementerian Hukum dan HAM untuk perlindungan kekayaan intelektualnya. 

Banyak tahapan dilakukan dan itu tidak mudah, proses dilalui dengan uji kualitas kopi tahun 2019 yang harus dilakukan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember. Dilanjutkan dengan pengesahan terhadap pendirian badan hukum Perkumpulan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Merapi Merbabu Magelang yang itu baru diperoleh setahun kemudian. Perjuangan belum berhenti, penyempurnaan dokumen deskripsi pengajuan Indikasi Geografis terus dilakukan dan berhasil memenuhi persyaratan sehingga tercatat pendaftarannya pada tanggal 24 Juni 2022 dengan nomor E-IG 09.2022.000005.

Pengumuman pendaftaran dilakukan 2 Agustus 2022 dan selang satu tahun yaitu pada tanggal 3 Agustus 2023 prestasi berhasil diukir oleh Kabupaten Magelang dengan terbitnya sertifikat perlindungan kekayaan intelektual Indikasi Geografis Kopi Arabika Merapi Merbabu Magelang.

Keunggulan kopi Arabika Merapi Merbabu Magelang

Indikasi Geografis Kopi Merapi Merbabu Magelang menjadi perlindungan kopi di kawasan penghasil kopi di Kabupaten Magelang antara lain mencakup Kecamatan Grabag, Ngablak, Sawangan, Pakis, Dukun, Windusari, Kaliangkrik, dan Kajoran. Kopi Arabika Merapi Merbabu Magelang berdasarkan hasil uji yang dilakukan Puslitkoka Jember menunjukkan citarasa yang khas dan dominan seperti karamel, seperti madu, seperti rempah, fruity, seperti herbal, seperti kacang, floral, flowery, sweet potato, natural, dan lemony serta sebagian kecil chocolaty dan vanilla. Sungguh citarasa yang banyak ragam dan tentunya akan memanjakan penikmat kopi semua. 

Nilai akhir uji citarasa menunjukkan hasil specialty grade dengan nilai 84,00 sampai 88,50. Sebagai gambaran saja, apabila pecinta kopi ingin menikmati kopi dengan citarasa lemony, caramel, honeyed, floral, dan flowery silahkan datang ke wilayah Kecamatan Pakis. Adapun citarasa basmatic rice, caramel, dan vanilla dapat ditemui di wilayah Kecamatan Sawangan. Keunikan rasa yang lain ditunjukkan oleh kopi yang diproduksi di wilayah Wonolelo Kecamatan Sawangan yaitu citarasa dried fruit, natural, winy, spicy, dan sweet potato.

Manfaat Indikasi Geografis bagi petani kopi

Tak kenal maka tak sayang, ibarat nama, brand atau sejenisnya, indikasi geografis menjadi penanda identitas kopi arabika di kawasan penghasil kopi yang didaftarkan. Terbitnya indikasi geografis Kopi Arabika Merapi Merbabu Magelang juga menegaskan jati diri, mutu dan kekhasan kopi Arabika Magelang. Kepercayaan pasar menjadi semakin meningkat dan harga jual kopi arabika juga semakin tinggi. 

Semula harga kopi hanya berkisar Rp. 8.000,- per kilogram kopi cherry merah, setelah adanya indikasi geografis harganya ada yang berani menawar hingga dua kali lipat atau sekitar Rp. 15.000,00 per kilogram. Namun demikian petani kopi arabika di Magelang tidak boleh terlena untuk tetap menjaga standar operasional dan prosedur dalam budidaya maupun pengolahan kopi. 

Ada pengalaman buruk dari Republik kopi Bondowoso yang sudah lebih dulu meng-IG-kan kopinya. Tahun awal mendapatkan IG kopi, petani di Bondowoso panen besar dengan harga yang tinggi. Sehingga mereka menjual semua kopi yang dimiliki tanpa memperhatikan kualitas. Akibatnya tahun kedua, kopi mereka terpuruk, konsumen kehilangan kepercayaan dan sertifikat IG kopi yang mereka dapatkan tidak ada artinya. Beruntung, belajar dari pengalaman tersebut pemerintah dan masayrakat petani di Bondowoso kembali sadar dan berusaha melaksanakan SOP dengan benar dan perlahan kepercayaan konsumenpun berhasil didapatkan lagi. Kopi arabika di Bondowoso berjaya kembali. 

Belajar dari hal tersebut, dengan Indikasi Geografis Kopi Arabika Merapi Merbabu yang sudah dimiliki Kabupaten Magelang, kualitas menjadi satu kata kunci agar pasar mempercayai dan daya saing kopi arabika Magelang semakin tinggi.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar