Oleh: P. Budi Winarto, S.Pd*)
DALAM mengimplentasikan kurikulum merdeka, seorang guru atau pendidik semestinya harus menguasai literasi pedagogi. Sebab keberhasilan implentesi kurikulum merdeka di sekolah salah satunya ditentukan oleh kemampuan literasi pedagogi guru atau pendidik. Sebenarnya apa itu litersi pedagogi? Literasi pedagogi adalah kemampuan seorang guru dalam menggunakan strategi mengajar, filosofi mengajar yang penerapannya dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (wikipedia.org).
Literasi pedagogi merupakan upaya atau strategi guru atau pendidik untuk mengembangkan potensi peserta didik agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam hidupnya. Dasar literasi pedagogi adalah cita-cita kemanusiaan universal yang bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan organis, harmonis dan dinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Tujuan literasi pedagogi adalah memanusiakan manusia secara utuh melalui pembinaan yang integral, supaya kesejahteraan umum tercapai. Integrasi antara kesejahteraan umum, mengembangkan bakat fisik, emosional, moral, dan intelektual budaya secara harmonis, menumbuhkan sikap tanggung jawab dan kebebasan yang tepat.
Proses Belajar Dan Literasi Pedagogi Dalam Dunia Pendidikan
John Dewey seorang ahli pendidikan mengatakan bahwa proses belajar dan literasi pedagogi dalam dunia pendidikan adalah proses aktif melakukan tindakan, kerja dan praktik yang diajarkan di dalam sebuah komunitas belajar. Bagi Dewey orang pergi ke sekolah dan belajar bukan diberikan banyak tugas dengan waktu yang lama melainkan diberikan petunjuk untuk mendorong peserta didik mengembangkan kemampuannya dan mengembangkan kontribusi bagi kehidupan sosial. Misalnya belajar matematika, bisa dilakukan dengan membuat praktik mengukur kayu yang dibutuhkan untuk membuat kursi. Belajar sejarah, dapat mengadakan live in hidup berkomunitas di tempat di mana peristiwa kehidupan berlangsung: mengetahui bahasa rakyat, perubahan iklim, pertumbuhan ekonomi dan sebagainya sebagai suatu peristiwa yang terjadi.
Dewey mengatakan ide pokok demokratis: pandangan hidup yang dicerminkan dengan partisipasi dari setiap warga dalam membentuk nilai-nilai yang mengatur hidup bersama. Demokrasi merupakan suatu keyakinan, suatu prinsip utama yang harus dijabarkan dan dilaksanakan secara sistematis dalam bentuk aturan-aturan sosial politik. Sehubungan dengan hal tersebut maka dewey menekankan pentingnya kebebasan akademik dalam lingkungan pendidikan. Ia dengan secara tidak langsung menyatakan bahwa kebebasan akademik diperlukan guna mengembangkan prinsip demokrasi di sekolah. Demokrasi sekolah itu bertumpu pada interaksi dan kerjasama, berdasarkan pada sikap saling menghormati dan memperhatikan satu sama lain; berpikir kreatif menemukan solusi atas problem yang dihadapi bersama, dan bekerja sama untuk merencanakan dan melaksanakan solusi. Secara implisit hal ini berarti sekolah demokratis harus mendorong dan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk aktif berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, merancang kegiatan dan melaksanakan rencana tersebut.
Literasi Pedagogi Mengubah dan Memperbarui Hidup
Penting disadari bahwa literasi pedagogi pada umumnya merupakan proses mengubah dan memperbarui. Literasi pedagogi dapat berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan keberanian dan pembentukan kemampuan intelegensi. Bagi Dewey, lebih penting melatih pikiran manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dari pada mengisinya secara sarat dengan formulasi-formulasi sarat teoritis yang tertib. Literasi pedagogi harus pula mengenal hubungan yang erat antara tindakan dan pemikiran, antara eksperimen dan refleksi. Literasi pedagogi yang merupakan kontinyuitas dari refleksi atas pengalaman juga akan mengembangkan moralitas dari peserta didik. Dengan demikian belajar dalam arti mencari pengetahuan, merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Dalam proses ini, ada perjuangan yang terus menerus untuk membentuk teori dalam konteks eksperimen dan pemikiran. Secara realistis praktik literasi pedagogi di Indonesia hanya menekankan pentingnya peranan guru dan mengesampingkan peranan para siswa dalam sistem pendidikan. Penyiksaan fisik dan indoktrinasi dalam bentuk penerapan doktrin-doktrin menghilangkan kebebasan dalam pelaksanaan pendidikan. Itulah yang mengakibatkan kejujuran dikorbankan demi target guru akibatnya siswa dipaksakan untuk mencapai tuntutan sekolah.
Literasi Pedagogi Membantu Peserta DIdik Mengembangkan Pemikirannya
Aktivitas literasi pedagogi adalah kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Kegiatan mengajar bukan dimaksudkan memindahkan (mentransfer) pengetahuan dari guru kepada siswa. Mengajar merupakan kegiatan membatu siswa untuk mengembangkan pemikirannya sendiri. Mengajar merupakan bentuk partisipasi guru dalam proses membentuk pemahaman/pengertian siswa.
Berpikir yang baik merupakan syarat mutlak yakni mempunyai pengertian yang jernih dan susunan pengertian yang teratur. Belajar dalam pengertian ini dimaksudkan sebagai usaha seseorang untuk berpikir secara konstruktif. Proses berpikir jauh lebih penting dari pada sekedar berusaha untuk mendapatkan jawaban. Literasi pedagogi membantu siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dan siswa diajak untuk mencari jawaban sendiri, dengan demikian belajar dalam dunia pendidikan yang disertai aktivitas literasi pedagogi yang kuat akan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membebaskan. Semoga.
*)Penulis guru SMP Pendowo Ngablak Kabupaten Magelang
0 Komentar