PENDIDIKAN merupakan ungkapan kasih sayang kepada anak-anak yang akan mengambil alih generasi sebelumnya. Anak-anak perlu diberi bekal di dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Pemberian bekal kepada anak-anak itulah yang dinamakan pendidikan.
Pendidikan menyangkut hal-hal kognitif (intelektual), menyentuh aspek afektif (sikap, kepribadian, kejiwaan, mental), dan psikomotorik (keterampilan). Pendidikan merupakan pembentukan diri secara menyeluruh. Oleh sebab itu, guru dituntut tak sekadar berperan sebagai transformator pengetahuan, tetapi juga sebagai pendamping (nurturing effect) yang berkewajiban membentuk dan mewarnai kepribadian dan moralitas siswanya. Pembentukan watak dan moral ini bukan hanya kewajiban pelajaran pendidikan Agama dan Budi Pekerti, melainkan juga kewajiban semua mata pelajaran. Salah satunya adalah pelajaran Bahasa Indonesia, yakni melalui pembelajaran Apresiasi Sastra.
Pembelajaran apresiasi sastra dapat digunakan untuk membentuk nilai-nilai luhur, meningkatkan perasaan religi, dan membentuk moral yang positif dalam diri siswa. Apresiasi sastra dirumuskan oleh Efendi (dalam Aminudin 2007) sebagai kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga dapat menumbuhkan kepekaan perasaan, daya pikir, serta siswa dapat memetik nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang terkandung dalam karya sastra.
Karya sastra banyak mengemukakan permasalahan yang sangat bermanfaat bagi perkembangan jiwa anak. Permasalahan yang diungkap dalam karya sastra, antara lain:
1) Masalah keagamaan, mencakup sikap terhadap hidup, Tuhan, dosa, dan kebahagiaan.
2) Masalah manusia dan konsep hubungan antar manusia, seperti cinta dan kematian.
3) Masalah nasib, hubungan antara kebebasan dan keterpaksaan
4) Masalah manusia dengan alam
5) Masalah keluarga, masyarakat dan Negara (Wellek, 2009)
Makin banyak membaca sastra, anak akan makin kaya dengan pengalaman batin sehingga lebih arif saat menghadapi problema kehidupan.
Pembelajaran Apresiasi Puisi
Pembelajaran apresiasi puisi merupakan salah satu bagian dalam pembelajaran apresiasi sastra. Apresiasi puisi dapat meningkatkan setidaknya lima hal dalam diri siswa, yaitu: 1) intelektual (kecerdasan), 2) kesadaran religious, 3) kecerdasan emosi, 4) kesadaran sosial, dan 5) meningkatkan kesadaran kemanusiaan (humanitas).
Pembelajaran apresiasi puisi dapat meningkatkan dan mengembangkan kecerdasan (intelektualitas) siswa karena dalam pembelajaran apresiasi puisi selalu menuntut interpretasi, persepsi yang akurat, dan kemampuan menduga. Pembelajaran apresiasi juga melibatkan kemampuan kognitif, menilai atau melakukan kritik, menafsir bahasa dan semiotika, sekaligus melakukan identifikasi diri.
Melalui sebuah puisi, kesadaran religiusitas dapat tersentuh. Kesadaran religiusitas itu bisa berupa kecintaan dan ketaqwaan pada Tuhan, kesadaran akan kebesaran Tuhan, kesadaran akan takdir, kecintaan pada nabi, kesadaran bahwa hidup tak pernah abadi, ekspresi memperingati hari besar agama, dan masih banyak lagi. Semua kesadaran tersebut bisa diwadahi dalam bentuk puisi.
Puisi yang bisa membangkitkan perasaan religius berupa kecintaan dan takwa pada Tuhan bisa kita amati seperti pada kutipan baris-baris puisi dari Zawawi Imron berikut ini.
Tuhanku
Bila Kau tampakkan secercah
Cahaya di senyap malam
Mengharu biru seluruh tubuh
Membangkitkan gelombang
Lautan rindu
Menggebu menyala
Dan laguMu yang gemuruh
..........
Biarkan aku menri dalam laguMu
.........
Terbisik hati puji syukur
Memanjat rindu.
Siswa bisa makin menghayati bahwa keberadaan Tuhan sangatlah dekat dalam dirinya, seperti dilukiskan Abdul Hadi WM dalam puisi berikut.
Tuhan, kita begitu dekat
Tuhan,
Kita begitu dekat
Sebagai api dengan panas
Aku panas dalam apiMu
Tuhan,
Kita begitu dekat
Seperti kain dengan kapas
Aku kapas dalam kainMu
Tuhan,
Kita begitu dekat
Seperti angina dan arahnya.
Kita begitu dekat
Dalam gelap
Kini aku nyata
Pada lampu padamMu.
Contoh puisi-puisi di atas dapat menumbuhkan penghayatan nilai-nilai sikap spiritual (spreme spiritual stance), penghayatan atas nilai filosofi ketuhanan. Dengan tumbunya penghayatan tersebut, diharapkan dapat menambah nilai-nilai kesadaran relgius , mempertebal rasa iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semoga
Penulis: P. Budi Winarto, S.Pd. Guru SMP Pendowo Ngablak Kabupaten Magelang
0 Komentar