Potensi Wisata MICE

Dilihat 638 kali
Wisata MICE membutuhkan infrastruktur yang memadai seperti hotel berbintang agar kenyamanan wisatawan dapat terlayani dengan baik dan profesional.

Selama hampir dua tahun berjalan setelah badai pandemi Covid-19 berlalu, sektor industri pariwisata grafik perkembangannya mengalami kenaikan cukup siginifikan. Kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke berbagai destinasi wisata terus mengalir. Fenomena tersebut cukup beralasan karena sudah hampir dua tahun saat pandemi berlangsung, objek-objek wisata atau pun agenda pariwisata ditutup dengan tujuan aspek keselamatan, karena pandemi waktu itu masih merebak di mana-mana.


Pengembangan kualitas pariwisata Indonesia diharapkan semakin baik dari tahun ke tahun. Sebagai sebuah industri jasa usaha pariwisata pasti saling berkaitan satu sama lain dalam memenui kebutuhan wisatawan. Tidak bisa dipungkiri, Indonesia adalah negara yang potensial dalam pengembangan industri pariwisata, selain alam dan budaya yang menjadi pusat perhatian dunia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dalam bidang pariwisata, menjadikan nilai tambah dalam pengembangan industri di Indonesia.


Dengan elaborasi pariwisata yang semakin signifikan pada saat ini, memungkinkan wisatawan memilih jenis pariwisata menurut preferensinya masing-masing. Sedangkan bagi lembaga, baik itu pemerintah, swasta, baik dalam maupun luar negeri dalam berbagai konferensi, lokakarya, seminar, atau berbagai pertemuan penting organisasi banyak menggunakan hotel sebagai tempat penyelenggaraannya. Konferensi atau pertemuan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai jenis wisata minat khusus yang sering dikenal dengan wisata MICE atau wisata konvensi.


Elemen Penting


Sebagaimana diketahui sekarang ini wisata MICE menjadi branding di masing-masing negara. MICE merupakan  suatu akronim dari beberapa terminologi, yaitu Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition. Konsep MICE telah menjadi elemen penting dalam industri pariwisata. Pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran merupakan aktivitas yang memiliki manfaat besar bagi perkembangan pariwisata suatu daerah.


Pertama-tama, pertemuan bisnis merupakan aspek penting dari MICE. Pertemuan bisnis memungkinkan para profesional dari berbagai bidang untuk bertukar pengetahuan, membangun jejaring, dan menjalin kolaborasi paralel yang saling menguntungkan. Pertemuan bisnis juga menciptakan peluang bagi pertumbuhan ekonomi lokal dengan mendorong konsumsi di sektor perhotelan, transportasi, dan berbagai restoran atau rumah makan (Nyoman S.Pendit, 2006).


Selanjutnya, insentif merupakan cara bagi perusahaan untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Dengan mengadakan perjalanan insentif, perusahaan dapat memberikan kesempatan kepada karyawan untuk bersantai dan berlibur sambil meningkatkan motivasi dan loyalitas mereka. Dampak positif dari insentif ini tak lain adalah dapat meningkatkan permintaan terhadap objek destinasi wisata, restoran, hotel, akomodasi, dan pendukung pariwisata lainnya.


Selain itu, konvensi adalah kegiatan yang melibatkan pertemuan besar dengan peserta dari berbagai negara atau daerah. Adapun manfaat konvensi ini dapat menciptakan peluang kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pengeluaran dari para peserta konvensi yang pada umumnya sudah mempersiapkan dana secukupnya ketika tiba di destinasi wisata. Dampaik ikutan lainnya, konvensi dapat terbangunya sistem mutual yaitu saling transfer pengetahuan dan teknologi


Terakhir, pameran adalah platform untuk memamerkan produk atau layanan kepada publik khalayak yang lebih luas. Pameran menciptakan peluang untuk meningkatkan branding, menjalin relasi dengan pelanggan potensial, dan menjajaki peluang bisnis baru demi progresnya produk yang dimiliki. Pameran juga memperluas visibilitas perusahaan dan produk mereka, serta mempromosikan sektor industri terkait agar jangkauannya lebih luas.


Industri MICE sebagai destinasi baru pariwisata mulai diperkenalkan pada dekade tahun 80-an dan mengalami perkembangan pesat pada era 90-an didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan kemajuan teknologi transportasi. Elaborasi MICE dipicu dari adanya kemudahan kunjungan ke negara atau daerah lain. 


Iklim kompetisi di era saat ini menjadikan masing-masing negara atau daerah berusaha seoptimal mungkin untuk menjadikan wisata ini menarik dan variatif. Aktivitas MICE ini pada umumnya merupakan pertemuan antar anggota dari suatu organisasi atau kelompok untuk membahas suatu program. Adapun tempatnya pada umumnya di hotel yang representatif. Peningkatan jumlah kunjungan pariwisata dunia, juga dapat meningkatkan  penyelenggaraan MICE menjadi trend dunia.


Pada prinsipnya, Indonesia memiliki potensi dan SDM yang bisa dielaborasikan menjadi industri Wisata MICE yang menarik. Namun, dalam perkembangannya industri MICE di Indonesia masih menghadapi beberapa kendala diantaranya: (1) Masih rendahnya kesadaran destinasi wisata akan pentingnya MICE dan perlunya dilakukan promosi berkelanjutan, (2) Kurangnya database MICE yang komprehensif dan siap online, (3) keterbatasan aksesibilitas atau jangkauan lokasi, serta keterbatasan barang pameran untuk cendera mata atau oleh-oleh bagi pengunjung,  juga seni pertunjukan yang bermuatan kearifan lokal. Oleh karena itu dukungan infrastruktur dengan kualitas standar pariwisata merupakan kebutuhan mendesak. Seperti akses jalan tol, rel kereta api, akses udara yang berfungsi untuk memudahkan wisatawan sampai lokasi destinasi wisata.


Di samping itu, juga perlu perhatian tersedianya convention center (pusat konvensi) yang memadai, juga hotel-hotel berbintang tempat wisatawan menginap. Dengan demikian pengerahan sumber daya manusia untuk pro aktif dalam mencari jejaring, relasi, serta upaya untuk memenangkan penawaran internasional perlu menjadi perhatian serius. Kalau berbagai perangkat tersebut sudah disiapkan dengan optimal, Indonesia tentunya siap bersaing dengan negara-negara lain dalam memperebutkan wisata MICE tersebut. 


Potensi Besar


Industri wisata MICE atau konvensi yang memiliki potensi besar tersebut rasanya perlu dilakukan dengan kerja sama lintas sektoral. Untuk menuju destinasi wisata tempat konvensi diselenggarakan, dibutuhkan kemudahan transportasi dan informasi terkait dengan destinasi wisata tersebut.


Di lokasi konvensi, dibutuhkan tempat yang nyaman dengan segala pelayanan yang berkesan. Di samping itu, perlu disediakan produk yang bisa dipamerkan, sehingga pengunjung sehabis konvensi bisa membeli produk tersebut. Di sini, semua aspek bisa saling terkait. Pariwisata merupakan hasil dari kerja tim. Tidak mungkin hanya kerja personal. Dibutuhkan kekuatan yang sinergis, agar tujuan yang diharapkan bisa tercapai, yaitu kepuasan pelanggan yang nantinya dapat memberikan dampak ikutan  positif yang berkelanjutan.


(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang)

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar