Bantuan Perpustakaan SD Muhammadiyah Borobudur, Bangun SDM di Kawasan Wisata Prioritas

Dilihat 47 kali
Bantuan renovasi perpustakaan SD Muhammadiyah Borobudur. Membangun peningkatan sumber daya manusia di kawasan wisata.

BERITAMAGELANG.ID - Meningkatkan literasi siswa sekolah di Borobudur, diharapkan mendorong naiknya kualitas sumber daya manusia di kawasan prioritas pariwisata. Mendukung pelaksanaan Visi Indonesia 2045.


Pembangunan perpustakaan di sekolah merupakan salah satu cara merangsang minat baca para siswa. Perpustakaan seharusnya dirancang tidak hanya sebagai tempat membaca, tapi menjadi pusat diskusi dan melakukan riset pustaka. 


Perpustakaan SD Muhammadiyah Borobudur di Dusun Kujon, Desa Borobudur, Magelang, dulu hanya berupa ruang kecil dengan jumlah koleksi buku terbatas. 


Menurut Kepala SD Muhammadyah Borobudur, Puji Utami, paguyuban orang tua murid dan pihak sekolah kemudian berencana memindah perpustakaan ke ruang yang lebih luas di lantai 2. 


"Sebelumnya kami belum pernah punya perpustakaan (yang memadai). Belum pernah ada. Cuma satu petak ruangan kecil yang hanya cukup menampung siswa satu kelas," kata Puji Utami.


Padahal jumlah siswa di SD Muhammadiyah Borobudur relatif banyak. Ada 3 rombongan belajar (ruang kelas) untuk menampung siswa pada masing-masing kelas.


"Kelas 1 dan 2 kami ada kelas reguler dan takhosus tahfidz Al Quran. Jadi otomatis jumlah siswanya jadi lebih banyak. Ruang perpustakaan tidak muat lagi,” terangnya.


Selama proses menggalang dana dari donatur dan sumbangan orang tua siswa, pihak sekolah mendapat tawaran bantuan pembangunan perpustakaan dari program InJorney Peduli Literasi.


InJourney Peduli Literasi


InJourney sebagai perusahaan holding BUMN yang membawahi PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan and Ratu Boko (PT TWC), berkomitmen mendukung pengembangan kawasan Candi Borobudur. 


Program InJourney Peduli Literasi mewujudkan renovasi perpustakaan SD Muhammadiyah Borobudur senilai total Rp160 juta. Tidak hanya membantu renovasi ruangan, program ini menghibahkan 300 judul buku sebagai tambahan koleksi.


"Harapan saya dari perpustakaan ini anak-anak membuka cakrawala berpikir agar lebih pintar dan senang membaca. Yang tadinya anak-anak senang (main) telepon genggam, harapannya jadi lebih senang baca buku," ujar Puji Utami.


Guru Kelas 2 SD Muhammadiyah Borobudur, Vina Aswandi mengatakan, keberadaaan perpustakaan mendukung program belajar di sekolah. Terlebih untuk para siswa yang mengikuti kelas takhosus, tahfidz Al Quran.


"Terlebih saya kan mengajar kelas tahfidz. Untuk anak-anak yang sekolah sambi menghafal Al Quran. Murojaah kan membutuhkan tempat yang tenang. Perpustakaan ini mendukung mereka bisa fokus menghafal,” ujar Vina.


Materi Belajar


Menurut Vina, koleksi buku di perpustakaan saat ini lebih beragam. Terdapat buku-buku cerita yang bisa dimanfaatkan para guru untuk memancing minat belajar siswa. 


"Anak-anak sekarang jika diberi materi yang langsung, kurang tertarik. Jadi mereka lebih tertarik pelajaran dikemas cerita. Kurikulum sekarang menuntut para siswa tidak hanya bisa menghafal persamaan, rumus. Tapi juga paham literasinya," kata Vina.


Salah seorang siswa kelas 4 SD Muhammadiyah Borobudur, Tiara Aurelia mengaku senang sekolahnya menerima bantuan perpustakaan. 


"Banyak banget bukunya. Saya suka sekali baca buku cerita dongeng Eropa,” kata Tiara.


Menurut hasil Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) 2022, siswa Indonesia memiliki prestasi di bawah rata-rata OECD dalam bidang membaca, matematika, dan sains. 


Secara spesifik, skor rata-rata siswa Indonesia adalah 366 dalam bidang matematika, 359 di bidang membaca, dan 383 dalam sains. Sedangkan skor rata-rata OECD masing-masing adalah 472, 476, dan 485. 


Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menyebutkan 27 persen siswa Indonesia memiliki tingkat kompetensi (literasi) 1b. Artinya mereka hanya mampu menyelesaikan soal pemahaman teks termudah yang sudah dijelaskan secara jelas.


Siswa mampu memahami kalimat secara harfiah, namun tidak mampu menerapkan kemampuan itu pada teks yang lebih rumit atau merumuskannya menjadi kesimpulan sederhana. 


Direktur SDM dan Digital InJourney, Herdy Harman mengatakan, program Peduli Literasi bertujuan meningkatkan sumber daya manusia di kawasan destinasi wisata Borobudur. 


Harapannya semakin masyarakat siap menghadapi meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke Borobudur. 


“Mimpinya korporasi seperti InJourney ini dimana ada aset besar di Borobudur, kita memastikan masyarakat Borobudur juga maju. Produk-produk berkembang dengan program-program InJourney," ujar Herdy Harman.


InJourney memberikan bantuan renovasi perpustakaan dan menambah koleksi buku yang bisa dipakai untuk membantu proses belajar. 


"Sehingga masyaraka sekitar Borobudur ikut sejahtera. Kami renovasi ruang perpustakaan dan membantu memberikan ratusan buku-buku,” tutupnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar