BERITAMAGELANG.ID - Gelaran event Ketep Summit Fest 2025 selama tiga hari di halaman parkir objek wisata alam dataran tinggi Ketep Pass, Jumat - Minggu, 18-20 Juli, membawa dampak positif bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Magelang. Event tahunan ini, tidak hanya untuk berjualan, tetapi jadi ruang promosi dan membangun sinergi.
"Ketep Summit Fest 2025 ini, tidak hanya tempat untuk jualan, tapi jadi ajang guna mempromosikan produk ekonomi kreatif lokal, sekaligus membangun sinergitas," ujar Koordinator Ekonomi Kreatif (Ekraf) Batik, Ita Syarifah di sela penutupan Ketep Summit Fest 2025, di Ketep Pass, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Minggu (20/7).
Melalui event ini, harapannya pelaku ekraf ikut terangkat dengan kesempatan branding serta marketnya, sehingga perlu support para pejabat dan para istri pejabat di lingkungan Pemkab Magelang. Mereka bisa menjadi ambasador ekraf Magelang agar lebih dikenal, sekaligus untuk promosi produk batik atau ecoprint asal Magelang ke segmen pasar lebih luas.
Oleh karenanya, pada kegiatan atau event festival ecoprint tahun ini, ibu-ibu Forkopimda akan ikut fashion show yang memperagakan baju corak alam, sehingga bisa mengangkat produk lokal.
"Kami juga berharap dalam kunjungan tugasnya mereka berkenan mengenakan produk ekraf lokal, agar produk-produk ekraf turut terangkat," pintanya.
Artinya, jaringan promosi dan sinergi harus terus dilakukan, supaya komunikasi dan sinergitas terjaga, sehingga tidak berhenti. Ekraf batik terus mencoba bersinergi dengan berbagai pihak untuk mempromosikan produk lokal asal Kabupaten Magelang ke pasar lebih luas.
Pengusaha batik tulis asal Muntilan, Magelang, Haryatini menambahkan, selama tiga hari event Ketep Summit Fest, banyak pejabat dan istrinya belanja untuk membeli batik tulis. Harga batik tulis produk lokal Magelang, di kisaran Rp500 ribu sampai Rp750 ribu per potong.
"Harga tersebut tergantung tingkat kesulitan saat pembuatan batik tulis," terangnya.
Sedangkan harga kain batik cap yang dipamerkan antara Rp150 ribu sampai Rp300 ribu per potong. Namun, selama tiga hari pameran, justru peminatnya atau yang dibeli justru batik tulis.
"Alhamdulillah, yang laris manis justru batik tulis," pungkasnya.
0 Komentar