BERITAMAGELANG.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang bekerja sama dengan DPD KNPI Kabupaten Magelang dan CV Elaku Sukses Berkemajuan menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan pengolahan kopi bagi Anak Tidak Sekolah (ATS). Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai Senin (3/11) hingga Rabu (5/11). Kegiatan ini diikuti 77 peserta dari berbagai kecamatan di Kabupaten Magelang.
Kegiatan yang dipusatkan di Aula Ki Hajar Dewantara Disdikbud Kabupaten Magelang ini bertujuan untuk memberikan keahlian yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini, khususnya di bidang kuliner dan perhotelan yang kian menjamur.
Kasi Pendidikan Masyarakat dan Keluarga pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Erlina Susi Nurwati menyatakan program ini dirancang untuk menekan angka ATS sekaligus memberi mereka "kail" untuk masa depan.
"Tujuan utama kami adalah mengurangi jumlah ATS dengan cara membekali mereka lifeskills. Industri kopi sedang berkembang pesat di Magelang. Kami melihat ini sebagai peluang emas, kopi bukan hanya sekadar minuman, tapi pengalaman.
Saya ingin anak-anak muda di sini bisa percaya diri menampilkan karya mereka di dunia kerja dan Magelang punya potensi kopi yang luar biasa, terutama dari lereng Merbabu dan Sumbing. Kalau anak-anak muda belajar mengolahnya dengan baik, ini bisa jadi peluang usaha yang menjanjikan," ujar Erlin di lokasi pelatihan, Rabu (5/11).
Dengan keterampilan ini, para peserta diharapkan dapat lebih percaya diri untuk memasuki dunia kerja atau bahkan merintis wirausaha mandiri di bidang kopi.
Pelatihan ini menghadirkan praktisi kopi profesional dari Solo sebagai instruktur. Indra, seorang barista senior, menjelaskan materi yang diberikan sangat komprehensif.
"Selama tiga hari ini, fokus kami tidak hanya soal cara menyeduh. Peserta belajar dari hulu ke hilir. Mulai dari pengenalan jenis biji kopi, teknik roasting dasar, pengoperasian mesin espresso, manual brewing seperti V60, hingga dasar-dasar latte art," jelas Indra.
Indra mengaku kagum dengan antusiasme para peserta yang cepat menyerap materi, meskipun banyak dari mereka yang baru pertama kali memegang peralatan barista profesional.
Semangat yang tinggi juga dirasakan oleh para peserta. Evi, peserta asal Kecamatan Mertoyudan, mengaku mendapatkan wawasan baru yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Saya lulus SMP dan sehari-hari hanya membantu orang tua di rumah. Jujur, saya bingung mau kerja apa. Sejak mengetahui ada program Kesetaraan Paket C saya kembali bersekolah untuk melanjutkan pendidikan," tutur Evi.
Ia mengaku sangat bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini.
"Ternyata membuat kopi itu ada ilmunya, ada seninya. Saya jadi tertarik. Harapan saya setelah ini bisa magang dulu di kedai kopi sambil belajar di PKBM, lalu suatu saat nanti bisa buka kedai kopi kecil sendiri," pungkasnya penuh harap.
Pada akhir kegiatan, peserta diberikan sertifikat serta kesempatan untuk mempraktikkan langsung hasil pelatihan dalam bentuk mini bazar kopi. Antusiasme peserta terlihat dari semangat mereka dalam menyiapkan racikan kopi khas Magelang.

0 Komentar