Bupati Magelang Fokus Tangani Sampah Plastik, Dorong Pengelolaan Tuntas di Tingkat Desa

Dilihat 73 kali
Bupati Magelang Grengseng Pamuji bersama Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Daerah Tertentu Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Abdul Haris dan jajaran Forkopimda saat mengikuti acara puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2025 tingkat Kabupaten Magelang.

BERITAMAGELANG.ID - Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2025, Bupati Magelang Grengseng Pamuji menegaskan pentingnya pengelolaan sampah, terutama sampah plastik, yang tuntas hingga ke tingkat desa. Hal ini disampaikan dalam acara puncak peringatan yang digelar di Terminal Wisata Telomoyo, Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Senin (23/6/2025).


Dalam sambutannya, Grengseng menekankan sampah plastik menjadi tantangan utama dalam pengelolaan lingkungan hidup saat ini. Untuk itu, ia meminta semua pihak mulai dari masyarakat, kepala desa, hingga dinas terkait untuk mengambil peran aktif.


"Sampah, termasuk sampah plastik, harus bisa dikelola dan selesai di tingkat desa. Bila dikelola dengan benar, maka sampah akan bernilai ekonomi dan manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh warga desa," ujar Grengseng.


Menurutnya, sampah yang selama ini dianggap sebagai beban, sebenarnya menyimpan potensi ekonomi besar jika dikelola secara akumulatif dan berkelanjutan. Namun ia mengingatkan bahwa pengelolaan tersebut jangan hanya menguntungkan segelintir pihak, melainkan harus melibatkan desa sebagai aktor utama.


"Kalau pun sampah memiliki value, maka desa juga harus mendapatkan value itu," tambahnya.


Bupati Grengseng menyatakan, mulai  2026 akan ada desa-desa prototipe untuk pengelolaan sampah yang akan menjadi proyek percontohan. Jika tingkat keberhasilannya mencapai di atas 70 persen, model ini akan direplikasi ke desa lain secara serentak.


Tak hanya itu, Grengseng juga menyoroti pentingnya membangun kesadaran masyarakat dari bawah. Ia menyebut bahwa masalah sampah bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal perilaku dan budaya masyarakat yang masih abai terhadap isu ini.


Sebagai bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Kabupaten Magelang dituntut memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik. Oleh karena itu, pemerintah daerah akan berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, dan instansi lainnya untuk menciptakan model pengelolaan yang terintegrasi.


Contoh inovasi pengelolaan sampah di tingkat desa pun disampaikan. Grengseng menyebut potensi sampah plastik untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif, yang bisa digunakan oleh alat-alat pertanian seperti traktor atau mesin diesel. Sementara sampah organik bisa dijadikan pupuk melalui sistem kompos atau biofermentasi.


"Pengelolaan bisa disesuaikan dengan kemampuan dan potensi SDM desa masing-masing. Intinya, sampah jangan hanya dikumpulkan, tapi harus dimanfaatkan," tegasnya.


Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Abdul Haris, turut mengapresiasi inovasi pengelolaan sampah di Desa Pandean yang dinilai berhasil mewujudkan kemandirian lingkungan. Salah satu contohnya adalah penggunaan biogas dari kotoran sapi untuk kebutuhan energi rumah tangga warga.


"Desa Pandean ini bisa menjadi percontohan nasional. Kami akan menyebarluaskan praktik baik ini ke desa-desa lain di Indonesia," kata Haris.


Ia juga menyebut, langkah yang diambil Pemkab Magelang sejalan dengan program nasional untuk membangun desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.


Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang, Sarifudin menyampaikan, tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini adalah "Hentikan Polusi Plastik". Kegiatan peringatan juga diisi dengan aksi bersih sampah plastik, deklarasi Kecamatan Proklim, penanaman pohon, dan peresmian bank sampah Desa Pandean.


Dengan pendekatan berbasis desa dan pelibatan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Magelang berharap persoalan sampah, terutama plastik, tidak hanya tertangani secara teknis, tetapi juga membangun budaya baru dalam mengelola lingkungan secara berkelanjutan.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar