BERITAMAGELANG.ID - Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) RI, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Magelang, Selasa (28/08). Mereka diterima Penjabat Sekda Kabupaten Magelang Endra Endah Wacana mewakili Bupati Magelang bersama sejumlah perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan beberapa Camat di wilayahnya.
"Kedatangan kami ke sini (Kabupaten Magelang), untuk belanja masalah khususnya terkait dengan potensi rempah-rempah. Kami ingin menyerap aspirasi dari masyarakat dan SKPD untuk kami kaji dan rekomendasikan sebagai bahan pengambil kebijakan Presiden ke depan. Di sisi lain, kami juga ingin mengenalkan lembaga kami," kata Sekjen Wantanas, Ani Hindrianty yang hadir memimpin rombongan di rumah dinas Bupati Magelang.
Ani yang juga Pembantu Deputi Hukum dan Perundang-Undangan Wantanas mengatakan, selain bertugas memberikan masukan, kajian dan rekomendasi kepada Presiden, pihaknya juga diminta merumuskan rancangan strategi nasional untuk menjamin kelangsungan keamanan negara.
"Tak hanya itu, kami juga diminta merumuskan resiko pembangunan dan juga merumuskan rehabilitasi akibat resiko pembangunan serta terkait bela negara," lanjutnya.
Dalam sambutan Bupati Magelang yang dibacakan Penjabat Sekda Magelang Endra Endah Wacana menyampaikan sejumlah kecamatan di wilayahnya menyimpan banyak potensi tanaman rempah-rempah atau biofarmaka. Terutama di lima kecamatan, yakni Kecamatan Borobudur, Salaman, Tempuran, Kajoran dan Secang.
"Sawah lestari di sini ada 42 ribu hektar. Sementara di sektor perkebunan ada 108 ribu hektar yang 2.000 hektar diantaranya ditanami berbagai tanaman rempah-rempah, yang 512,5 hektar diantaranya cengkeh, lada, lengkuas dan lainnya. Kemudian ada 42,5 h jahe; 121 h kencur; 13,7 h kunyit; 7,5 temu lawak; temu ireng 9 hektar; temu kunci 6,5 h; tribulus 12,5 h; kumis kucing dan sambiloto ada sekitar 7 hektar," paparnya.
Namun demikian, komoditas tersebut diakui masih dibudidayakan secara tradisional dan masih untuk kebutuhan lokal.
"Belum ada sentuhan teknologi. Kebutuhannya juga masih untuk lokal saja. Padahal, kalau ditekuni dan dibudidayakan secara modern, pontensi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia seperti zaman sebelum kemerdekaan sangat besar," kata dia.
0 Komentar