One Stop Shopping Kimpul di Muntilan, Hidup Sehat dan Tahan Pangan

Dilihat 73 kali
Pemilik Berkah Kimpul, Rohman Al Fauzi menata barang dagangan di kiosnya di Dusun Wonosari, Desa Gunungpring, Muntilan, Khusus menjual aneka umbi-umbian.

BERITAMAGELANG.ID - Orang Jawa mengenal istilah polo kependem untuk hasil bumi yang biasanya dimakan saat masa paceklik. Sistem ketahanan pangan yang menjadi laku kearifan tradisi.   


Tidak hanya makan untuk hidup, tradisi Jawa mengajarkan filosofi yang terkandung pada tiap jenis makanan pokok. Jenis sumber pangan dikelompokan berdasarkan tempatnya tumbuh: Polo kependem, polo kesampar, dan polo gumantung.


Ada semacam keyakinan bahwa keluarga yang menanam ketiga jenis hasil bumi itu akan terhindar dari kelaparan. Saat musim hujan dan hasil panen berlimpah, sumber pangan yang dikonsumsi berupa polo gumantung.


Tanaman jenis polo gumantung, umumnya berumur pendek dan dapat tumbuh pada musim hujan. Pepaya, pisang, dan labu siam termasuk jenis buah dan sayuran polo gumantung.


Kemudian polo kesampar yaitu tanaman yang tumbuh menjalar di atas tanah. Aneka jenis labu, waluh, dan mentimun termasuk dalam jenis polo ini.


Bahan pangan jenis polo kesampar lebih tahan hidup tanpa perlu banyak air. Jenis tanaman ini masih tersedia saat curah hujan mulai jauh berkurang.


Saat musim kemarau tiba, jenis tanaman yang masih bisa tumbuh adalah polo kependem. Tanaman polo kependem menjadi cadangan terakhir pangan saat tidak ada lagi sumber makanan.       


Sebab itu, adat Jawa melambangkan sifat sugeng sabar dan rendah hati pada jenis tanaman polo kependem. Tidak tampak di permukaan, namun menjadi andalan saat dibutuhkan.  


Sebelum bahan makanan menjadi komoditas ekonomi, siklus tanam-panen hasil bumi mengikuti periode musim hujan dan kemarau. Mereka yang taat mengikuti tradisi tanam, tidak akan pernah kelaparan.


Selalu tersedia bahan pangan selama satu tahun penuh, baik saat curah hujan melimpah maupun kemarau panjang. Hari ini, ceritanya tentu tak lagi sama.


Hasil bumi menjadi komoditas ekonomi. Bahan pangan pokok dijual di pasar sesuai hukum dasar permintaan dan persediaan barang.


Sangat jarang -jika tidak boleh disebut punah- keluarga yang masih bertahan memenuhi kebutuhan makannya sendiri. Sumber pangan tak lagi beragam.


Kios Kimpul


Di Dusun Wonosari, Desa Gunungpring, Muntilan, ada kios yang khusus menjual berbagai hasil bumi jenis polo kependem. Kios pangan Berkah Kimpul bahkan menjual jenis umbi-umbian yang sudah termasuk langka.


"Kami ingin punya kios beda dari yang lain. Menyediakan khusus untuk umbi dan talas dengan model one stop shopping. Jadi lengkap, semua jenis umbi-umbian ada di sini," kata pemilik kios Berkah Kimpul, Rohman Al Fauzi, Rabu (30/7).


Rohman bersama adiknya, mulai membuka kios Berkah Kimpul sekitar 2 bulan lalu. Meski baru buka, pelanggannya sudah terbilang banyak.


Dalam sehari omzet kotor penjualan sekitar Rp300.000. Tapi jika hari libur, jumlah pembeli lebih banyak sehingga omzet bisa naik hingga Rp800.000.


Berkah Kimpul boleh dibilang satu-satunya kios di Magelang yang mengkhususkan diri menjual aneka umbi-umbian. Mereka konsisten melayani pelanggan dengan menyediakan jenis umbi yang tidak ada di tempat lain.   


"Kami ada talas Bogor, ubi ungu, gembili. Yang langka itu suweg sama uwi. Tapi bedanya kami jual suweg sama uwi yang ungu. Sekarang sudah jarang ada yang jual," ujar Rohman.  


Komplet Umbi-umbian


Jenis gembili yang dijual di kios Berkah Kimpul termasuk lengkap. Ada gembili kentang dan gembili teropong atau ketan yang konon mujarab untuk mengobati asam lambung.  


Gembili teropong dapat membantu mengatasi masalah asam lambung karena memiliki kandungan serat, glukomanan, dan insulin yang tinggi. Dapat membantu meningkatkan kesehatan pencernaan, termasuk meredakan gejala asam lambung.    


Umbi gembili hanya dapat dipanen setahun sekali. Jika sudah lewat masa panen raya, pasokan gembili akan jauh berkurang.


"Kemarin baru panen raya, tapi sekarang jumlahnya mulai menipis. Soalnya gembili tidak bisa dipanen terus menerus, hanya sekali setahun. Habis panen nanti tanam lagi dari awal," terangnya.


Kebanyakan bahan dagangan didapat dari daerah Wonogiri yang cocok ditanami umbi-umbian. Wonogiri bahkan dikenal sebagai "Kota Gaplek" karena penghasil singkong dalam jumlah besar.


Selain singkong, Wonogiri juga berhasil membudidayakan porang, gembili, dan talas. 


"Kalau yang langka-langka itu kita cari ke Wonogiri. Di sana ada banyak umbi-umbian yang sudah langka itu," ujar Rohman.


Selain membuka kios sendiri, Berkah Kimpul juga mengirim barang ke beberapa pedagang di Borobudur hingga Yogyakarta.  


"Kita punya reseller juga. Minimal pesannya 5 kilogram untuk tiap item barang. Ada yang pedagang di pasar, ada juga yang buka kios di rumah. Biasanya mereka belanja sebulan sekali," imbuhnya.


Sumber Pangan Sehat


Kebanyakan pembeli yang datang langsung ke kios Berkah Kimpul adalah para orang tua yang mulai mengurangi makan nasi karena kadar gula yang tinggi.


Kandungan gula rata-rata pada 100 gram nasi putih, berkisar 0,05 gram. Nasi putih mengandung 28,17 gram karbohidrat yang akan diubah tubuh menjadi gula.


Sedangkan kandungan gula pada talas Bogor rata-rata sekitar 1,42 persen dari berat umbi segar. Selain gula, talas juga kaya akan pati sekitar 18,02 persen.


Talas memiliki indeks glikemik rendah yang artinya tidak akan menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis setelah dikonsumsi.


"Jadi orang yang beli kebanyakan karena alasan kesehatan. Mengatur pola makan. Sebagai pengganti nasi, karena makan umbi talas itu lebih awet kenyangnya," kata Rohman.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar