Christanti Zaenal Arifin: Tinggalkan Karir Demi Kualitas Kedekatan Keluarga

Dilihat 12862 kali
Foto keluarga Bupati Magelang Zaenal Arifin, SIP bersama istri Christanti Zaenal Arifin beserta kedua anaknya Muhammad Dzikra Raya Arifin (15) dan Pathya Wisesa Arifin (10)

BERITAMAGELANG.ID - Menjadi istri pejabat, mungkin tidak pernah terbersit di dalam benak Christanti Handayani, SE. Bahkan, dirinya tidak pernah menyangka akan menjadi istri orang nomor satu di Kabupaten Magelang. 


Sejak Januari 2014, Tanti, demikian nama panggilannya, menyandang status sebagai istri Bupati Magelang Zaenal Arifin, SIP dan resmi menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang. 


Kembali, pada 29 Januari 2019, Tanti akan mendampingi Zaenal Arifin, SIP sebagai Bupati Magelang periode kedua, yakni masa jabatan 2019-2024 setelah memenangkan Pilkada serentak pada 27 Juni 2018.


Jelang pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Magelang terpilih, Berita Magelang berkesempatan wawancara eksklusif dengan ibu dua anak ini di sela aktivitas kesehariannya.


Ia mengisahkan masa kecilnya di Dusun Digelan, Pringsurat, Soropadan, Temanggung. Anak kedua dari dua bersaudara ini memiliki seorang kakak perempuan. Ayahnya bekerja di Patal Secang dan ibunya seorang ibu rumah tangga. 


Perempuan yang memiliki hobi olahraga dan membaca ini menceritakan, awal mula pertemuannya Zaenal Arifin, SIP saat di bangku SMA. Keduanya bersekolah di tempat berbeda, Zaenal di SMA Muhammadiyah 1 Magelang, sedangkan Tanti di SMAN 1 Magelang. Tanti mengungkapkan, kakak perempuannya yang mengenalkannya kepada sosok pria yang kini telah menjadi Bupati Magelang itu.


Mereka bertemu pada 1994 dan intens berkomunikasi melalui komunitas radio amatir, yang popular dengan istilah briker. Pada 2003 mereka menikah dan kini dikaruniai dua putra, Muhammad Dzikra Raya Arifin (15) dan Pathya Wisesa Arifin (10). 

 

"Saya itu kan kenal bapak (Bupati) sudah dari dulu. Dan kami menikah ketika bapak baru saja lulus kuliah. 


Tapi jauh di lubuk hati saya, saya yakin dengan orang ini, dia punya prinsip dan bertanggung jawab pasti tidak akan menelantarkan keluarga meskipun dia belum punya pekerjaan tetap. 


Dan itu terbukti, usaha apapun bapak jalani waktu itu, menanam cabe, nyoba apalah yang penting menghasilkan sebagai bentuk tanggung jawabnya ke keluarga, berapapun hasilnya," demikian disampaikan Tanti usai aktivitas olahraganya di salah satu pusat kebugaran di Magelang, Selasa (22/01).


Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang, Tanti sungguh menaruh perhatian pada bidang edukasi dan literasi masyarakat. Selain itu, dirinya juga fokuskan program PKK pada peningkatan ketahanan keluarga dari semua aspek, meliputi kesehatan, kualitas sumber daya manusia, dan ekonomi.


Hobinya membaca buku pun mengantarkan pada keinginannya membuat buku biografi tentang perjalanan hidupnya.


"Saya lagi buat buku rekam jejak, biografi, bercerita sedikit cerita tentang dimana masa kecil saya, bagaimana perjalanan saya sebagai ibu, sebagai istri. Being a mom, being an employee, being a wife, pengalaman-pengalaman hidup, ya perjalanan hidup saya," ungkapnya.


Selain menjalankan amanah sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang, Tanti juga sebelumnya bekerja di salah satu bank swasta di Yogyakarta dan sempat bertugas di Magelang selama dua tahun terakhir. Namun, awal tahun ini dirinya memutuskan untuk meninggalkan karirnya dan fokus menjadi ibu rumah tangga.


"Per 1 Januari 2019 saya sudah resign (dari kantor). Saya bekerja sudah 18 tahun, ada saat anak-anak butuh perhatian yang lebih. Yang besar (sulung) sudah mau SMA, yang kecil (bungsu) kelas V SD. Apalagi yang kecil ini kan bakatnya di (sepak) bola, harus ada pendampingan yang memang fokus. Kedekatan itu terbangun tetap karena kuantitas. Kualitas itu muncul karena kuantitas," ujarnya. 


18 tahun meniti karir, Tanti mengaku sudah melalui diskusi panjang dengan suami terkait keinginannya mengundurkan diri dari bank swasta tempatnya bekerja. Menurutnya, ia sudah berdiskusi dengan sang suami bahwa ingin berhenti dari pekerjaannya dan fokus menjadi ibu rumah tangga.


"Pasti ada diskusi (dengan suami). Sebenernya saya sudah kepengen, namanya ibu rumah tangga pasti nalurinya pengen di rumah. Cuma kan segala sesuatunya masih banyak pikiran dan pertimbangan. Bapak (suami) bilang nanti, tunggu dulu. Sampai suatu saat bapak yang ingin sendiri, sudah ini memang sudah saatnya bunda harus fokus ke anak-anak. Kalau kita dua duanya sibuk nanti (tumbuh kembang) anak-anak terlewat, eman-eman," ujar perempuan kelahiran Temanggung, 26 Juni 1976 ini.


Setelah berhenti dari pekerjaannya, Tanti merasa lebih banyak waktu untuk keluarga, mulai dari antar jemput anak, hingga memasak makanan favorit bagi suami dan dua anak laki-lakinya.


"Saya yang mungkin tadinya nggak sempat masakin buat keluarga, sekarang jadi sempat, belajar masak, eksperimen (masakan) ini itu dan ternyata keluarga menikmati, suka, ada kepuasan tersendiri, tadinya kan nggak pernah masak, hanya sekedarnya," katanya sambil tersenyum.




Komitmen Pada Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)


Pada kesempatan yang sama, Tanti juga menunjukan dukungannya pada program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Dirinya pun fokus mengembangkan bidang penguatan keluarga, Keluarga Berencana, Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja dan Bina Keluarga Lansia melalui penguatan kelembagaan dan program PKK di semua tingkatan.


"Komitmen tersebut jelas kami sebutkan dalam Visi PKK Kabupaten Magelang 'Terwujudnya keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat, sejahtera, lahir dan batin," ungkapnya.


Visi tersebut dijabarkan lebih rinci dalam lima Misi PKK Kabupaten Magelang, yakni:


  1. Meningkatkan pembentukan karakter keluarga melalui penghayatan, pengamalan Pancasila, kegotong-royongan serta kesetaraan dan keadilan gender.
  2. Meningkatkan Pendidikan dan ekonomi keluarga melalui berbagai keterampilan dan pengembangan koperasi.
  3. Meningkatkan ketahanan keluarga melalui pemenuhan pangan, sandang dan perumahan tempat tinggal layak huni.
  4. Meningkatkan derajat kesehatan keluarga, kelestarian lingkungan hidup serta membiasakan hidup berencana dalam semua aspek kehidupan dan perencanaan ekonomi keluarga dengan membiasakan menabung.
  5. Meningkatkan pengelolaan Gerakan PKK meliputi kegiatan pengorganisasian dan peningkatan Sumber Daya Manusia


Visi Misi tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan, diantaranya dalam Pokja I mengadakan Sosialisasi gerakan anti kekerasan seksual anak; Lomba pola asuh anak dengan cinta dan kasih sayang; Bimtek meningkatkan pola asuh anak dengan cinta kasih dan sayang; Sosialisasi Kartu Identitas Anak; Pemberdayaan kader lansia dan keluarganya; Pembinaan rohani; serta Bakti sosial pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis bagi siswa SD dan SMP.


"Di Pokja II kami pun ada program Temu Kader POS PAUD; Sosialisasi LP3 PKK (Latihan Pengelolaan Program dan Penyuluhan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga); Sosialisasi literasi keuangan bagi kelompok UP2K PKK (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga); Gebyar PAUD; Workshop Pembelajaran Kreatif untuk Pendidik PAUD; juga Pencanangan Gerakan Ayo Membaca," paparnya.


Sementara di Pokja III, kegiatan yang diselenggarakan diantaranya Penyuluhan dan Peragaan Makanan Sehat; Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, Kabupaten Magelang berkomitmen bebas sampah 2020 dan penandatanganan komitmen satu desa satu bank sampah; MOU BLH, Ketua TP PKK dan Unilever Persada tentang 'Magelang Go Green n Clean'; Launching aplikasi bank sampah online; Sosialisasi dan Praktek Pemanfaatan Limbah Sandang; Lomba Peragaan Makanan Sehat bagi Ibu Hamil dan Balita; serta Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan untuk Kawasan Rumah pangan Lestari.


"Tidak ketinggalan di Pokja IV kami ada kegiatan Sosialisasi Posyandu Integrasi BKB PAUD di 21 kecamatan se-Kabupaten Magelang; Deteksi Dini Kanker Rahim dengan IVA Test di Puskesmas dan Klinik-klinik swasta; Lomba IVA Test; Lomba Posyandu, PHBS; Lomba Kesatuan Gerak PKK KKBPK Kesehatan; dan Pencanangan PIN Polio Kabupaten Magelang.


Kami juga bekerja sama dengan Dinkes dalam pemberian Jamkesda pada 4.250 orang kader Posyandu; Pencanangan Kampung KB, Rumah Dataku, Deklarasi ODF (Stop Buang Air Besar Sembarangan); Pencanangan Kesatuan Gerak PKK KKBPK Kesehatan Kabupaten.


Selain itu juga melayani KB dalam rangka HKG PKK KKBPK Kesehatan bekerja sama dengan Dinsos, Dinkes dan Kodim; Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak-anak penderita Gizi Buruk; hinga Senam Lansia," imbuhnya.


Atas kegiatan tersebut, TP PKK Kabupaten Magelang pun berhasil meraih prestasi hingga tingkat nasional, diantaranya penghargaan Upakarti Madya I Pelaksana Terbaik Posyandu Ananda di Desa Nglumut Kecamatan Srumbung (2015); Juara III Lomba Bunda PAUD (2017); serta Juara II Perpustakaan Desa Ngablak Kecamatan Srumbung.


Ingin Wujudkan Seluruh PAUD Holistik Integratif


Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang, Christanti Handayani, SE sudah bisa sedikit bernafas lega karena beberapa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di kabupaten Gemilang ini sudah menerapkan Holistik Integratif (HI). Ia berpendapat, di saat anak usia dini mendapatkan pembelajaran yang komprehensif, maka hasilnya akan menjadi lebih baik.


"Saya berharap di PAUD tidak hanya pendidikan saja yang dilayani, namun secara komprehensif, sehingga seluruh kebutuhan  anak bisa tercakup," kata Tanti, sapaan akrabnya.


Ia menjabarkan bahwa yang dimaksud PAUD HI adalah anak terlayani secara keseluruhan, baik pendidikan, kesehatan, gizi, ketrampilan, sosial dan semacamnya. 


"Jadi ini upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara utuh, sistematis dan terintegrasi," terangnya.


Pengembangan PAUD HI, kata Tanti, merupakan salah satu program PKK Pokja II tentang Pendidikan dan Keterampilan. 


"Alhamdullilah, tahun 2015 kesadaran orang tua memasukkan anak ke PAUD sudah mencapai 70 persen  dan sekarang mencapai 90 persen," ujarnya.


Agar PAUD HI bisa lebih berkembang di wilayah Kabupaten Magelang, maka pihaknya terus mengadakan koordinasi dengan SKPD terkait untuk menyusun rencana aksi daerah. SKPD yang nantinya bakal terlibat untuk pengembangan PAUD HI ini diantaranya Bappeda Litbangda, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga serta SKPD lainnya. 


"Semuanya ada di sana dan arahnya adalah untuk membuat Peraturan Bupati atau Perbup, dimana dalam Perbup itu juga ada gugus tugasnya," terangnya.


Tanti mengungkapkan, pihaknya sedang dalam proses MoU dengan RSJ Dr. Soerojo tentang Tumbuh Kembang, Anak dan Remaja. Selain itu salah satu hal yang sudah dilakukan dalam mewujudkan komitmen PKK untuk mengembangkan PAUD HI, adalah MoU dengan PT. Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB). MoU itu tentang pemberian tiket gratis bagi anak-anak PAUD yang berkunjung ke candi peninggalan nenek moyang tersebut.


Atas komitmen itu, dirinya pernah diundang Bappenas untuk menghadiri workshop PAUD HI di Bogor, Jawa Barat. Di acara yang dihadiri UNICEF itu, ia diminta untuk menceritakan best practice di Kabupaten Magelang. 


"Maka saya menceritakan apa adanya, bahwa di Kabupaten Magelang sudah ada yang menerapkan PAUD HI dengan menghadirkan polisi ke sekolah sebagai polisi sahabat anak, menghadirkan tenaga kesehatan untuk memeriksa kesehatan anak dan semacamnya. Termasuk kerjasama dengan TWCB untuk bidang pariwisatanya," jelas Tanti.


Di Bogor, imbuhnya, sebanyak 100 PAUD HI diberi bantuan oleh UNICEF berupa alat peraga kependidikan. 


"Tentu saya juga ingin Magelang mendapat bantuan serupa dari UNICEF," harapnya.


Diakui oleh Tanti, di Kabupaten Magelang belum terpetakan mana PAUD yang sudah HI atau belum. 


"Ada yang sudah bagus menerapkan PAUD HI seperti PAUD Al Jauhar di SKB Salam, PAUD Bina Yoga SKB Kabupaten Magelang, TK Pembina Mertoyudan, dan TK Kartika Secang. Untuk memetakan PAUD di Kabupaten Magelang yang melaksanakan HI dengan baik, harus terus dilakukan pendampingan karena sebetulnya semua PAUD sudah melaksanakan minimal kegiatan parenting, deteksi dini tumbuh kembang dan gizi. Hanya perlu perencanaan dan pendokumentasian yang baik. Ini yang akan kami kembangkan," katanya.


Oleh karena itu, untuk menutupi kekurangan yang ada, maka rencana aksi daerah harus segera dilakukan untuk membuat Perbup. Setelah terbit, maka PKK bisa menyusun kegiatan yang berjejaring untuk pengembangan PAUD.


Mimpi lain yang ingin dicapai, imbuh Tanti, adalah gerakan literasi khusus untuk kader PKK. 


"Di sini para kader bisa menjadi motor penggerak gerakan literasi di masing-masing wilayahnya, sehingga bisa dicontoh oleh anak-anak usia dini," ungkapnya.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar