Hasil Produksi Pandai Besi Lereng Merbabu Diekspor Ke Eropa

Dilihat 6736 kali
Pandai besi Sumardi memeriksa hasil produksi peralatan dapur untuk ekspor

BERITAMAGELANG.ID - Berbekal ketekunan menjadi pandai besi, seorang warga Kabupaten Magfelang sukses membuat aneka peralatan dapur berkelas. Permintaan tak pernah sepi, puluhan ribu unit rutin dikirimnya ke berbagai negara.


Saat ditermui BeritaMagelang.id di rumahnya Dusun Sanggrahan, Desa Rejosari, Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, pandai besi Sumardi tengah sibuk dengan tungku panggang besinya, Sabtu (11/01/2020). 


Dalam waktu dekat ini Ia harus menyelesaikan beberapa pesanan pisau dan sendok dari seorang pembeli asal Yogyakarta.


Sembari beraktivitas pria berusia 55 tahun ini menuturkan usaha pande besi yang ditekuni adalah usaha turun temurun dari keluarganya.


"Ini usaha keluarga, saya generasi kedua meneruskan sejak tahun 1991," kata Sumardi seraya menata batangan besi di bara api tungku dapur kerjanya.


Kesetiaan terhadap profesi yang sudah langka ini berbuah manis. Pasalnya sejak tiga tahun terakhir hasil karyanya berupa aneka peralatan dapur seperti sendok, garpu dan pisau mendapat peluang ekspor ke benua Eropa. Salah satu negara yang menjadi langganan karya besi manual Sumardi adalah Belanda.


"Setahu saya yang kedua kalinya selain ke Belanda juga ke Belgia," tuturnya.


Dalam proses pembuatannya, Supardi masih mempertahankan proses dengan peralatan tradisional seperti pandai besi pada umumnya. Bahan baku besi ditempa dengan alat-alat yang masih sederhana bersama tiga pekerja yang membantunya.


Yang menjadi khas dan unik dari dari perajin  lereng Gunung Merbabu ini adalah adanya corak motiif batik nusantara di setiap produknya.


Sumardi sengaja membubuhkan motif batik pada hasil karyanya karena selain menjadi ciri khas Indonesia, juga menambah kesan klasik pada barang buatannya.


"Itu yang sudah kerjakan itu peralatan untuk rumah makan yang klasik, ada pisau keju mangkok dan lain lain," katanya.


Untuk memenuhi pasar negeri kincir angin tersebut, setiap bulan Sumardi harus menghasilkan ribuan buah peralatan dapur berbentuk klasik. 


Terdapat 34 produk yang berbeda rutin dibuat Sumardi. Sedangkan harga jual bervariasi mulai dari Rp 40.000 hingga 150 ribu rupiah/ buah.


"Permintaan kiriman tidak tentu, kadang dalam lima bulan bisa 1.000 bahkan bisa sampai 3.000 buah," papar Sumardi.


Seiring berjalannya waktu perajin besi sudah mulai jarang dijumpai setelah munculnya produk pisau non baja. Selain itu pandai besi juga menghadapi kendala sulitnya mendapat bahan baku baja berkualitas dengan harga terjangkau. Ia berharap hasil karyanya bisa menginspirasi perajin besi lain untuk tetap semangat dan bertahan dalam menjalankan usahanya.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar