Sambut Ramadhan Dengan Tradisi 'Bajong Banyu'

Dilihat 2226 kali
Prosesi pengambilan air dari Sedang Dawung diringi oleh tarian

BERITAMAGELANG.ID - Menyambut bulan suci Ramadhan, Warga Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, menggelar tradisi padusan 'Bajong Banyu', Rabu (1/5/2018).

Acara unik tersebut diawali kirab warga berpakaian adat Jawa dan membawa air yang dimasukkan dalam kendi yang diambil dari mata air (Tuk) Dawung yang terletak sekitar 100 meter di sebelah dusun. Air kendi tersebut diarak warga dan dibawa menuju tengah Dusun Dawung dengan diiringi musik gamelan dan tari-tarian. Sebelum diarak, dilaksanakan doa bersama di sumber mata air yang dipimpin sesepuh dusun setempat.

Gepeng Nugroho, Seniman sekaligus sebagai ketua panitia mengatakan, Bajong Banyu merupakan sebuah kemasan untuk mengembangan tradisi padusan yang dilaksanakan oleh masyarakat.

''Yang biasanya menjelang puasa diadakan padusan, tapi padusan itu menjadi adat masyarakat kita yang dirasakan kalau tidak dikemas dengan baik ya menjadi sesuatu yang biasa aja, untuk itu kami kemas menjadi  kemasan seni budaya dan hiburan maka dibuat bajong banyu atau perang air," jelasnya. 

Gepeng Nugroho juga mengatakan bahwa secara prosesi Bajong Banyu adalah mengambil air dari sendang yang menjadi mata air di dusun tersebut.

"Filosofinya sebenarnya kita mengingatkan mengambil air itu bukan hanya mengambil air saja tapi ini lho mata air yang dari dulu ada menghidupi masyarakat sebelum ada PDAM masuk. Mandi nyuci di sini dan ini masih hidup sampai sekarang meskipun sudah jarang masyarakat mengunakan, dan kita juga memahamkan kepada masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan kita," ajaknya. 

Setelah acara prosesi pengambilan air, seluruh warga saling melempar air yang sudah dimasukkan ke dalam kemasan plastik. Masyarakat menyebutnya sebagai ''Bajong Banyu''. Meski harus basah kuyup terkena lemparan air mereka tetap antusias dan tampak bergembira.

"Tradisi perang air dipercaya oleh masyarakat sebagai simbol untuk melebur kesalahan antar warga. Semua saling memaafkan sehingga saat menjalankan puasa diharapkan dalam keadaan bersih, mulai dari hati, pikiran dan perbuatan," imbuhnya. 

Sementara itu salah satu warga asal Kudus, Jawa Tengah, Abdul Aziz (20) yang menyempatkan hadir dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa tradisi seperti ini belum pernah dia lihat di tempat lain.

"Saya sering melihat acara-acara kirab tapi untuk acara seperti ini baru saya lihat kali ini. Saya juga penasaran kemarin dapat informasi dari teman saya kalau mau ada acara ini jadi saya sempatkan untuk melihat mumpung sekarang libur, ternyata acaranya unik sekali," kata dia. 

Editor Fany Rachma

1 Komentar

Alvin syarif 02 Mei 2019 16:44
Mantap mas..kapan2 liputan bareng lagi..slam kenal dari mahasiswa UNTIDAR

Tambahkan Komentar