Membudayakan Kritik dalam Keluarga

Dilihat 96 kali

Kritik sebenarnya sesuatu yang biasa dan positif bila disampaikan secara tepat dan pada tempatnya. Dalam sebuah keluarga, kritik yang terkelola dengan baik memberikan arti penting bagi proses pembentukan keluarga bahagia. Tapi terkadang dianggap tabu dan tidak sopan bila seorang anak melontarkan kritik kepada orang tuanya atau saudaranya yang lebih tua. Hal ini disebabkan karena masyarakat kita dikenal dengan tradisi dan budaya untuk selalu menghormati dan berlaku sopan terhadap orang tua.


Oleh sebab itu diperlukan kearifan untuk menyampaikan kritik, sehingga kritik tersebut sampai kepada sasarannya. Kritik dapat disampaikan dengan cara tidak menelanjangi harga diri orang yang dikritik. Kritik boleh tajam dan mendalam, namun tetap disampaikan dengan bahasa dan cara yang simpatik. Kritik hendaknya dilontarkan dengan tujuan menyadarkan dan menumbuhkan sikap mawas diri. Sebab kritik yang disampaikan dengan diiringi rasa sentimen, cenderung membangkitkan emosi orang yang dikritik. 


Hindarilah menyampaikan kritik dengan bahasa yang kotor atau kasar, serta vulgar. Kritik yang dilakukan dengan cara vulgar membuat orang yang dikritik bersikap skeptis bahkan antipati. Sehingga kritik yang diberikan dianggap sebagai angin lalu saja.


Kritik yang disampaikan dengan benar dan tujuan yang jelas akan mempermudah pencapaian atau sasaran kritik. Sehingga kritik akan didengarkan dengan baik oleh yang bersangkutan. Dengan mempergunakan penalaran yang baik, mudah dipahami serta dengan bahasa yang sederhana, membuat orang yang dikritik mudah memahami maksudnya dan mengerti apa yang diinginkan si pengkritik.


Maka, dalam menyampaikan kritik diperlukan kejelian dalam memanfaatkan komunikasi efektif dan pemilihan kata-kata dan tata kalimat. Sebab itu, untuk menjadi seorang kritikus yang baik, seseorang harus merenung terlebih dahulu, apa yang ingin disampaikan dan dicapai, bagaimana cara atau metode dan teknik penyampaiannya. 


Kemudian perlu pula dirumuskan tujuan dan dampak dari kritik yang dilontarkan. Selain itu, perlu juga diperhatikan kesiapan orang yang akan dikritik, sehingga kritik tidak menjadikan orang yang dikritik mengalami shock atau frustasi. Sebaiknya justru kritik tersebut akan menumbuhkan gairah baru untuk memperhatikan dan melaksanakan apa yang dilontarkan kepadanya. Lebih sopan lagi apabila kritik yang dilakukan diawali dan diakhiri dengan permintaan maaf sebagai upaya permisi. Dapat pula ditambahkan ucapan terima kasih atas kesempatan dan perhatian yang diberikan. Akhirnya kritik yang dianggap sopan tentu juga harus disampaikan dengan kerendahan hati, tulus, jujur, dan bertanggung jawab.


Sedangkan bagi penerima kritik, kiranya perlu pula berbesar hati untuk mendengarkan apa yang disampaikan kepadanya. Hendaknya yang bersangkutan dapat menerima kritik dengan pikiran jernih, hati terbuka dan gembira, serta penuh rasa terima kasih. Dengan cara demikian, memungkinkan baginya menangkap maksud kritik yang dilontarkan kepadanya, sebagai satu hal yang mungkin berguna bagi tugas dan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya.


Belajar menerima kritik dengan jiwa besar


Jika ingin membudayakan kritik dalam keluarga hendaknya jangan memandang siapa yang menyampaikan kritik kepada siapa. Yang lebih penting adalah berusaha melihat kritik apa dan bagaimana yang ingin disampaikan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari tanggapan subjektif yang berlebihan dan lebih memfokuskan pada menangkap sesuatu secara objektif dan jujur. Penerapan cara ini sekaligus merupakan upaya untuk menghilangkan budaya malu mengkritik dan dikritik oleh orang lain yang menjadi bawahan atau atasan, jika itu dilakukan di luar rumah atau tempat kerja.


Ketika kritik yang disampaikan memang butuh tindak lanjut, tunjukkan bahwa akan diusahakan perbaikan secara sungguh-sungguh dan tidak usah berjanji kosong. Ungkapan dan konsekuensi logis akan mengusahakan perbaikan sungguh-sungguh untuk memberikan kepuasan atas kritik yang dilontarkan. 


Seandainya kritik yang disampaikan kurang berkenan di hati dan berkeinginan menolaknya, maka hendaknya lakukanlah dengan sikap arif dan rendah hati. Ini bisa dilakukan dengan pemberian ucapan terima kasih yang mendalam dan tulus. Cobalah dengan jiwa besar minta maaf atas sikap yang kurang berkenan, dan berharap semoga kritik yang dilontarkan dapat membantu mensukseskan tugas-tugas dan kewajiban. Dengan demikian rasa kekeluargaan tetap terjalain dan terjaga dengan baik.


Budaya kritik yang dikembangkan dengan baik dalam sebuah keluarga dapat menjadi aset penting bagi pembinaan keluarga bahagia. Dengan membudayakan kritik dalam keluarga diharapkan dapat tercipta suasana dialogis dan keterbukaan yang mendasar dalam keluarga. Hal ini penting untuk mempertemukan berbagai hal yang seharusnya memang dipertemukan dan dicarikan jalan keluarnya. Sehingga harapan, saran, usul, dan kritik bisa terkomunikasikan secara efektif kepada pihak lain.


Dengan ditumbuhkembangkannya keberanian untuk merespon situasi dan kondisi yang tidak beres dalam keluarga, maka fungsi keluarga bisa berjalan dengan baik. Secara tidak langsung ini juga berdampak positif bagi pembinaan anak-anak, agar kepribadian dan mental mereka bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. 


Dengan terlatihnya setiap anggota keluarga untuk bertanggung jawab dan merasa saling memiliki atas keadaan yang tidak wajar dalam keluarga, maka segala permasalahan dan ketidakberesan yang muncul dalam keluarga akan segera teratasi dan dapat dipecahkan bersama. Dengan demikian tidak sampai mengganggu fungsi dan proses pembinaan keluarga.


Dengan tumbuhnya dampak positif dari membudayakan kritik dalam kehidupan keluarga, maka masing-masing dapat terjaga dari keadaan salah arah dan salah fungsi dalam usaha membina generasi penerus. 


Dengan budaya kritik yang terkelola secara baik dalam kehidupan keluarga, berarti menjadikan keluarga sebagai suatu sistem terbuka yang mampu merespon perubahan baru yang penting menuju masa depan yang baik. Semoga.


P. Budi Winarto, S.Pd. Guru SMP Pendowo Ngablak Kabupaten Magelang

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar