Memilih Sekolah yang Nyaman

Dilihat 777 kali
Sekolah yang asri dapat membuat peserta didik nyaman untuk belajar dan membentuk dirinya menjadi pribadi utuh.

Pada Juni sampai Juli ini semua orang tua disibukkan dengan agenda besar untuk mencari sekolah bagi putra-putrinya. Mereka harap-harap cemas akan nasib putra-putrinya akan mendapatkan sekolah sesuai dengan harapannya atau tidak. Terlebih lagi, karena saat ini pemerintah masih menetapkan jalur PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) melalui jalur zonasi, afirmasi, prestasi, dan perpindahan tugas orang tua/wali.


Ekspektasi orang tua tentunya, putra-putrinya akan mendapatkan sekolah sesuai dengan opsi atau pilihan yang selaras dengan kata hatinya. Sudah barang tentu, orang tua tidak bisa memaksakan kehendak karena nantinya yang menjalankan adalah putra-putrinya. Orang tua hanya merestui dan memberikan spirit moral dengan harapan besar agar anaknya dapat berkembang di sekolah, bertumbuh sejalan dengan pendidikan yang telah diawali dari rumah sebagai pilar pendidikan pertama (St. Kartono, 2020).


Relasi Komunikasi


Pada dasarnya sekolah yang diharapkan semua pihak baik itu negeri maupun swasta adalah kapabilitasnya untuk merajut relasi komunikasi dengan pihak luar terutama orang tua peserta didik. Hal itu perlu disadari karena orang tua peserta didik merupakan potensi utama yang perlu mendapat perhatian agar tujuan pendidikan dapat tercapai.


Komunikasi dengan orang tua tersebut tidak hanya sekadar formalitas, seperti pertemuan pertama di awal tahun pelajaran, namun perlu dilakukan secara berkesinambungan baik formal maupun informal, agar komunikasi tersebut tidak terputus. Apabila dijumpai peserta didik yang dirasa kurang memiliki kemampaun bidang akademis maupun non akademis, pihak sekolah melalui guru, wali kelas, atau bimbingan konseling dapat merajut relasi komunikasi intensif dengan orang tua, untuk bersama-sama melakukan pendampingan agar peserta didik tersebut memiliki semangat untuk berubah.


Konsistensi komunikasi tersebur dapat dimaknai pada penjabaran formula visi-misi sekolah yang menjadi parameter dalam melakukan kegiatannya. Sering dijumpai rumusan visi-misi sekolah terpampang dengan cukup jelas baik di area sekolah atau di laman daring sekolah. Rangkaian kalimat-kalimat indah terumus dalam visi-misi tersebut, yang biasanya ditempatkan di tempat strategis yang mudah dibaca oleh warga sekolah atau pengunjung.


Semestinya penjabaran visi-misi sekolah tersebut tidak hanya sekadar dibaca, namun perlu dihayati rohnya, serta diwujudkan dalam semua bentuk aktivitas pendidikan. Jika visi-misi sekolah itu terumuskan mendidik peserta didiknya mencintai lingkungan, bisa ditelusuri adakah aktivitas di sekolah itu yang membuktikan bahwa segala bentuk kegiatannya sudah berinteraksi dengan lingkungan sekitar, alam, atau sesama? 


Apabila kalimat yang tertuang dalam visi-misi tersebut membentuk pribadi peduli terhadap kemiskinan, apakah sudah diimplementasikan kegiatan yang menunjukkan peserta didik peduli dengan fenomena kemiskinan yang ada di lingkungannya? 


Jika dalam visi-misi tersebut tervisualisasikan baik secara tersurat maupun tersirat mendidik peserta didik menjadi pribadi yang berjiwa Pancasila sejati, apakah sudah dilakukan aktivitas nyata yang membawa peserta didik mengalami bentuk keberagaman yang ada di komunitas?


Pada prinsipnya, rumusan visi-misi tersebut bukan sekadar pajangan yang isinya bias atau nun jauh di awan biru. Bagi pemimpin dan warga sekolah, hal itu bisa menjadi panutan arah pelayanan pendidikan serta acuan pembentukan profil lulusannya. Nantinya dapat menjadi tolok ukur dari tingkat keberhasilan yang sudah dan akan dicapai ke depannya.


Rumusan visi-misi tersebut dapat menjadi penagih bagi orang tua peserta didik untuk menyinkronkan tindakan praksis sekolah dengan kondisi faktual. Jangan sampai penjabaran visi-misi bagus dan meyakinkan, namun tindakan praksisnya belum bisa dibuktikan. Apabila hal itu terjadi, tentunya akan menjadi bumerang pihak sekolah.


Pertimbangan Memilih Sekolah


Orang tua calon peserta didik baru, kiranya perlu mempertimbangkan dengan jeli saat memilih sekolah karena akan berkorelasi langsung dengan masa depan putra-putrinya. Selain menelisik aktivitas jabaran konkret visi-misi yang sudah terurai di depan, juga perlu mempertimbangan beberapa hal yang sangat prinsip.


Pertama, kualitas lulusannya. Jika lulusan dari lembaga tersebut banyak berhasil, baik yang melanjutkan sekolah atau bekerja, bisa dipakai sebagai indikator pengelolaan sekolah tersebut baik dan representatif.


Kedua, sarana penunjang yang dimiliki sekolah. Hal ini dapat diamati dari bentuk bangunan dan fasilitas yang ditawarkan oleh sekolah. Kenyamanan peserta didik dalam belajar adalah salah satu kunci suksesnya pendidikan. Apabila sarana penunjang tidak terpenuhi, tentunya peserta didik akan terganggu dan tidak nyaman dalam menjalani proses pembelajarannya. Misalnya laboratorium atau perpustakaan saja tidak memadai, mana mungkin mereka akan belajar dengan nyaman.


Ketiga, standar keamanan memadai. Standar keamanan ini merupakan hal yang sangat prinsip dimiliki oleh sekolah. Kerentanan dalam standar atau sistem pengamanan ini akan memicu tindakan pembulian atau praktik-praktik kekerasan. Untuk itu, peran masing-masing warga sekolah untuk bersama-sama mengedepankan tingkat pengamanan ini menjadi kata kunci agar kenyamanan peserta didik terjamin.


Keempat, pelayanan guru. Hal ini perlu menjadi pertimbangan karena tugas guru sebenarnya tidak hanya mengajar namun juga mendidik agar peserta didiknya menjadi pribadi utuh. Tingkat pelayanan ini menjadi hal yang sangat prinsip, karena berkorelasi langsung dengan kondisi psikologis peserta didik.


Guru perlu dengan sabar dan telaten melakukan pendampingan baik untuk peserta didik yang sudah menguasai mata pelajaran yang diampu atau belum. Peserta didik yang sudah mampu perlu lebih diberikan spirit agar terus meningkatkan prestasinya, sementara mereka yang belum menguasai, dapat dimotivasi dan diberi pendampingan intensif agar tidak minder atau patah semangat. Pada prinsipnya guru ibaratnya matahari, yang dapat memberikan pencerahan ke semua pihak.


Adapun dengan mempertimbangkan dengan jeli, ketika akan menyekolahkan putra-putrinya, merupakan preferensi tepat bagi orang tua calon peserta didik baru. Dari pihak sekolah, juga perlu melakukan refleksi apakah dalam jejak rekamnya sudah memberikan ruang bagi peserta didik di sekolahnya untuk bertumbuh menjadi pribadi utuh? Mendampingi peserta didik untuk berpikir kritis? Meningkatkan kualitas pelayanannya? Berbagai hal yang sangat prinsip tersebut tentunya yang akan menjadi pertimbangan orang tua.


Dengan demikian, sebagus apapun sekolah yang menjadi pilihan, apabila tidah dapat menumbuhkan kepribadian dan karakter peserta didiknya tidak ada artinya. Untuk itu, kiranya berbagai kekurangan di sekolah mesti dilengkapi oleh keluarga sehingga terbangun kolaborasi mutual yang sinergis.


(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang)

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar