Paskah Momentum Merajut Persaudaraan

Dilihat 318 kali
Gereja Katolik Santo Raphael Wilayah Kalinegoro berdiri dengan kokoh sebagai rumah ibadah umat manusia dalam menjalin relasi spiritual dengan Sang Pencipta.

Pada penghujung Maret ini, semua umat Katolik atau Kristiani di seluruh dunia merayakan hari raya Paskah. Hari raya ini dilakukan setelah menjalani masa Prapaskah. Dalam masa Prapaskah umat Kristiani menjalankan beberapa praktik keagamaan untuk memperdalam penghayatan iman dan ketaatan mereka kepada Tuhan. Sebagai salah satu tindakan praksis keagamaan yang diimplementasikan masa Prapaskah adalah puasa. Seluruh umat diminta berpuasa atau pantang sebagai tanda kerendahan hati dan sebagai wujud penghormatan kepada Yesus Kristus yang wafat di kayu salib.


Masa Prapaskah juga diasumsikan sebagai waktu untuk melakukan tindakan dalam  berbuat baik dan melakukan tindakan amal yang bermanfaat untuk sesama, seperti memberikan sumbangan untuk yang membutuhkan, melayani sesama, atau melakukan kegiatan sukarela yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain yang membutuhkan.


Di samping itu, umat Katolik juga diajak untuk melakukan laku atau tindakan eksaminasi diri. Implikasi eksaminasi diri adalah proses refleksi atas perbuatan dan perilaku manusia dalam menjalani hidup. Masa Prapaskah sebagai awal dari peringatan Paskah, umat Katolik diminta untuk instrospeksi atau mengevaluasi diri, serta melakukan perubahan-perubahan yang perlu dilakukan agar lebih dekat dengan Tuhan untuk dapat meraih hakikat dari kebahagiaan abadi.


Makna Paskah


Sebagaimana diketahui hari raya Paskah setiap tahun selalu diperingati dan sudah menjadi agenda utama. Adapun Paskah dapat dimaknai sebagai perayaan penghayatan misteri yang diwahyukan Allah dalam kebangkitan Yesus Kristus. Paskah merupakan pusat dan puncak seluruh tahun liturgi Gereja. Seluruh umat merayakan historis keselamatan Allah yang berpuncak pada sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.


Itulah misteri Paskah yang merupakan satu kesatuan. Dalam tahun liturgi gereja dikenal Trihari Suci yaitu Kamis Putih, Jumat Agung dan Malam Vigili Paskah. Kamis Putih merupakan peristiwa untuk mengenang perjamuan terakhir Yesus Kristus dengan para muridnya. Jumat Agung mengisahkan sengsara dan wafat. Sedangkan Vigili Paskah merupakan peristiwa mengenang kebangkitan Yesus Kristus dari alam maut.


Paskah juga merupakan momen penting bagi umat Kristiani untuk merenungkan dan memperdalam iman mereka. Perayaan Paskah juga mengingatkan akan pengorbanan Kristus atas dosa-dosa manusia dan kasih-Nya yang tak terhingga kepada setiap manusia hingga akhir zaman.  


Melalui perenungan dan doa selama masa Paskah, seluruh umat diundang untuk merenungkan kembali arti penting iman mereka. Tentunya dengan upaya untuk tetap memperkuat hubungan mereka dengan Tuhan. Selain itu, Paskah juga menjadi momentum peluang bagi umat Kristiani untuk memperbaiki relasi kolegial mereka dengan sesama dan menciptakan perdamaian dalam hidup. Masa Paskah seringkali diisi dengan pelayanan sosial bagi sesama, sebagai wujud kasih Yesus Kristus yang harus tercermin dalam ranah atau aktivitas kehidupan bersosialitas dengan masyarakat.


Dengan memaafkan dan mempersembahkan kasih kepada orang lain, dapat mengambil  makna sejati dari Paskah, yaitu pengampunan dan penebusan. Dalam kehidupan sehari-hari, Paskah mengajarkan nilai-nilai harapan, pengampunan, dan kasih yang luasnya tiada bertepi.


Harapannya lebih jauh, bahwa meskipun manusia mengalami penderitaan dan kesulitan, akan ada kebangkitan yang menunggu di ujung perjalanan. Sama seperti Yesus Kristus yang bangkit dari kematian. Pengampunan sebagai sikap yang dianjurkan, mengajarkan untuk mengampuni orang lain sebagaimana Tuhan telah mengampuni manusia dengan tulus dan penuh cinta kasih.


Adapun kata kunci untuk dapat memperingati hakikat Paskah tak lain yaitu, iman yang tumbuh dalam masing-masing pribadi. Paskah perlu dimaknai sebagai upaya untuk mempertajam iman semua umat manusia akan kebangkitan Yesus Kristus. Di sini iman dinamis, yang diharmonikan dengan tanda-tanda zaman dapat menjadi fondasi kuat untuk lebih memaknai hakikat Paskah sampai kedalamannya sehingga dapat diimplementasikan dalam dunia nyata.


Paskah yang menjadi momentum kebangkitan Yesus Kristus mestinya juga dapat menjadi momentum kebangkitan hati semua umat manusia yang ditandai dengan kebangkitan hidup batiniah baru. Implikasinya tak lain adalah adanya spirit dan kemauan untuk memperbarui serta memperbaiki hidup nyata agar sesuai dengan corak hidup baru sejalan dengan kehendak Tuhan (Kardiyat Wiharyanto A., 2024).


Persaudaraan Sejati


Momentum Paskah yang bersamaan dengan saudara-saudara lain merayakan hari raya keagamaan dapat menjadi pemantik untuk menumbuhkan semangat merajut persaudaraan sejati. Pada bulan Maret ini, umat Hindu merayakan Nyepi dan umat Islam melaksankan ibadah puasa. Pada masing-masing upacara keagamaan tersebut dapat ditarik tautan benang merah agar seluruh manusia dapat melakukan kontemplasi atau perenungan diri.


Sikap saling menghargai, berbagi, atau membantu sesama yang membutuhkan dengan tidak memandang suku, agama,atau golongan, dapat menjadi landasan dalam menguatkan iman yang bertumbuh. Kebangkitan hati masing-masing pribadi merupakan parameter utama untuk dapat memaknai Paskah dalam aksi nyata. Dengan niat tulus dilandasi kebangkitan iman, semua keinginan untuk berbuat baik akan dapat diaktulisasikan.


Di tengah tantangan dan pergumulan kehidupan yang kompleks, Paskah dapat  menjadi dorongan spiritual dan moral bagi umat Kristiani untuk tetap kuat dalam iman, menumbuhkan kasih, merajut persaudaraan dengan semua pihak, serta lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan kelompok atau personal.  


Selamat merayakan Paskah 2024.


Penulis: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar