Penguatan Pendidikan Patriotisme Melalui Keteladanan Para Pendidik

Dilihat 158 kali

SAAT ini sangat penting untuk dilakukan dan ditumbuhkembangkan pendidikan kesetiaan dan kecintaan kepada bangsa dan Negara terutama di kalangan peserta didik di sekolah karena ditengarai bahwa jiwa patriotisme dan cinta tanah air kalangan peserta didik mengalami kemerosotan akibat dari kemajuan teknologi terutama teknologi komunikasi. Penanaman jiwa patriotisme kepada peserta didik merupakan bagian dari pendidikan kesetiaan dan kecintaan kepada bangsa dan Negara. Materi utama yang dikaji dalam jenis pendidikan ini adalah: tidak menyakiti hati orang, tidak berkhianat kepada rakyat, tidak menyengsarakan rakyat. Materi-materi utama tersebut patut disampaikan dan dibahas baik di pendidikan formal di sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan pendidikan informal di keluarga, serta pendidikan nonformal di masyarakat.

Pendidikan patriotisme sebagai materi dasar yang melandasi materi-materi pendidikan kesetiaan dan kecintaan kepada bangsa dan negara. Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan Negara. Memberikan pendidikan patriotisme adalah menanamkan jiwa kepahlawanan, menanamkan dan menumbuhkan rasa cinta tanah air, cinta bangsa dan Negara atau menumbuhkembangkan jiwa kepahlawanan.

Patriotisme tidak harus dikaitkan dengan kerelaan seseorang untuk berkorban di medan perang demi bangsa dan negaratercinta. Patriotisme lebih berbicara tentang cinta dan loyalitas kepada bangsa dan Negara. Sikap dan perilaku tidak mau korupsi bisa dikategorikan pada sikap dan perilaku patriotisme. Suatu sikap dan perilaku tidak mau berkhianat kepada rakyat, tidak mau berbuat mencuri atau merampok uang rakyat, ini perbuatan patriotisme, sebagai cinta dan loyalitasnya kepada bangsa dan negara.

Staub (2017) menyatakan patriotisme sebagai sebuah keterikatan (attachment) seseorang kepada kelompoknya (bisa suku, bangsa, partai politik, dan sebagainya). Keterikatan ini meliputi kerelaan seseorang dalam mengidentifikasikan dirinya pada suatu kelompok sosial (attachment) untuk selanjutnya menjadi loyal. Patriotisme yang tumbuh sebagai karakter yang anti korupsi atau tidak mau berbuat korupsi tergolong pada contructive patriotism, cinta dan loyal kepada bangsa dan Negara bersifat membangun. Patriotisme konstruktif atau contructive patriotism diharapkan memberikan perubahan positif guna mencapai kesejahteraan bersama. Patriotisme semacam ini menuntut kesetiaan seseorang kepada bangsa dan negaranya, kecintaan kepada rakyat dengan selalu mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan.

Bersikap dan berperilaku constructive patriotism atau konstruktif patriotisme adalah selalu melakukan evaluasi terhadap sikap dan perilaku sehari-harinya, apakah dirinya berkhianat kepada rakyat atau tidak. Selalu melakukan autokritik (mengkritik dirinya sendiri) dan bersedia menerima kritik dari orang lain bertujuan tetap menjaga perilaku dirinya dan kelompoknya untuk tetap pada jalur yang benar atau positif, demi kesejahteraan rakyat. Faktor yang terpenting untuk ditumbuhkan dan dikembangkan adalah mencintai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Pentingnya Keteladanan

Pendidikan adalah suatu proses transformasi dan bahan dasar menjadi keluaran (autput). Bahan dasar yang baik diproses dengan pendidikan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik. Meskipun bahan dasarnya baik namun salah memprosesnya yaitu oleh pendidikan yang kurang baik, akan menghasilkan manusia yang kurang baik. Proses pendidikan yang baik jika dilakukan oleh keteladanan oleh pendidiknya. Pendidikan patriotisme dilakukan oleh para pendidik yang patriotik.

Harus diakui bahwa tempat pendidikan pada anak pada mulanya adalah rumah dan yang menjadi pendidiknya adalah orang tua dan orang-orang dewasa di sekitar anak. Di lingkungan keluarga yang patriakal sebagaimana kebanyakan dianut oleh suku-suku bangsa di Indonesia, peran serta ayah sebagai pendidik sangat utama. Sang ayah sebagai sosok yang seharusnya patut diteladani, berperan membimbing dan mengarahkan. Demikian juga tidak bisa diabaikan peran ibu yang dominan bergaul dengan anak-anak dan orang-orang dewasa lainnya. Pendidikan moral sangat ditekankan dalam pendidikan informal di rumah atau di keluarga. Orang tua dan orang-orang dewasa di keluarga jika mengharapkan anak-anak mereka patriotik dan heroik harus terlebih dulu berjiwa patritosme dan heroisme.

Keluarga, sekolah, organisasi kemasyarakatan adalah lembaga pendidikan sebagai tempat berinteraksinya individu-individu, tempat sekelompok manusia yang hidup bersama, yang selalu diharapkan terjadinya iklim kerja sinergis dan kooperatif. Orang tua, orang dewasa, pendidik, dan pimpinan organisasi adalah pemimpin kelompok yang diperlukan sebagai pembimbing, penuntun, dan pengarah kearah kehidupan anggota kelompok yang lebih baik (menurut ukuran moral yang diterima masyarakat secara umum). Kelompok manusia dalam komunitas tersebut dalam kehidupan sehari-harinya memerlukan kepemimpinan (leadership) yang patut menjadi panutan untuk bersikap dan berperilaku patriotisme. Rela berkorban demi kebaikan bersama, demi kesejahteraan bersama atau untuk kepentingan bersama suatu sikap dan perilaku patriotisme. Semoga.


 

P. Budi Winarto, S.Pd. Guru SMP Pendowo Ngablak Kabupaten Magelang.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar