Support System Bagi Penderita Jantung

Dilihat 2284 kali
Jaga jantungmu, Kenali Jantungmu (foto dok pribadi)

HARI Jantung sedunia tahun 2023 yang diperingati tanggal 29 September mengusung tema "Use Heart, Know Heart" yang memiliki makna sebagai pengingat kepada semua orang di dunia untuk menjaga jantung dan mengenal jantung sendiri. Menurut data dari World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskular (CVD) adalah penyebab utama kematian secara global, merenggut sekitar 17,9 juta nyawa setiap tahunnya. CVD merupakan sekelompok kelainan jantung dan pembuluh darah yang mencakup penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, penyakit jantung rematik, dan kondisi lainnya. Lebih dari empat dari lima kematian akibat penyakit CVD disebabkan oleh serangan jantung dan stroke, dan sepertiga dari kematian ini terjadi secara prematur pada orang yang berusia di bawah 70 tahun.


Tercatat angka kematian karena penyakit jantung coroner di Indonesia mencapai 259,297 atau 15,33% dari total kematian pada tahun 2020. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 melaporkan bahwa prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia mencapai 1,5%, dengan prevalensi tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Utara 2,2%, DIY 2%, Gorontalo 2%.


Selain ketiga provinsi tersebut, terdapat pula 8 provinsi lainnya dengan prevalensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi nasional. Delapan provinsi tersebut adalah, Aceh (1,6%), Sumatera Barat (1,6%), DKI Jakarta (1,9%), Jawa Barat (1,6%), Jawa Tengah (1,6%), Kalimantan Timur (1,9%), Sulawesi Utara (1,8%) dan Sulawesi Tengah (1,9%).


Faktor Risiko


Penyakit jantung merupakan kondisi fatal pada jantung yang menyebabkan jantung tidak dapat berfungsi memompa darah dengan benar. Gejala yang muncul yaitu adanya nyeri pada dada atau adanya rasanya tidak nyaman di dada yang terasa seperti adanya tekanan. Tantangan yang dihadapi pada saat ini adalah penyakit jantung tidak lagi mengenal kelompok status sosial ekonomi masyarakat maupun usia.


Ada beberapa faktor risiko dari penyakit jantung diantaranya adalah;


1.    Pola makan yang tidak sehat

"You are what you eat" sepertinya memang bukanlah sebuah mitos namun istilah ini menunjukkan bahwa apa yang kita makan menjadi cerminan kesehatan seseorang. Pola makan tidak sehat dimana asupan gizi tidak seimbang secara terus menerus seperti tinggi lemak, cepat saji, tinggi garam dan gula menjadi faktor risiko terkena penyakit jantung.


2.    Kurangnya aktivitas fisik

Aktivitas fisik sangat penting untuk menjaga kebugaran dan meningkatkan fungsi jantung. Menurut WHO, setiap tahunnya ada sekitar 3,2 juta kasus kematian akibat kurangnya aktivitas fisik. Perkembangan teknologi menjadi salah satu pemicu penurunan aktivitas fisik. Orang yang kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik, memiliki risiko kematian 20% sampai dengan 30% lebih tinggi dibandingkan orang yang cukup aktif dalam beraktivitas. Beberapa aktivitas fisik yang bisa dilakukan seperti melakukan pekerjaan rumah, olahraga atau gerakan-gerakan ringan.


3.    Kebiasaan Merokok

Salah satu kebiasaan yang sangat merugikan bagi diri sendiri dan orang lain yaitu merokok. Paparan racun dapat dapat membahayakan kondisi paru-paru, terutama bagi mereka yang memiliki asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Ketika menghisap rokok, asapnya masuk ke dalam tubuh. Asap ini yang membawa zat-zat berbahaya seperti nikotin yang dapat membuat darah lebih kental sehingga menyebabkan gumpalan dan penyumbatan pada pembuluh darah.


4.    Konsumsi alkohol

Alkohol yang dikonsumsi tubuh akan membuat jantung berdetak tidak beraturan dan menyebabkan gangguan irama pada jantung. Selain itu dapat merusak otot jantung.


Efikasi Diri dan Dukungan Kerabat


Penyakit jantung memiliki potensi kematian yang mendadak menjadikan penderitanya sangat rentan mengalami gangguan psikologis seperti perasaan sedih, bingung, putus asa bahkan tidak mudah untuk menerima kondisi yang dialaminya, untuk itu penderita jantung membutuhkan efikasi diri dan dukungan orang lain sebagai support system. Efikasi diri yaitu sebuah keyakinan individu terhadap kemampuan diri sendiri dalam melakukan suatu hal, menghasilkan sesuatu dan mencapai tujuan tertentu.


Terdapat tiga aspek penting dalam efikasi diri yang dikemukakan oleh Albert Bandura, seorang psikolog asal Kanada yaitu adanya tingkat kesulitan, kekuatan dan generalisasi. Bagi penderita jantung, efikasi diri sangat penting karena dapat menumbuhkan keyakinan yang kuat dan percaya diri agar dirinya lekas sembuh, dimulai dari penerimaan diri kemudian merubah gaya hidup menjadi lebih sehat untuk mengurangi risiko peningkatan penyakit.


Kemampuan penderita jantung dalam merawat dirinya sendiri menjadi faktor penting untuk mengurangi risiko perawatan berulang (readmisi) di rumah sakit yang berdampak pada penurunan kesehatan dan peningkatan biaya perawatan. Penelitian yang dilakukan oleh Vanicelli tahun 2021 disebutkan bahwa alasan umum readmisi pada gagal jantung adalah keterlambatan dalam pengenalan gejala, ketidakpatuhan terhadap pengobatan dan diet, kurangnya pengetahuan dan tidak kompeten dalam merawat diri.


Tidak kalah penting dari efikasi diri, dukungan kerabat baik keluarga maupun teman dekat sangat penting agar penderita jantung semakin percaya diri melewati proses pengobatan penyakit jantung. Dukungan berupa pengingat minum obat, kontrol ke rumah sakit, pemberian asupan gizi seimbang, menciptakan suasana kondusif agar hati menjadi tenang, hingga informasi yang berkaitan dengan penyakit jantung. Keinginan untuk sembuh, efikasi diri dan dukungan keluarga yang dilengkapi kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien jantung di rumah sakit menjadi suatu paket support system yang membuat penderita jantung memiliki kualitas hidup yang jauh lebih sehat dan baik.


"Use heart, know heart" semoga jantung kita tetap sehat dan selalu sehat.


 

^) Penulis : Fajar Nur Farida, S.E, MPH

Administrator Kesehatan Muda RSUD Muntilan Kab. Magelang

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar