BERITAMAGELANG.ID - Pada masa lalu keberadaan kereta api jadi salah satu moda transportasi di Kabupaten Magelang.
Meskipun tidak semua jejak tersebut musnah, seyogyanya harus dipertahankan sebagai bentuk merawat sejarah perkeretaapian di Magelang.
Menurut Koordinator Komunitas Kota Toea Magelang, Bagus Priyana, sebagai komunitas pemerhati dan pelestari sejarah dan bangunan cagar budaya di Magelang, menuturkan, terdapat banyak stasiun di jalur perlintasan kereta api Magelang - Yogyakarta, yang saat ini kondisinya tidak sama.
"Yang paling istimewa kondisi bangunannya adalah stasiun Mertoyudan, bahkan sampai sekarang masih lengkap dengan bangunan rumah dinas Kepala Stasiun Mertoyudan, di Jl Mayjen Bambang Sugeng," ungkap Bagus.
Stasiun Mertoyudan dibangun pada 1898 oleh perusahaan swasta kereta api Hindia Belanda Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Pada zaman kejayaannya, stasiun ini ramai oleh masyarakat sekitar, guna bepergian ke Yogyakarta maupun Semarang.
Namun sekitar tahun 70an, stasiun-stasiun di jalur tersebut tutup, dikarenakan kalah dengan moda transportrasi lainnya, seperti bus dan minibus yang berjalan lebih cepat di atas jalan beraspal.
Adapun stasiun di jalur tersebut, selain stasiun Mertoyudan adalah Stasiun Japunan Danurejo, Stasiun Blondo, Stasiun Blabak Mungkid, Stasiun Palbapang, Stasiun Muntilan, Stasiun Jumoyo dan stasiun kecil lainnya hingga masuk ke wilayah Yogyakarta.
"Stasiun lainnya di jalur Magelang - Yogyakarta selain Stasiun Mertoyudan kondisinya memprihatinkan, seperti Stasiun Blabak yang sudah dibongkar tinggal tembok belakangnya saja. Bahkan stasiun lainnya sudah tidak ada wujud bangunannya," papar Bagus.
Adapun untuk Stasiun Blondo, meskipun masih berdiri, namun separuh lebih bangunan sudah diubah. Meskipun di beberapa bagian bangunan masih dijumpai ornamen khas bangunan Belanda, seperti daun jendela, kusen pintu dan kerangka bangunan.
"Bangunannya sudah berubah, sekilas sudah tidak menampakan bangunan bekas stasiun. Namun jika diperhatikan masih ada unsur peninggalan Belanda seperti jendela dan kusen pintu," tandas Bagus.
Saat ini bekas Stasiun Blondo sudah beralih fungsi sebagai tempat pijat. Termasuk sekitar rel kereta api sudah dikepung rapat oleh bangunan pemukiman penduduk.
Bagus Priyana berpendapat, bentuk stasiun harus memperhatahankan wujud bangunan sebagai stasiun, jangan sampai berubah bentuk kehilangan ciri khas sebagai stasiun.
"Alasannya adalah, sebagai identitas sejarah perkretaapian. Penggunaan aset lahan menjadi kewenangan PT KAI. Namun jejak peninggalan kereta api di Magelang, harus dipertahankan. Meskipun bangunan dialihfungsikan, tapi seyogyanya wujud bangunan asli tetap dipertahankan," harap dia.
0 Komentar