Pelajar Tangkal Radikalisme Lewat Video Pendek

Dilihat 1809 kali
Salah satu kelompok saat praktek membuat video pendek, Rabu (31/10)

BERITAMAGELANG.ID - Banyak cara dilakukan untuk mencegah masuknya faham radikalisme dan terorisme, salah satunya lewat video pendek. Untuk membekali skill produksi video pendek tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Jawa Tengah (FKPT Jateng) menggelar workshop pembuatan video pendek bagi pelajar SMK-SMA-MA se-Kota dan Kabupaten Magelang di Aula SMK Syubbanul Wathon Pesantren API Tegalrejo Magelang, Rabu (31/10).

Ketua FKPT Jateng, Dr. Budiyanto menuturkan, virus intoleransi, radikalisme dan terorisme akhir-akhir ini menyebar dengan leluasa di jagad maya, nyaris tidak terbendung dan tidak tertandingi narasi-narasi sesatnya. Pesan propaganda negatif terus-menerus mempengaruhi kalangan muda yang sepanjang hari menjadi penikmat informasi melalui saluran komunikasi digital.

"Melalui workshop ini, kalangan pelajar selain dikenalkan dampak negatif dan bahaya intoleransi, radikal dan teror agar terpicu untuk menghindari dan mencegahnya, sekaligus menanamkan penguatan nasionalisme," harap Budiyanto.

Ketua IKA Unnes Semarang itu melanjutkan, usai mengikuti workshop ini, para pelajar memiliki kemampuan memproduksi video pendek, mereka diharapkan dapat menjadi duta-duta pencegah kejahatan kemanusiaan luar biasa lewat karyanya (video pendek).

"Jadi, publik terutama kalangan muda yang menjadi pengakses informasi media siber bisa memperoleh informasi alternatif, alias tidak selalu menerima informasi bernada kebencian, namun mendapat informasi posisif dan edukatif," ungkapnya.

Tutor workshop video pendek BNPT 2018, Swastika Nohara menuturkan, selama sehari kemarin, dirinya bersama seorang aktor Sha Ine Febriyanti memberikan materi dasar pembuatan video pendek sekaligus praktek.

"Dari jumlah peserta 220 kita bagi 13 kelompok, mereka kita minta membuat satu karya video pendek satu menit dengan tema besar menjadi Indonesia. Hasil karyanya tersebut diunggah dan di tag ke bvifest (lomba video pendek BNPT)," ucapnya.

Penulis skenario film itu melanjutkan, karya-karya video pendek tersebut sekaligus dilombakan bersama pelajar dari 32 Provinsi di Indonesia dengan merebutkan total hadiah 54,5 juta. 

"Nanti diambil 10 besar untuk diundang ke Jakarta. Dari 10 besar tersebut, kita ambil tiga terbaik dengan tiga kategori. Yakni kategori cerita terbaik, video terbaik dan video paling populer," pungkasnya.

Ketua Yayasan Syubbanul Wathon API Tegalrejo, KH Yusuf Chudlory menuturkan, di pesantren API Tegalrejo sebagaimana pesantren lainnya yang diasuh kyai NU tidak ada materi khusus tentang anti intoleransi, radikal dan teror. Namun, spirit bela dan cinta tanah air menyatu dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Selain itu, lanjut Gus Yusuf, peran sentral kyai yang diikuti para guru ngajinya dalam memberikan keteladanan dalam menjalani hidup sehari-hari sangat berperan dalam membentuk karakter santri untuk selalu mencintai tanah air dan bangsanya.

"Jadi apa-apa materi yang diajarkan juga keteladanan sang kyai otomatis melekat tiap diri santri mempunyai daya cegah intoletansi, radikal dan teror," ucapnya.

Pengasuh Ponpes API Tegalrejo itu juga mendukung langkah BNPT-FKPT Jateng membekali siswa dan santri menangkal faham radikalisme dan terorisme video atau film.

"Di era virtual ini, sebuah keniscayaan santri mengusai IT, salah satunya membuat video pendek. Dengan video pendek tersebut kita bisa berdakwah sekaligus mencegah faham radikalisme dan terorisme," tutupnya. 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar