Ustad Wijayanto: Romantisme Sejati Adalah Kebersamaan dalam Ketaatan

Dilihat 227 kali
Ustad Wijayanto memberikan materi pada Jemaah Majelis Taklim Salima tentang harta yang paling berharga menurut Rasulullah SAW.

BERITAMAGELANG.ID - Majelis Taklim Sahabat Muslimah Muntilan (Salima) menggelar kajian Islam menghadirkan Ustad Wijayanto di Joglo Ngawen Dairy Farm Muntilan Kabupaten Magelang, Rabu (13/8). Kajian kali ini menarik antusiasme para jemaah, termasuk beberapa dari Yogyakarta, yang bersemangat mengajukan pertanyaan seputar romantisme pasangan muslim, khususnya kebersamaan dalam ketaatan.


Dalam sesi tanya jawab, Ustad Wijayanto menjelaskan, romantisme sejati dalam rumah tangga adalah kebersamaan dalam ketaatan. Ia menegaskan kebersamaan yang tidak didasari ketaatan bukanlah romantisme. 


"Mencari pasangan hidup itu mudah, namun membangun ikatan suami istri yang romantis dalam beragama itu yang menjadi tantangan," ujar Ustad Wijayanto.


Menurutnya, pasangan yang romantis adalah yang saling menyemangati dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT.


Salah satu jemaah, Anik yang hadir dari Taman Siswa Yogyakarta, mengungkapkan pengalamannya. Ia mengaku selama ini cukup kesulitan meminta izin suami untuk menghadiri majelis ilmu.


"Tadi Ustad menyarankan izin atau rida suami itu penting, dan saya disuruh untuk tidak putus asa mengingatkan serta mengajak suami dalam kebaikan terutama datang ke majelis ilmu," kata Anik.


Dengan mengikuti kajian ini, Anik menjadi paham bahwa suami dan istri perlu sama-sama belajar agama agar bisa membangun keluarga yang harmonis dalam ketaatan. Anik mengaku senang bisa mengikuti kajian yang diselenggarakan Majelis Taklim Salima karena materi yang disampaikan sangat bermanfaat untuk menjalankan kehidupan sehari-hari.


Pada pemaparannya, Ustad Wijayanto mengupas makna harta yang sesungguhnya dengan merujuk pada tafsir Al-Qur'an dan hadis. Ia menjelaskan tafsir Surah At-Taubah ayat 34 tidak secara mutlak melarang kepemilikan harta. Ayat tersebut melarang penimbunan harta yang tidak ditunaikan haknya, yaitu zakat.


Setelah turunnya ayat ini, Ustad Wijayanto menceritakan para sahabat sempat khawatir dan bertanya kepada Rasulullah SAW, harta apa yang paling baik untuk disimpan? Rasulullah SAW kemudian menjawab bahwa harta yang paling berharga adalah lisan yang selalu berzikir, hati yang selalu bersyukur, dan pasangan yang menyemangati dalam agama.


Lebih lanjut, Ustad Wijayanto menerangkan makna dari ketiga "harta" tersebut. Lisan yang senantiasa mengingat Allah SWT. Menurutnya, cara Allah mencintai hamba-Nya terkadang melalui sakit, karena dengan sakit, seorang hamba akan lebih sering mengingat-Nya.


Ustaz Wijayanto mengutip Surah Ibrahim ayat 7: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya akan Aku tambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat pedih".


Ia menegaskan, bersyukur merupakan kunci untuk mendapat tambahan nikmat dari Allah.


"Harta yang paling berharga menurut Rasulullah selanjutnya setelah lisan yang mengingat Allah dan bersyukur, yaitu pasangan yang menyemangati dalam agama," ungkapnya.


Ustadz Wijayanto menekankan, pendamping hidup yang baik adalah harta yang tak ternilai, yang senantiasa mengajak dan mendukung dalam kebaikan.


Menutup kajiannya, Ustad Wijayanto menggarisbawahi pernyataan Rasulullah SAW bahwa kekayaan sejati bukanlah harta benda, melainkan kemampuan untuk merasakan nikmat yang diberikan Allah.



Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar