Peran Muslimat NU Dalam Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting

Dilihat 2153 kali
Penyelenggaraan kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Gedung NU Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID-Permasalahan stunting di Indonesia masih menjadikan PR bagi pemerintah dimana kasus stunting pada tahun ini masih dikatakan tinggi dan harus dapat diturunkan. Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) baik pusat maupun daerah terus berupaya menurunkan stunting dengan cara pendampingan salah satunya memberikan edukasi berupa sosialisasi kepada masyarakat. 

Terkait dengan hal tersebut, pada Selasa 20/12/2022 bertempat di Aula Kartika Nawa Gedung NU Kabupaten Magelang, Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Magelang, dengan difasilitasi Dinas Sosial PPKB PPPA Kabupaten Magelang dan BKKBN Provinsi Jawa tengah menyelenggarakan kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting kepada seluruh pimpinan cabang dan pimpinan anak cabang Muslimat NU beserta seluruh anggota dari 21 kecamatan. Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas PPKB PPPA Kabupaten Magelang.

Dalam sambutannya Kepala Dinas PPKB PPPA Kabupaten Magelang, Bela Pinarsi, SH, MM. mengatakan bahwa kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting kepada seluruh pimpinan cabang dan pimpinan anak cabang Muslimat NU ini merupakan salah satu strategi pemerintah dalam mencapai target penurunan angka stunting di Kabupaten Magelang khususnya. Perlu diketahui bahwa Penyuluh Lapanagan KB di Kabupaten MAgelang samai dengan Oktober 2022 berjumlah 44 orang sedangkan jumlah desa dan kelurahan ada 372, ini artinya rasio PKB satu orang penyuluh harus membina lebih dari 8 desa. Sementara idealnya satu orang penyuluh hanya membina dua desa.

"Jika melihat rasio Penyuluh KB di Kabupaten Magelang yang tidak ideal maka, sepatutnya kita menyambut baik kegiatan ini dikarenakan Muslimat NU mempunyai anggota dan kader di seluruh Indonesia dan langsung terkait dengan problem sehari-hari ibu dan anak," kata Bela Pinarsi.

Ditambahkan Bela Pinarsi, remaja menjadi prasyarat penentu dalam memetik bonus demografi, bila masih ada yang kawin muda, putus sekolah atau hamil berulang, hamil terlalu muda, hamil terlalu banyak, maka potensi anak lahir stunting akan tinggi.

"Disinilah peran keluarga berencana, bagaimana merencanakan keluarga, jarak kelahiran direncanakan sehingga tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan, tidak ada anak yang tidak diinginkan. Inilah kunci bagaimana hubungan keluarga berencana yang didalamnya ada kontrasepsi menjadi penentu adanya stunting, kemudian menentukan generasi emas di masa depa," beber Bela Pinarsi.

Sementara itu dr. Juliani, Sp.A(K), M.Kes Kader BKKBN dalam paparan materinya mengatakan bahwa stunting merupakan kondisi kurangnya gizi kronik yang dapat memperlambat tumbuh kembang anak. Konsekuensi dari kurang gizi pada 1000 hari pertama kehidupan berdampak pada timbulnya malnutrisi yang bersifat permanen dan berdampak jangka panjang.

"Pada 1000 HPK adalah waktu paling tepat untuk mencegah stunting, karena pada periode ini adalah waktu tumbuh kembang otak pada anak," kata Juliani.

 Stunting memiliki dampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia, produktifitas serta daya saing.  Untuk mengatasi masalah stunting ini perlu diperhatikan sedini mungkin masalah kesehatan serta kebersihan lingkungan. 

"Agar stunting ini dapat diselesaikan dengan baik dan  sesuai dengan target perlu kerja keras serta kesadaran semua pihak baik para petugas PLKB maupun masyarakat untuk bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat yang belum paham," ajaknya.

Pada kesempatan yang sama Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Magelang Dra Hj. Noer Istiqomah menyempaikan peran serta seluruh komponen sangat diperlukan dalam mencapai target percepatan penurunan stunting, baik pemerintah, swasta, dunia usaha dan masyarakat. Muslimat NU sebagai salah satu ormas keagamaan yang merupakan ormas perempuan terbesar di Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam penanggulangan stunting.

“Salah satu kunci dari pencegahan stunting adalah memperbaiki Gizi dan Nutrisi makanan di masa kehamilan dan terus melakukan pantauan berat dan tinggi badan anak terlebih dalam masa 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) mereka, mulai masa Hamil 9 bulan, Masa pemberian ASI Ekslusif, dan masa tumbuh kembang anak di dalam periode 1000 HPK," kata Noer Istiqomah saat memberikan paparan.

Untuk mendukung program percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Magelang, Muslimat NU Kabupaten Magelang mempunyai program Inovasi yang diberi nama KAMU PENTING ( Kader Muslimat Peduli Stunting). Kegiatan dalam inovasi KAMU PENTING meliputi : (1) Kader Muslimat ikut aktif dalam kegiatan posyandu balita; (2) Pendampingan dan pemantaun balita terutama balita dengan gizi kurang/ STUNTING; (3) Pendampingan dan pemantauan pemberian PMT gizi kurang/ stunting; (4) Pendampingan dan pemantauan bumil terutama bumil Resti; (5) Sosialisasi tentang Pencegahan Stunting dan Peran Muslimat NU dalam penurunan angka Stunting di semua Majelis Ta’lim (Cabang,Anak Cabang,  Ranting, Anak Ranting); dan (6) Membuat Group WA ibu hamil sekabupaten Magelang (Inisiasi)

"Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam membantu menurunkan angka Stunting. Kerjasama dan perhatian antara kader Muslimat dan ibu  diharapkan juga dapat menumbuhkan  kesadaran dari Ibu Hamil sendiri akan pentingnya peran Ibu dalam melakukan Pengawalan terhadap janin dan bayi mereka, terlebih dalam masa 1000 HPK," harapnya.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar