Agroforestry Kopi Lestari Jaga Ekologi Kawasan Menoreh dan Sumbing

Dilihat 98 kali
Penanaman kopi saat peluncuran Agroforestry Kopi Lestari di desa Ngadiharjo Borobudur, Jumat (12/12) .

BERITAMAGELANG.ID - Program Agroforestry Kopi Lestari resmi diluncurkan pada Jumat, (12/12) di Desa Ngadiharjo, Borobudur, Kabupaten Magelang. Kegiatan pembukaan ditandai dengan penanaman simbolis bibit pohon kopi, dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) Petani Kopi Milenial Menoreh bertema "Sinergi Petani Milenial dan Konservasi Berbasis Pohon Kopi".

Setelah kegiatan di Ngadiharjo, program berlanjut di Desa Adipuro, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang pada 13-14 Desember 2025. Desa yang berada di lereng Gunung Sumbing ini juga menjadi lokasi implementasi program konservasi berbasis kopi tersebut.

"Program ini menyatukan hulu dan hilir untuk melakukan tindakan nyata lewat penanaman pohon untuk konservasi. Pohon yang ditanam adalah kopi," ujar Lukman Fauzi, Manager Konservasi Hulu Hilir Agroforestry Kopi Lestari.

Di Desa Adipuro, katanya, telah ditanam 2.000 pohon kopi arabika pada ketinggian 1.300 mdpl. Sebagian pohon sudah memasuki masa panen, karena penanaman dimulai sejak 2019. Sebanyak 30 petani telah tergabung dalam program ini, dengan target penanaman mencapai 15.000 pohon.

Sementara itu, di Desa Ngadiharjo, program menargetkan penanaman 1.000 pohon kopi robusta sebagai langkah awal untuk rehabilitasi lahan dan penguatan ekonomi petani lokal.

Project Leader Agroforestry Kopi Lestari, Sholahuddin al-Ahmed menyampaikan, program ini lahir dari keprihatinan terhadap banyaknya lahan terbuka di lereng-lereng gunung.

"Ini merupakan praktik baik yang akan terus dikembangkan di Lereng Menoreh Borobudur dan Lereng Gunung Sumbing. Kami membuka donasi bibit pohon kopi agar dapat menjangkau area yang lebih luas lagi," ujarnya.

Menurutnya, pemilihan pohon kopi bukan tanpa alasan. Selain mampu menyerap air dan menjaga keseimbangan lingkungan, kopi dapat ditanam di bawah tegakan ataupun di sela-sela tanaman pertanian sehingga tidak mengganggu pola tanam petani.

Sholahuddin menambahkan, setiap komunitas petani akan membentuk koperasi untuk mengelola pascapanen, prosesing, hingga pemasaran produk secara komunal.

"Ini dikelola secara kolektif oleh komunitas sehingga memberikan manfaat ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan," katanya.

Seluruh informasi mengenai program Agroforestry Kopi Lestari dapat diakses melalui situs resmi kopihijaulestari.com.

Petani Milenial Desa Ngadiharjo, Kukuh Wicaksono mengatakan program Agroforestry Kopi Lestari sangat menarik, karena mengenalkan penanam kopi dari nol, bagaimana cara menanam merawat, memanen hingga melakukan proses paska panen. Sebagai petani milenial dia dan teman-temannya tertarik ikut gabung dan memanfaatkan lahan dari orang tuanya.

''Saya sendiri menanam sekitar 100 pohon dan nanti akan terus bertambah. Ini sangat menarik dan hal yang baru bagi kami karena kopi memiliki nilai ekonomi tinggi,'' katanya.

Mendatang, kopi di Menoreh akan dijadikan paket wisata edukasi kopi yang unik, memberikan wawasan tentang pentingnya merawat lingkungan tapi memiliki nilai ekonomi tinggi, tanam kopi untuk ekologi.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar