Dunia Metaverse, Hanya Tren atau Masa Depan?

Dilihat 56 kali

Coba bayangkan ada sebuah dunia dimana kamu dapat belajar, bekerja, bermain, dan bertemu banyak orang tanpa harus keluar rumah atau berpindah tempat secara nyata. Dunia itu sekarang bukan lagi hanya cerita fiksi, dunia virtual tersebut yang dikenal sebagai metaverse.

Kata atau istilah metaverse sendiri mulai dikenal dan populer sejak raksasa teknologi seperti Meta (Facebook), Google, hingga Microsoft mulai mengembangkan sebuah platform realitas virtual atau dikenal sebagai VR dan augmented reality atau AR yang makin canggih dan imersif.

Di Indonesia sendiri, metaverse mulai dikenalkan melalui pameran-pameran teknologi baik di sektor pendidikan, wisata budaya, hingga pembangunan kota berbasis virtual.

Namun, banyak muncul pertanyaan dari masyarakat sendiri, apakah metaverse ini hanya sebuah tren sesaat, atau akan benar-benar jadi teknologi masa depan yang dapat dirasakan semua kalangan?

Apa itu metaverse? metaverse adalah sebuah ruang digital berbentuk tiga dimensi atau 3D yang dapat diakses melalui internet dan membuat pengguna dapat merasakan kehadiran, berinteraksi, dan beraktivitas seperti sedang berada di dunia nyata melalui avatar masing-masing di dunia digital.

Metaverse memiliki beberapa teknologi pendukung agar bisa dinikmati, seperti :

  1. Virtual Reality atau VR, yaitu sebuah dunia digital yang dapat kita masuki dengan bantuan perangkat seperti headset Oculus.
  2. Augmented Reality, juga dikenal sebagai AR, memungkinkan elemen digital hadir di dunia kita dan dunia nyata. Contohnya seperti game Pokemon GO, yang membuat kita seolah dapat melihat karakter pokemon berada di dunia nyata melalui layar ponsel.
  3. Blockchain & NFT, untuk membentuk lingkungan pembayaran yang aman atas kepemilikan aset digital yang ada.
  4. Kecerdasan Buatan (AI), yang dapat membuat interaksi antar pengguna maupun dengan objek di sekitarnya dalam metaverse makin terasa nyata.


Di mana metaverse ini telah diterapkan?

Meskipun metaverse secara keseluruhan belum sangat matang, ada beberapa contoh metaverse yang telah digunakan oleh beberapa orang, contohnya :

  1. Dalam dunia pendidikan, beberapa universitas di luar negeri telah mulai menyelenggarakan kelas dalam dunia virtual 3D;
  2. Pelatihan dan simulasi yang dijalankan menggunakan VR memberikan pengalaman secara nyata sehingga sangat baik untuk meningkatkan pengalaman karyawan dalam proses pelatihan misal untuk prosedur-prosedur keselamatan;
  3. Dalam dunia game sudah ada beberapa yang memanfaatkan teknologi ini seperti Fortnite, Roblox, dan Minecraft sebagai ruang sosial digital yang meningkatkan pengalaman bermain;
  4. Sudah banyak brand besar yang melakukan bisnis dan branding di dunia metaverse seperti membuka sebuah "toko" digital maupun mengadakan program hiburan seperti konser virtual di dalamnya;
  5. Wisata dengan bentuk virtual, dengan menyediakan tur museum atau situs budaya dalam bentuk 3D yang mulai digunakan di beberapa platform yang ada seperti Notre Dame VR atau Rome Reborn VR.


Apakah ada potensi metaverse berkembang di Indonesia? Ya, tentu saja Indonesia tidak tertinggal untuk teknologi metaverse ini. Di Indonesia, metaverse mulai dikembangkan untuk berbagai sektor, seperti :

  1. Beberapa universitas yang ada di Indonesia mulai bereksperimen dalam pembuatan pembelajaran virtual berbasis metaverse. Universitas Indonesia, Gunadarma, serta Gadjah Mada adalah contohnya;
  2. Di sektor budaya dan pariwisata pemerintah juga mulai mengeksplorasi potensi wisata dengan menghadirkan wisata virtual seperti Candi Borobudur dan Raja Ampat dalam bentuk penjelajahan Tour 360;
  3. Metaverse juga mulai membuka peluang sebagai wadah produk lokal, konser, pameran virtual untuk UMKM, seniman, maupun masyarakat umum di Indonesia tanpa batas ruang. Seperti contohnya WonderVerse platform metaverse dari Kemenparekraf.

Meskipun metaverse tampak menjanjikan, hal ini menghadapi sejumlah masalah besar. Misalnya, pada penggunaan perangkat AR/VR yang digunakan untuk mendukung kegiatan di dalam metaverse masih tergolong mahal, serta kebutuhan akan konesi internet yang stabil pada penggunaannya masih belum bisa dinikmati di seluruh wilah di Indonesia, karena beberapa wilayahpun bahkan masih tergolong daerah blankspot. Keamanan digital serta kesiapan masyarakat dalam melindungi diri dari risiko-risiko digital. Etika dan identitas digital yang belum jelas apakah norma sosial akan tetap berlaku di dunia digital. Kesenjangan digital mungkin juga memperlebar jarak antara masyarakat umum dan mereka yang mahir menggunakan teknologi.

Jadi, Tren Sementara atau Masa Depan? Jawabannya mungkin keduanya. Metaverse masih sangat baru dan banyak aplikasinya masih bersifat eksperimental dan belum digunakan oleh masyarakat luas. Namun, tren digital global menunjukkan ruang virtual akan semakin berperan dalam kehidupan manusia seperti untuk pendidikan, pekerjaan, hiburan, bahkan kehidupan sosial.

Metaverse bukan sekadar tren teknologi, tetapi arah baru dalam transformasi digital global. Masa depannya tergantung pada bagaimana kita memanfaatkannya secara inklusif, etis, dan berkelanjutan.

Sebagai masyarakat, kita tidak harus menjadi ahli teknologi untuk memahami metaverse. Tetapi kita perlu melek digital, siap belajar, dan terbuka pada perubahan.


Nida Muna Fadhilla, Freelance Programmer

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar