Perpustakaan Rumah Baca Salam Wakil Jateng Lomba Tingkat Nasional

Dilihat 150 kali
Tim visitasi Lapangan Lomba Perpustakaan Nasional 2025 meninjau Rumah Baca Perpustakaan Desa Salam, Kecamatan Salam, Senin (22/9).

BERITAMAGELANG.ID - Perpustakaan Rumah Baca Salam di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, menjadi perhatian nasional setelah terpilih mewakili Provinsi Jawa Tengah dalam Lomba Perpustakaan Desa Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2025. Penilaian lapangan oleh tim juri nasional dilaksanakan pada Senin (22/9) di lokasi perpustakaan.

Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, melalui sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Asfuri Muhsis menyampaikan rasa bangga atas capaian Desa Salam.

"Pemerintah Kabupaten Magelang merasa bangga dan berbahagia karena Perpustakaan Desa Salam dipercaya mewakili Jawa Tengah di tingkat nasional. Pemerintah daerah berkomitmen penuh untuk mendukung gerakan literasi masyarakat, baik melalui pengembangan perpustakaan desa, peningkatan kapasitas pengelola, maupun penyediaan sarana digital, " ujar Asfuri.

Lebih lanjut ia menyampaikan, kehadiran tim visitasi diharapkan dapat menjadi motivasi untuk terus meningkatkan layanan perpustakaan desa sehingga mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

"Apapun hasil penilaian ini, akan kami jadikan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan agar kualitas perpustakaan desa di Kabupaten Magelang terus meningkat," tegasnya.

Ia menambahkan, kehadiran Perpustakaan Desa Salam sebagai nominator nasional diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi perpustakaan desa lainnya di Kabupaten Magelang. Pemerintah daerah menegaskan komitmen untuk terus menjadikan perpustakaan desa sebagai pusat literasi, pembelajaran, dan pemberdayaan masyarakat.

Perwakilan tim juri, pegiat literasi nasional, Maman Suherman menjelaskan, dari total 84.276 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia, hanya 24 nominator yang berhasil masuk tahap penilaian lapangan. Terdiri atas 12 perpustakaan desa dan 12 taman baca masyarakat, salah satunya adalah Perpustakaan Desa Salam.

"Proses penilaian menggunakan delapan indikator utama dan 26 indikator turunan, yang mencakup aspek fisik, alokasi anggaran desa, pelayanan, inovasi, serta dampaknya terhadap pemberdayaan masyarakat. Desa Salam terpilih karena memenuhi indikator tersebut dengan baik," ungkapnya.

Ia menambahkan, Desa Salam merupakan satu dari tiga desa di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang masuk nominasi. Proses penilaian dilakukan secara langsung oleh tim juri nasional yang berasal dari berbagai kementerian dan lembaga, antara lain Perpustakaan Nasional RI, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa PDTT, serta perwakilan pegiat literasi nasional.

"Harapan kami, apabila Desa Salam berhasil meraih prestasi nasional, hal ini akan semakin mendorong kepedulian semua pihak terhadap pengembangan perpustakaan desa berbasis inklusi sosial," tambahnya.

Kepala Pengelola Rumah Baca Salam, Anis Nurul memaparkan perpustakaan ini berdiri pada 2019 di atas tanah kas desa. Pada awal berdiri, perpustakaan hanya memiliki 100 buku dan 50 anggota.

"Kini koleksi buku bertambah menjadi lebih dari 3.000 eksemplar dengan anggota aktif mencapai 2.000 orang. Kami juga baru saja meluncurkan layanan perpustakaan digital sebagai upaya transformasi layanan," kata Anis.

Selain koleksi buku, Rumah Baca Salam mengembangkan berbagai fasilitas seperti pojok baca anak, pojok disabilitas, ruang multimedia, pojok UMKM, cafe literasi, hingga greenhouse. Kegiatan rutin pun diselenggarakan, antara lain kelas komputer, menggambar, tari, calistung, dan bimbingan belajar.

"Sebagian besar pengelola adalah generasi Z, yang memiliki semangat untuk menghadirkan perpustakaan sebagai ruang literasi inklusif. Hal ini selaras dengan visi Kabupaten Magelang yang Anyar Gress: aman, nyaman, religius, unggul, dan sejahtera," tambah Anis.

Dengan semangat tersebut, Rumah Baca Salam diharapkan dapat menjadi model perpustakaan desa berbasis inklusi sosial yang mampu mendukung peningkatan budaya baca, pemerataan pendidikan, dan pembangunan masyarakat di Kabupaten Magelang.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar