Pujabhakti Agung Asadha, Menteri Agama Ajak Umat Teladani Ajaran Buddha

Dilihat 91 kali
Sekitar 12.000 umat Buddha mengikuti Pujabhakti Agung Asadha 2569/2025 di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang Minggu (6/7/2025).

BERITAMAGELANG.ID - Keluarga besar Theravada Indonesia menggelar Pujabhakti Agung Asadha 2569/2025 di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Minggu (6/7/2025). 


Kegiatan ini merupakan puncak dari pembacaan Kitab Suci Tripitaka yang digelar sejak Jumat - Minggu, 4-6 Juli 2025 di Taman Lumbini ini diikuti ribuan umat Buddha dari dalam luar negeri. 


Hadir dalam acara tersebut Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar mengatakan, Asalha Mahapuja adalah memperingati penyampaian fatwa pertama Siddharta Gautama di depan lima muridnya. Moment spiritual itu menegaskan ajaran Buddha meminta manusia mengedepankan kehalusan bukan kekasaran. 


"Khotbah itu mengajak manusia untuk mengedepankan kehalusan, bukan kekasaran. Dan itulah substansi dari ajaran Buddha yang sangat luhur," kata Menag Nasarudin usai acara tersebut.

Menag menambahkan, ajaran-ajaran Buddha sejatinya bersifat feminin. Bukan dalam arti gender, tapi dalam semangat merawat, membina, dan mengasuh kehidupan.


Menurutnya, hal itu merupakan sebuah sifat spiritual yang justru sering tertutupi oleh praktik keberagamaan yang terlalu maskulin: keras, menaklukkan, dan dominan.


"Tuhan dalam banyak perspektif agama lebih menonjol sifat feminin-Nya: sebagai pemelihara alam. Tapi mengapa umatnya justru maskulin? Ini menandakan jarak antara ajaran dengan pemeluknya, dan itu adalah persoalan besar dalam keberagamaan kita hari ini," jelasnya.


Menag berpesan jika ingin menciptakan keharmonisan dalam kehidupan, manusia harus mencintai bukan sesama manusia saja, tapi juga mencintai pohon, binatang, dan seluruh alam semesta sesuai ajaran Buddha yang luhur.


“Aku adalah kau. Satuan asih itu perlu diterapkan dalam kehidupan. Sama seperti Pancasila, Kemanusiaan dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi, ajaran-ajaran itu sangat Pancasilais. Kan universal," pesannya.

Dalam kesempatan itu, Biksu Sri Pannavaro Mahathera menyerahkan kenang-kenangan kepada Menag Nasaruddin Umar, Mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin dan tokoh lainnya.

Ketua Panitia Umum ITC dan Asalha Mahapuja 2569/2025, Bhikkhu Gutadhammo Mahathera mengatakan pentingnya menghidupkan ajaran yang tak lapuk dari kitab suci Tripitaka dalam keseharian umat.


Sesuai ajaran itu adalah welas kasih dan saling menghormati menjaga kelestarian alam dan keimanan.


"Di tengah konflik krisis lingkungan di dunia saat ini, lantunan Tipitaka dari Candi Borobudur ini menjadi pesan kedamaian universal lintas bangsa, lintas bahasa dan lintas keyakinan," tegasnya.



Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar