Ratusan Siswa Ikuti MPLS Sekolah Rakyat Antasena

Dilihat 34 kali
Siswa Sekolah Rakyat di Sentra Terpadu Antasena Tempuran Kabupaten Magelang menjalani cek kesehatan sebelum masuk asrama

BERITAMAGELANG.ID - Peserta didik Sekolah Rakyat (SR) di Sentra Terpadu Antasena Tempuran Kabupaten Magelang mulai masuk asrama, Senin (14/7/2025). Satu siswa mengajukan diri mundur dari Sekolah Rakyat meski mengikuti kegiatan awal pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi para siswa baru. 


Kepala Sentra Terpadu Antasena Magelang Supriyono mengatakan, proses dimulai sejak pagi hari dengan tes kesehatan dan kebugaran. Jumlah siswa laki laki 48 dan perempuan 51 orang. 


Tes kesehatan standar ini meliputi pemeriksaan ketahanan fisik lari, status gizi, kesehatan jiwa, pendengaran, penglihatan, gigi, berat badan, dan tinggi badan.


Pemeriksaan ini guna memastikan seluruh siswa dalam kondisi sehat sehingga bisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan tidak memiliki riwayat penyakit yang berisiko selama menempuh pendidikan di asrama.


"Ada pemeriksaan terkait apa yang deteksi apakah dia punya penyakit apa tidak," kata Supriyono, Senin (14/7/2025).


Setelah menjalani serangkaian tes, 100 siswa yang masih ditemani orang tuanya ini kemudian masuk ke lingkungan asrama untuk membersihkan diri, makan siang bersama. Selanjutnya siswa mengikuti agenda MPLS yang digelar di ruang kelas.


Menurut Supriyono, dari laporan yang masuk terdapat satu siswa yang berniat mundur karena sejumlah alasan, namun dia tetap mengikuti kegiatan MPLS. 


Sebagai antisipasi pihak Antasena akan segera mencari pengganti dari anak yang sempat mendaftar pada tahap awal. Siswa pengganti itu akan diutamakan lolos verifikasi data. 


'Kebetulan pendaftar ada banyak, yang belum terakomodir 156 orang yang diterima 100. Di antara itu masih belum dapat sekolah," ungkap Supriyono. 


Kebutuhan para siswa di asrama Sekolah Rakyat ini sudah dipersiapkan dengan lengkap oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI dan termasuk tenaga pendidik, kurikulum yang diterapkan untuk siswa tingkat SMA. 


Sementara ini ada 16 guru dan 6 tenaga pendidik (tendik) yang akan mengampu SMA Sekolah Rakyat di Sentra Terpadu Antasena.


Adapun pembelajaran terbagi dalam tiga kurikulum diantaranya pendidikan umum kurikulum nasional, kurikulum pendidikan karakter dari Kemensos, dan kurikulum model pesantren.


"Pendidikan karakter ini berupa pendekatan personal dan psikologis berdasarkan talent dan bakat mereka seperti apa dan pelatihan keterampilan," ujar Kepala Sekolah Rakyat Antasena, Sri Redjeki.


Sri Redjeki menjelaskan kebutuhan makan siswa sudah ditanggung negara. Sedangkan dalam teknis pelaksanaan pihak sekolah berkerja sama dengan Sentra Terpadu Antasena dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).


"Cuman kalau dari SPPG hanya bisa melayani makan siang saja. Jadi otomatis makan pagi dan malam pihak Sentra yang menyediakan berkolaborasi dengan kita," papar Sri Redjeki.


Untuk diketahui, selain di Sentra Terpadu Antasena, satu Sekolah Rakyat di Kabupaten Magelang berlokasi di Gedung Pusdiklat Pamongpraja Kecamatan Tegalrejo dengan kuota sama yakni 100 siswa setingkat SMA.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar