Waspada Flu dan Batuk pada Anak

Dilihat 399 kali
Jamus Gemilang Bersama Dr. Arta Christin Yulianti, M.Sc, Sp.A, Dokter Spesialis Anak dari RSUD Merah Putih Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Flu dan batuk adalah keluhan yang sering dialami anak-anak, membuat orang tua khawatir. Dr. Arta Christin Yulianti, M.Sc, Sp.A, Dokter Spesialis Anak dari RSUD Merah Putih Kabupaten Magelang, menjelaskan lebih dalam mengenai kondisi ini.


Menurut Dr. Arta, flu, atau yang dikenal sebagai common cold atau selesma, adalah infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus, ditandai dengan demam, batuk, dan pilek. Gejalanya bisa berupa demam, hidung meler atau tersumbat, bersin, batuk, napas grok-grok, dan nyeri tenggorokan. Infeksi ini adalah yang paling umum terjadi pada anak-anak.


"Selesma dapat disebabkan oleh 100 hingga 200 jenis virus yang berbeda. Ini menjelaskan mengapa anak yang sudah diimunisasi influenza masih bisa terserang flu, karena imunisasi influenza hanya melindungi dari virus influenza, bukan dari ratusan virus lain penyebab selesma," jelas Dr Arta Saat Menjadi Narasumber Dalam Program Jamus Gemilang Bersama RSUD Merah Putih Kabupaten Magelang, Senin (28/7).


Seringkali dianggap sebagai musuh, batuk sebenarnya adalah refleks protektif dan mekanisme pertahanan tubuh. 


Batuk merupakan manuver pengeluaran udara paksa dari rongga dada melalui saluran napas yang terbuka mendadak, menghasilkan suara khas. Sebagai bagian dari sistem pertahanan saluran pernapasan yang kompleks, batuk membantu mencegah masuknya dan menghilangkan material asing dari saluran pernapasan, bersama dengan filtrasi patogen, pembersihan mukosilier, serta pertahanan fagositosis dan sistem imun. 


“Dalam kondisi sehat, batuk berkontribusi hingga 15 persen dalam pembersihan mukosa, dan meningkat menjadi 45 persen pada kasus bronkitis," jelasnya.


Batuk pada anak umumnya merupakan tanda Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang disebabkan oleh virus. Batuk dapat diklasifikasikan berdasarkan durasinya (akut, protraksi akut, kronis), penyakit yang mendasari (normal/diharapkan, spesifik, nonspesifik), dan kualitasnya (kering, basah/berdahak). Batuk kering sering disebabkan oleh iritasi atau inflamasi saluran pernapasan, sementara batuk basah/berdahak menunjukkan hipersekresi atau gangguan pembersihan mukosilier.


Anak-anak, terutama di bawah usia 6 tahun, lebih berisiko tertular flu dan batuk. Musim hujan dengan kurangnya kelembaban dapat membuat mukosa hidung lebih kering dan meningkatkan risiko infeksi. Lingkungan seperti daycare atau sekolah, serta adanya orang dewasa yang sakit di sekitar anak, juga meningkatkan penularan melalui droplet. Kurangnya higienitas juga menjadi faktor risiko.


Ketika anak mengalami flu dan batuk, Dr. Arta menekankan beberapa hal yang perlu dilakukan:

 * Cairan cukup: Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang memadai.

 * Istirahat cukup: Istirahat adalah kunci untuk pemulihan.

 * Nutrisi adekuat: Berikan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

 * Jauhkan dari orang sakit: Minimalkan kontak dengan orang yang sedang sakit.

 * Hindari pemberian obat bebas sembarangan: FDA tidak merekomendasikan obat bebas untuk gejala batuk dan pilek pada anak di bawah 2 tahun. Madu dapat diberikan pada anak berusia lebih dari 1 tahun untuk meredakan batuk.

 * Kenali warning sign: Penting untuk mengetahui tanda-tanda kapan harus mencari pertolongan medis segera.


Dr. Arta juga mengingatkan pentingnya etika batuk dan bersin, seperti menutup mulut dengan tisu atau lengan bagian dalam (bukan telapak tangan), menggunakan masker jika sedang batuk/flu, membuang tisu bekas ke tempat sampah, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.


Sebagai penutup, Dr. Arta Christin Yulianti menyampaikan pesan penting: flu bukanlah penyakit tunggal melainkan salah satu penyebab selesma yang umumnya disebabkan oleh virus dan bersifat self-limiting.

 

Anak di bawah 5 tahun lebih rentan tertular karena penularan yang sangat mudah. Oleh karena itu, patuhi protokol kesehatan dan jaga kebersihan diri. Cairan, istirahat, dan nutrisi adalah kunci utama untuk meningkatkan kekebalan tubuh, dan hindari memberikan obat bebas sembarangan pada anak dengan selesma. 


“Madu dapat menjadi pilihan untuk anak di atas usia 1 tahun," pesannya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar