SPPG Makan Bergizi Gratis di Magelang, Sementara Layani 790 Siswa di Mertoyudan

Dilihat 1015 kali
Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Magelang di Kecamatan Mertoyudan.

BERITAMAGELANG.ID - Kabupaten Magelang kini memiliki Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani program makan bergizi gratis (MBG).


Satuan pelayanan yang beroperasi di Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, sementara baru melayani 790 siswa di tujuh sekolah. Tiap SPPG mendapat kuota menyiapkan makan gratis untuk 3.000 penerima manfaat.


"Ada tujuh sekolah yang sekarang kami layani, terdiri dari TK Pertiwi Bina Siswa dan PGRI Tanjung Anom. Kemudian SD Tanjunganom, SD Suroyudan, SD Banjarnegoro 1 dan 3, serta SD Jogonegoro 1," kata Kepala SPPG Magelang, Muhammad Farhan Firdaus, Kamis (27/2/2025).


Menurut Farhan, secara bertahap jumlah penerima makan bergizi gratis di Kecamatan Mertoyudan akan bertambah hingga mencapai kuota 3.000 orang.


Hingga saat ini baru berdiri satu SPPG yang melayani sekolah di Kabupaten Magelang. Sebagian sekolah dilayani oleh satuan pelayanan pemenuhan gizi Kota Magelang yang mulai beroperasi November tahun lalu.


"Yang pasti jumlah penerima program yang kami layani akan terus bertambah. Masih ada kuota 2.210 orang. Ini Kecamatan Mertoyudan saja belum bisa mencakup semua," terangnya.


Menurut Farhan, SPPG di Banjarnegoro akan melayani sekolah yang berada dalam radius 30 menit perjalanan. Batasan wilayah itu memperhatikan keamanan makanan.


"Kalau di luar radius 30 menit (perjalanan), biasanya kami kontak dulu ke atasan. Kami minta petunjuk. Misal kok jarak 30 menit belum bisa. Ini juga berkaitan dengan food safety," lanjutnya. 


Pengiriman makan bergizi gratis tetap dilakukan selama bulan Ramadan. Menu yang disajikan akan menyesuaikan kebutuhan siswa selama puasa karena makanan akan dibawa pulang untuk berbuka.


"Mungkin nanti mirip takjil begitu ya. Jadi yang penting karbohidrat, protein terpenuhi. Indeks vitamin dan lain-lain tetap terpenuhi tapi tidak berbentuk makanan seperti nasi," jelasnya.


Karbohidrat misalnya bisa diganti dengan kentang yang lebih awet dibanding nasi jika disimpan hingga waktu berbuka.


Berdasarkan pedoman penyelenggaraan program makan bergizi gratis selama Ramadan, menu makan diubah menjadi sajian kering. Berupa roti manis atau biskuit, kurma, telur, susu, dan jeruk.


Badan Gizi Nasional merencanakan pemberian makan bergizi selama 14 hari efektif sekolah di bulan Ramadan. Pelaksanaan program makan bergizi akan terus dievaluasi melalui kuesioner yang dibagikan kepada para siswa.


Selama Ramadan, makanan dikemas dalam totebag untuk kemudian dipindah ke wadah makan yang dibawa siswa dari rumah.


Siswa diberi tanggung jawab untuk menjaga wadah makan. Ini sesuai tujuan program makan bergizi gratis yang tidak hanya memperhatikan pemenuhan gizi, tapi juga mendidik siswa agar disiplin.


Menurut Kepala Sekolah SD Negeri Tanjunganom, Maemonah, para siswa menyambut antusias pemberian makan bergizi gratis. Setiap hari rata-rata 89 siswa menerima bantuan makan bergizi.


"Anak-anak antusias sekali. Karena mungkin di rumah walaupun ada makanan berisi, tapi tidak sebaik ini. Ini kan pasti ada daging dan telur. Anak-anak suka," kata Maemonah.


Selama tiga hari pelaksanaan makan bergizi gratis di SDN Tanjunganom, anak-anak jadi mudah makan sayur.


"Akhirnya anak-anak latihan makan sayur. Tiga hari ini saya cek dari kelas 1 sampai kelas 6, habis semua. Tidak ada sisa sayur," ujarnya.


Maemonah menilai porsi yang disajikan cukup untuk memenuhi kebutuhan makan anak-anak. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi juga menyediakan menu pengganti untuk anak yang alergi pada jenis makanan tertentu.


"Ada tiga anak yang alergi daging, telur, dan udang. Menu makan mereka disesuaikan. Diganti bahan lain yang anaknya bisa makan. Untuk tempat makannya sudah ditulisi," terangnya.


Menu makan selama tiga hari ini antara lain lauk ayam dan tempe, serta sayuran tumis wortel dan soun tidak pedas.


"Harapan kami program ini berlanjut terus agar anak-anak itu tumbuh kembangnya baik. Ada peningkatan daya ingat, daya serap, daya pikir," harapnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar