Warga Sambeng Borobudur Gelar Festival Jala Sakmadya Untuk Konservasi Sungai Progo

Dilihat 1035 kali
Festival Jala Sakmadyo dengan ritual selamatan diatas rakit alur Sungai Progo Desa Sambeng Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Prosesi adat Sedekah Jala Sakmadya digelar masyarakat adat Dusun Gleyoran Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Sabtu (09/12/2023) sore. Festival yang dikemas ritual tersebut menjadi salah satu bentuk konservasi ekologi Sungai Progo yang menjadi sumber kehidupan masyarakatnya.


Penggerak budaya Desa Sambeng Siti Nur Hidayah mengatakan kelestarian ekologi Sungai Progo bagi penduduk Dusun Gleyoran adalah berkah kehidupan. Karena rata-rata mereka menjadi nelayan tradisional dan petani ladang secara turun temurun dengan cara menebar jala dan memasang wuwu (jebakan berbahan bambu).


"Jadi kita mengangkat tema Jala Sakmadya agar masyarakat tidak mencari ikan berlebihan, sebanyak banyaknya atau tidak rakus, tapi mencari ikan secukupnya," ungkap Siti Nur Hidayah atau Dayah disela-sela ritual tersebut.


Prosesi ritual Jala Sakmadya dilakukan dengan serangkaian doa, tarian dan persembahan hasil bumi masyarakat sebagai bentuk relasi menyatunya manusia dengan Sungai Progo. 


Tembang Sholawatan Jawa, tabuhan rebana dan bedhug dari kelompok Sabdo Jati mengiringi prosesi tersebut. Semua warga turut serta berjalan kaki sekitar 1 km dari tengah dusun menuju lokasi Kedung Balong yang merupakan bantaran Sungai Progo.


Lebih lanjut, Dayah mengatakan dalam event kali ini juga digelar pameran foto kegiatan masyarakat selama satu tahun terakhir, ritul jamasan jaran kepang hingga mengangkat isu ketahanan pangan dengan menampilkan gunungan durian dan sayur mayur.


"Ritual ini sebagai wujud rasa syukur nasyarakat Dusun Gleyoram atas kemakmuran dari aliran Sungai Progo seperti hasil bumi dan tangkapan ikan yang melimpah," papar Dayah.


Dijelaskan Dayah, jika keberadaan Sungai Progo juga merupakan sungai yang memiliki relasi dengan Candi Borobudur sehingga menjaga ekologi sungai juga menjaga Borobudur dari keserakahan manusia. Maka diharapkan dari berkat Borobudur tersebut masyarakat mampu mengambil manfaat baik segi material maupun moral.


Selain wujud sedekah kepada Sungai Balong (hilir Sungai Progo) prosesi ritual ini juga menjadi sarana promosi wisata Desa Sambeng yang hanya berjarak 3 km dari Candi Borobudur. Dusun Gleyoran Desa Sambeng menawarkan wisata alam berbasis aktifitas rakit dan kuliner ikan segar khas tangkapan Sungai Progo.


Dalam rangakaian tradisi ini juga digelar pasar jajanan tradisional, potong tumpeng, pentas kesenian, dan puncaknya adalah grebeg gunungan hasil bumi oleh warga setempat.


"Karena mengangkat desa wisata berdasar potensi lokal yang telah ada harapannya ekonomi masyarakat lebih meningkat," tutur Dayah.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar