Cuaca Kurang Bersahabat Harga Sejumlah Komoditas Sayuran Naik

Dilihat 1221 kali
Kondisi pasokan semua jenis sayuran di pasar Agrobisnis Sewukan Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang melimpah

BERITAMAGELANG.ID - Kondisi cuaca tidak menentu memicu kenaikan harga sejumlah jenis sayuran di pasar utama Agrobisnis Sewukan Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. kenaikan harga itu juga berkaitan dengan pasokan dari petani yang berkurang di akhir masa panen.

Salah satu pedagang sayuran Anik mengungkapkan, dalam satu pekan terakhir sayuran seperti cabai, dan tomat besar menjadi idola yang paling diburu para pedagang.

Hargan tomat saat ini juga cenderung menguntungkan bagi petani yakni dikisaran Rp 12.000 Rp.15.000/kg. Jika dibanding masa tanam sebelumnya pada akhir tahun 2023, harga tomat hanya dikisaran Rp 5000 – Rp 7000/kg. selain tomat, harga cabai rawit dan cabai merah juga masih bertahan tinggi dikisaran Rp 34.000/kg.

Kenaikan harga tomat itu dipengaruhi oleh minimnya hasil panen dari petani di musim hujan dan sesekali panas terik seperti sekarang ini. Selain itu juga luas lahan tanam  kedua komoditas tersebut cenderung sedikit jika dibanding tanaman hortikultura lain.

"Justru kalau gak hujan malah naik, kalau musimnya panas naik dan musim hujan malah turun," ungkap Anik yang ditemui Rabu (17/01/2024).

Sedangkan harga hari ini, lanjut Anik timun Rp 4.000/kg sebelumnya hanya Rp 3000/kg sedangkan untuk jenis sayuran daun seperti sawi, kembangkol, dan brokoli juga cenderung mengalami kenaikan harga dikisaran seribu rupiah perkilogramnya.

Berdasarkan data pengelola Pasar Agrobisnis Sewukan kondisi pasokan semua jenis sayuran saat ini sudah stabil melimpah jika dibanding musim kemarau.

"Untuk pasokan semua komoditas stabil," ujar Pengelola Pasar Agrobisnis Sewukan Dedi Kurniawan.

Namun demikian dengan tingginya curah hujan juga berpengaruh terhadap produktifitas beberapa jenis tanaman sayuran seperti kembangkol, wortel dan sawi. Selain rentan terhadap serangan hama, tingginya curah hujan juga membuat sayuran cepat mengalami pembusukan.

Dedi menjelaskan, keberadaan Pasar Agrobisnis sewukan ini menjadi pusat transaksi semua hasil pertanian dari petani lereng Gunung Merapi, Merbabu Andong, dan Telomoyo. Setiap hari hampir 150 ton lebih berbagai sayuran masuk dan keluar dari pasar ini.

Tingkatan harga dari pasar ini juga berpengaruh terhadap pasokan dan harga komodistas sayuran di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta dan kota besar lainnya.

"Bisa dikatakan ia berpengaruh kepada harga pasar lain karena di pasar ini bisa dikatakan tangan pertama," pungkasnya.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar