Diskusi Budaya Pengembangan KSPN Borobudur di Era New Normal

Dilihat 1354 kali
Diskusi budaya RRB dan Tim Konsultan Kementrian PUPR di Warung Info Jagad Cleguk Borobudur Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Memasuki era tatanan baru dimasa pandemi covid-19 sejumlah pelaku budaya di wilayah Borobudur Kabupaten Magelang menggelar diskusi dengan tema Evaluasi 17 Tahun Ruwat Rawat Borobudur (RRB) dalam menghadapi new normal, Kamis (3/9/2020).


Kegiatan di Warung Info Jagad Cleguk Jalan Medangkamulan Borobudur itu juga dihadiri tim konsultan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Balai Konservasi Borobudur (BKB), dan PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWC).


Untuk diketahui akibat pandemi covid-19 rangkaian kegiatan RRB dengan puncak acaranya pada 18 April 2020 bertepatan Hari warisan Dunia (World Heritage) terpaksa dihentikan. "RRB 2020 sempat terhambat oleh pandemi Covid-19. Kini kita coba beradaptasi dengan tatanan baru itu," kata Budayawan RRB dari Brayat Panangkaran Borobudur Sucoro mengawali acara.


Menurut Sucoro Candi Borobudur adalah Pusaka, Pustaka dan Pujangga. Keberadaan Candi Borobudur dibangun atas dasar pengabdian rasa dan karsa masyarakat abad ke 8 Masehi.


Sehingga, lanjut Sucoro, keberadaan cagar budaya Candi Borobudur yang menjadi manifestasi ekspresi spiritual dan budaya. Ruwat adalah niatan suci masyarakat untuk merawat, ada pemberdayaan dari Borobudur ke masyarakat. Kegiatan RRB mengangkat budaya menjadi bagian penting untuk mendukung nilai pariwisata, khususnya di masa transisi pandemi covid 19 saat ini.


"Kedepan nilai kearifan lokal budaya dapat terakomodir dalam pengembangan pariwisata Borobudur," harapnya.


Seperti diketahui, dalam rangka mendorong peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara pemerintah telah menetapkan kawasan Borobudur sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas atau 'Bali Baru' yang dikembangkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016.


Tim konsultan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bambang Sunaryo, dan Hernowo mengapresiasi kegiatan RRB yang konsisten dengan pelestarian budayanya.


Dijelaskan Bambang Sunaryo dalam mendukung pengembangan pariwisata Candi Borobudur sebagai tahap awal gerakan mengarah ke pembangunan infrastruktur. Saat ini wisatawan tidak mendapatkan apa apa (kesan ikonik) dari Borobudur. Sehingga dibutuhkan sosialisasi nilai budaya berbentuk bangunan gapura dan gerbang utama  yang diadaptasi dari Borobudur.


"Maka akan dibangun monumen arkeologi agar mudah mudahan wisatawan mendapat inspirasi," jelasnya.


Melihat kondisi saat ini di masa pandemi covid-19, menurut Bambang, kegiatan RRB selaras dengan tiga pendekatan penting dalam menata Borobudur yakni nilai-nilai universal pelestarian budaya. Kedua adalah dengan dasar mengembangkan sekaligus mensejahterakan masyarakat disekitarnya. Pelayanan dan kualitas wisatawan. Ketiga adalah tata kelola atau government dalam mendatangkan wisatawan.


"Butuh kepedulian semua dalam penataan kawasan Borobudur sebagai distrik budaya agar wisatawan dapat meningkat," ungkap Bambang.


Seperti diketahui, terdapat 88 destinasi yang masuk dalam daftar awal Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Superprioritas (KSPN). Dari jumlah itu mengerucut menjadi 5 destinasi yakni Danau Toba di Sumatera Utara, Candi Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika, Labuhan Bajo dan Likupan Sulawesi Utara.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar